Kamis, 17 November 2011

kertas lapuk




suatu hari bapakku berkata, kau tidak perlu menunggu bahagia datang – memenangkan lotere satu milyar atau pesiar keliling dunia berhenti di tiap kota yang ingin kau jelajahi, kau hanya memerlukan bahagia-bahagia kecil dalam hidupmu, kau hanya perlu merasa bersyukur, dan kau akan merasa beruntung, hari-harimu menjadi genap.

di tahun 1994, waktu usia saya baru 8 tahun dan duduk di kelas 3 sd, ritual membaca serial Laura Ingalls dimajukan dari jadwal. biasanya buku itu diambil dari buffet kaca di bulan november, kali itu dimajukan jadi bulan september. per 2 minggu saya menghabiskan membaca satu buku, pelan-pelan, seperti menikmati menjilati lollypop sedikit-sedikit supaya manisnya tidak habis-habis. setelah selesai membaca rumah kecil di rimba besar, saya berketetapan hati ingin menjadi penulis seperti laura bila besar nanti. laura memulai ceritanya dengan : 

suatu ketika, enam puluh tahun yang lalu, adalah seorang gadis cilik yang tinggal di rimba besar, di daerah wisconsin, dalam sebuah rumah kecil kelabu yang terbuat dari balok-balok kayu. pohon-pohon raksasa yang tinggi besar dan rindang mengelilingi rumah itu.

saya ingin sekali bisa berada di wisconsin, pada masa laura hidup, bisa menjadi kawan permainannya. merasakan datangnya musim dingin, pesta dansa dan meminum sirup mapel, mendengar lolongan serigala dari kejauhan, pokoknya saya suka membayangkan menjadi laura.

teman-teman saya di kelas tidak tahu bacaan laura,guru saya bilang bacaan saya terlalu maju untuk anak usia 8 tahun, saya disuruh membaca yang mudah-mudah, tapi saya tidak  suka dipaksa-paksa begitu. saya tidak bisa menceritakan seru dan menyenangkannya menjadi laura kepada teman-teman. kakak saya waktu itu ikut-ikutan membaca ulang serial laura, ia menggoda saya setiap hari, nanti kan laura pacaran sama almanzo, yang membuat saya bertengkar hebat padanya, karena setiap kali memegang buku, ia selalu membocorkan apa yang akan terjadi. masa kecil saya menyenangkan.

ibu saya seorang guru sekolah dasar, saya bersekolah di tempatnya bekerja, ibu tidak pernah menjadi wali kelas saya. sambil menunggu ibu mengajar dan membereskan urusannya di kantor guru, saya menunggu dia di perpustakaan. perpustakaan sekolah kami luas dan terang seperti 3 kelas yang digabungkan, penuh dengan buku-buku, karpet hijau dan bantal. saya biasa duduk di sudut sambil membaca buku-buku cerita anak-anak, kakak duduk membaca STOP dan 5 sekawan. 

dulu selepas pulang dari gereja di hari minggu, saya dan kakak diantar bapak dan ibu pergi ke gramedia melawai. dulu kami boleh duduk berlama-lama di lantai sambil membaca buku, berjam-jam betah duduk di sana. saya mencatat buku-buku apa yang ingin saya beli, kakak saya yang menginjak remaja akan menyalin ke buku jurnalnya kalimat-kalimat indah yang ditemukannya dalam sebuah buku. kami menabung dan bersabar selama sebulan.

saya menikmati masa ketika menghabiskan waktu untuk menyelesaikan membaca sampai tuntas, tertidur sampai mata lelah dan tak sabar berjumpa pagi karena akan berjumpa kembali dengan tokoh-tokoh dan peran-peran yang sedang menenggelamkan diri saya lebih jauh.

saya membeli sebuah buku sebulan sekali, ibu hanya menjatah 1 buku. setiap tahun saya punya 24 buku. satu pemberian ibu, satu buku dari tabungan saya sendiri. rasanya menyenangkan menghirup aroma buku baru dan mendengar decit halaman buku ketika membaliknya.  ibu berhenti membelikan saya buku ketika mengetahui buku-buku saya dan buku-buku koleksi keluarga banyak yang tidak kembali karena saya meminjamkannya ke kawan-kawan. sejak smp, ibu tidak lagi menjatah belanja buku.

setelah besar saya menyesal telah menghilangkan buku-buku koleksi keluarga, karena buku tersebut sudah tidak diterbitkan lagi. saya merasakan kejengkelan tersebut ketika buku-buku milik saya sendiri juga dihilangkan orang-orang.

saya tidak banyak membaca buku di waktu smp, bacaan saya adalah majalah kawanku dan gadis, sekali dua saja membaca chicken soup, selebihnya waktu saya habis untuk mengkhayalkan boyzone dan westlife, juga kawan seangkatan saya yang mirip sosoknya dengan mark feehily. ketika sma (saya membenci masa sekolah saya di sma) saya menghabiskan waktu dengan menulis novel berjudul nyanyian kembang kapas, membaca harlequin dan bermain dengan jari setelah merasakan ada yang basah di bawah, menghabiskan karya-karya pramoedya ananta toer, mengagumi ayu utami dan goenawan muhammad, dan memendam keinginan rapat-rapat untuk menjadi penulis. 

saya memiliki wish lish mengenai tontonan, bacaan dan tempat wisata. keinginan itu saya tulis dengan rapi dan telaten. saya centang dengan kelegaan apabila keinginan sederhana saya itu terwujud. 

sewaktu kuliah saya kerap mengunjungi toko buku import di sebuah mall besar dan duduk menikmati membolak-balik halaman-halaman buku fotografi yang tidak terbeli, harga satu bukunya cukup untuk ongkos kuliah saya 4 bulan. ruangan yang dingin, kualitas kertas yang baik, foto-foto yang luar biasa : seperti berwisata ke belahan dunia lain, mengenal budaya lain hanya dengan memandanginya saja, saya terlompat ke tempat-tempat menakjubkan, moment-moment mengagumkan. saya menyukai memandangi foto-foto dan mereka-reka dalam kepala cerita versi saya sendiri. saya belajar angle dari memandanginya saja. lagi-lagi saya selalu lupa waktu ketika mengagumi betapa hebatnya fotografer menjepret moment. saya membayangkan terus menerus, duduk dan mengamati foto-foto yang terlalu mempesona itu, membayangkan dan membayangkan, sampai akhirnya gambar-gambar tersebut mendarah daging dalam kepala. sampai akhirnya saya bisa menjepret moment dengan meminjam kamera teman sebelum saya memiliki kamera dslr saya sendiri. rasanya luar biasa.

masa muda saya habiskan dengan bersabar mencari di internet buku-buku bekas dengan kualitas baik yang dijual lewat internet. saya memang rajin berburu. saya mencari dengan rajin dan teliti kemudian mendokumentasikannya : buku-buku bekas yang ingin saya beli itu, kemudian membandingkan harganya satu sama lain, membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk mendapatkan buku dengan harga yang saya inginkan, ini adalah terapi bagi saya, menemukan buku kualitas baik dengan harga yang amat terjangkau. kegiatan ini menyenangkan, saya memiliki kepuasan tersendiri ketika berhasil mendapatkan buku yang sangat saya inginkan dengan harga yang sangat miring dan berkualitas cetakan baik, ini berarti saya memiliki kesempatan lebih banyak untuk membeli buku yang lain-lain. kebodohan jenis ini selalu membuat saya tertawa.

selain mencari buku-buku cetakan lama, saya senang membandingkan harga buku baru di online-online shop yang memberi diskon 20% per buku. saya mendapatkan box set enid blyton-paulo coelho – malcolm gladwell dengan selisih 30% dari harga toko. saya lebih banyak belanja di bukabuku.com ketimbang mendatangi toko buku. saya betah berjam-jam duduk di depan komputer untuk browsing buku-buku. saya mendapatkan buku-buku haruki murakami melalui kaskus. saya ke toko buku kalau sedang diskon besar-besaran saja. 



setelah bekerja serabutan dan memiliki penghasilan sendiri, saya mulai berburu buku-buku dari masa  kecil yang belum sempat terbeli. menyenangkan sekali mengetahui akhirnya koleksi astrid lindgren, enid blyton, roald dahl dan edith unnerstad-ku lengkap. untuk buku-buku jenis ini saya membelinya dari website amartapura, saya menyukai pelayanannya yang cepat dan jujur.

setiap kali membuka dan membaca ulang buku-buku dalam perpustakaan kecil di rumah, saya selalu membaca halaman pertama dan mengenang apa yang pernah terjadi sewaktu pertama kali memiliki buku tersebut. saya meniru bapak yang membubuhkan sebaris informasi di bawah tandatangannya pada buku yang dimilikinya. bapak mewariskan kecintaan akan kehidupan. kalimat-kalimat dalam lembar pertama buku-buku miliknya selalu menghadirkan seulas senyum dan pedih. pilihan kata-katanya sarat makna. di halaman depan buku ronggeng dukuh paruk – lintang kemukus dini hari, ia menuliskan : 1984 , masa-masa bahagia. saya membayangkan bapak ibuku yang penuh kasih, barangkali bapak mendongengkan srintil dan rasus kepada ibu yang terlelap dengan nyaman.

saya akan  mewariskannya kepada anak saya kelak seperti bapak mewariskan kecintaannya akan hidup pada saya. saya tidak bisa bilang menyukai diri saya yang tidak selalu punya uang untuk membeli buku setiap saya mau, tapi saya harus mengakui, pengalaman bersabar tersebut telah melatih diri saya menjadi anak yang lebih penuh dan terus bertahan pada mimpi, saya selalu percaya bahwa hidup serba kontingen, selalu terbuka kemungkinan, ini selalu membuat saya lebih kuat dan tabah, juga ternyata lebih bahagia.

20 tahun lagi, barangkali orang sudah tidak membaca buku dengan kertas. anak-anak saya mungkin akan tertawa melihat buku yang telah menjadi begitu lapuk dan rapuh, begitu tidak canggih. tapi anak-anak saya akan tahu ada sejarah lewat buku-buku yang dimiliki keluarganya, cerita kehidupan dan perjuangan.

sebagian buku dalam perpustakaan kecil di rumah. 

saya berjanji akan mengajak ibu menonton sang penari

bertahun-tahun waktu yang saya butuhkan untuk melengkapi koleksi ini. buku o mungil saya dapat tak sengaja di toko buku bekas terminal blok m. cover buku yang robek saya ganti dengan voucher XL (hahhaaa). ketiga buku yang lain saya dapat dari berburu selama 2 tahun lewat online-online shop. saya selalu ingin jadi bagian keluarga larson yang rame karena bersaudara banyak. saya kepingin ikut mereka bertamasya laut !!


saya mendapatkan buku ini dari amartapura, tidak sekali jadi langsung memiliki semua, perlu kesabaran ekstra. kebetulan saya juga menyukai film Secret Garden dan Little Women. Filmnya luar biasa hangat dan akrab.

romantisme seragam merah putih, bergandengan dengan ibu menuju dan pulang sekolah. bacaan masa kecil.
saya sudah membayangkan akan mendongengkan ini untuk anak saya kelak !

saya dapatkan ini lewat kaskus

melelahkan sebenarnya melengkapi koleksi ini : rasa harap-harap cemas apakah suatu hari betul-betul akan memilikinya sendiri. saya menyukai karya-karya astrid lindgren. dan saya sedih sewaktu buku serial madita dihilangkan kawan, mencarinya kembali sudah susah. kalau sedang butuh yang ringan-ringan, saya membuka youtube dan menonton film bullerbyn, menyenangkan! saya selalu kepingin panen ceri bersama lisa, anna, brita, lasse, bosse, dan olle.

buku james and the giant peach menemani masa sulit di rumah sakit. ini adalah buku roald dahl yang masih tersisa di perpustakaan rumah, lainnya hilang tak kembali. beberapa waktu lalu saya melihat box set roald dahl edisi bahasa inggris di toko buku, suatu hari saya masih akan membelinya.

box set enid blyton, beruntung memilikinya untuk bekal mendongeng

untuk bacaan ringan, saya masih membaca harlequin. jaman sma, harlequin dengan gambar-gambar menarik-lah yang saya pilih dari perpustakaan. harlequin edisi sekarang, covernya lebih kalem dan sopan.

ini masih cerita paling dahsyat yang pernah saya baca. saya masih ingin menonton film serialnya dan film terbaru mengenai sybil dorsett (yang ternyata nama samaran).

cara bertuturnya menyenangkan dan hidup. dulu saya membatin apakah akan bisa memiliki 2 buku yang lain karena saya kehabisan di toko buku, setelah bertahun-tahun, dambaan itu terwujud. situasi ini makin lengkap ketika saya melakukan koding 65, puzzle-puzzle dalam hidup saya terjawab sudah.

ini ada dalam wish list saya, secara tak terduga, saya mendapatkan harga 30ribu untuk kedua buku ini, di hari obralan online shop yang hanya berlangsung 3 hari, kalau hari itu saya tak berkeinginan mengunjungi OS itu, pasti buku ini tak terbeli. jodoh-jodoh kecil macam ini membuat saya merasa beruntung

saya menyukai buku-buku terjemahan terbitan YOI, saya merasakan kejengkelan dan kesal ketika buku-buku sastra terjemahan dari aneka negara terbitan YOI yang saya miliki dihilangkan kawan. mencarinya kembali sudah sangat sulit. saya sampai kehilangan gairah untuk mendokumentasikan ulang buku-buku apa saja yang sudah hilang. ini bukan sikap tidak rela, melainkan kejengkelan karena saya begitu telaten dan rapi dalam merawat buku, dan oranglain dengan seenaknya menghilangkannya.

kalau membeli buku terjemahan, saya selalu mengecek siapa penerbitnya. saya tidak mau cara bertuturnya menjadi serba ngaco..mengaburkan integritas si penulis. saya percaya pada terjemahan jalasutra. saya menikmati membaca karya-karya sastra terjemahan.

selain jalasutra saya menyukai terbitan KPG baik untuk terjemahan atau karya anak negeri.

malcolm gladwell luar biasa, saya mengidolakan dia, cara bertuturnya memukau. saya berharap jurnalis indonesia mampu menulis melebihi dia. karena itu pula saya mengidolakan andreas harsono dan berhutang terimakasih karena dialah saya ingin menulis dengan lebih baik.

cuci gudang gramedia melawai. semua buku ini masing-masing berharga 15ribu, kecuali hobbit berharga 5ribu. saya telah menghilangkan buku hobbit milik bapak sewaktu smp.

cuci gudang gramedia melawai, saya mendapatkan buku edisi bahasa inggris, seharga 40ribu perbuku. 2 hari itu saya borong banyak buku-buku bahasa inggris.

sepulang mengajar kursus, saya sempatkan mampir ke blok m square, hari itu saya luar biasa beruntung. saya mendapatkan 6 buku luar biasa seharga 100ribu, 2 diantaranya adalah buku ini.

kawan saya bilang : kok loe bacanya teks terjemahan sih, itu kan jadi pengarang kedua. well, saya terpacu untuk memperlancar bahasa inggris, dan mulai menikmati bacaan-bacaan tanpa diterjemahkan dalam bahasa indonesia terlebih dahulu. thx dip, buat masukannya.

kalau tak ada pak tumiso, kita tidak akan bisa menikmati tetralogi buru - pramoedya ananta toer. ia menyelamatkan teks-teks tersebut. anda bisa datang ke aksi kamisan setiap hari kamis pukul 4 sore di depan istana negara, dan menjumpai beliau yang masih berjuang untuk tegaknya keadilan. terus berumur panjang pak..terus menginspirasi

jadi... apa bacaan mu hari ini, boleh kita share..

3 komentar:

  1. salam. bisa minta info apa buku cerita anak2 karangan enid blyton yg serial tommy si pengadu dll bisa di share? sy sdg perlu sekali untk sekolah saya. mgkn sy bisa mengcopynya krn sy cari2 di toko buku & online book store ndk ad. terimakasih responnya

    BalasHapus
  2. mbak sari barliana, maaf sekali saya tak sempat buka blog berbulan2 sehingga gak tahu ada komen ini... saya kira mbak bisa mulai googling dan cari edisi e-book gratisan enid blyton untuk serial si kumbang..sekarang sudah banyak yang memberi ebook gratis seperti ini.. tinggal di download saja..happy searching.. semoga ketemu apa yang dicari ya

    BalasHapus
  3. Mba bisakah saya dicopykan sibandel dan o mungil? Saya juga kokeksi. Pernah punya tapi hilang. Nanti saya ganti biayanya. No saya di 081314494968 oya nama saya lia elfira di fb. Thanks alot

    BalasHapus