Rabu, 27 Februari 2013

bisa apa kita


dari sekian milyar hal yang saya enggak sempet tahu, saya tahu satu hal, ketika saya berdoa untuk orang lain, saya merasa jiwa saya agak tenang. diri saya yang meletup-letup ini seperti tiba-tiba tak lagi bergolak. saya tentu saja bukan orang baik, dan kalimat ini saya ketik bukan untuk menunjukkan bahwa saya rendah hati. saya sedang ingin bercerita bahwa kegiatan ngobrol dengan tuhan bikin saya punya kesempatan lebih untuk mikir pelan-pelan. 

ada banyak peristiwa dalam hidup saya, kejadian-kejadian selintas yang justru tertanam dalam batok kepala. kejadian-kejadian itu biasanya bukan kejadian yang hebat, tapi kejadian-kejadian sederhana yang mengusik kesadaran. sampai hari ini di tengah rutinitas saya sehari-hari, setiap sebelum menjelang tidur saya masih menyempatkan diri untuk ngobrol dengan tuhan. 

saya katakan ngobrol karena tuhan yang saya bayangkan adalah sosok yang dekat, tempat saya bisa cerita kapan saja dan tentang apa saja, tak ada satupun yang tak saya ungkapkan, dia yang tahu borok dan busuk saya tanpa menghakimi, juga saya yang tahu diri dengan dosa-dosa saya, saya yang tahu diri tak minta diampuni, tak minta dimengerti untuk kesalahan yang saya bikin. saya mengobrol dengannya seperti saya mengobrol dengan bapak. saya tak merasa perlu menyembah-nyembah : tuhan yang mahabaik, tuhan yang mahatahu, atau tuhan yang mahapengampun, atau tuhan yang maha atau. 

bukan karena saya gak percaya hal itu. justru karena saya percaya banget dia lebih dulu tahu ketimbang saya, maka dia gak perlu diajakin ngobrol hal-hal yang dia udah ngerti, hal-hal seremoni. saya kebetulan enggak seneng hal yang bertele-tele dan saya merasa ketika meluangkan waktu untuk ngobrol, itu adalah jam-jam yang baik, waktu yang berkualitas, saya yang mengalami mengenal diri sendiri ‘lagi’, pelan-pelan dan gak seketika ujug-ujug langsung dihuni pengertian yang baru, atau pengertian yang ter-upgrade. kegiatan mengobrol ini asyik sekaligus khusyuk. 

saya cuma ingin jadi orang baik. minimal baik terhadap diri sendiri, dan punya kesadaran yang baik.


suatu hari di tahun 2006 saya pulang kuliah bersama LF, hari sudah malam. saya nganterin LF pulang sampai rumah, dia gak biasa pulang malam, baru jam sembilan sih waktu itu, tapi standart terlambat pulang setiap rumah kan gak sama. bapak ibuk gak pernah ribet kalau saya pulang malam, atau gak pulang sekalian, memang begitulah cara mereka mendidik saya. dan dengan cara itulah saya justru jadi enggak terlalu bengal, serius, karena disodorin banyak hal dan gak dilarang-larang, saya justru punya kesempatan untuk mikir. 

waktu itu kami pulang naik 102 dan berhenti di depan koperia (dulu belum ada grand lucky, kalau kamu biasa lewat radio dalam pasti kamu kenal arah yang saya maksud). kami masuk ke dalam gang perumahan di sebelah koperia, itu adalah jalan potong menuju rumah LF. waktu itu gelap dan hampir hujan. dari arah yang berlawanan kami berpapasan dengan seorang pembersih sampah (saya gak mau bilang dia tukang sampah, soalnya dia bukan tukang, tapi manusia yang membersihkan sampah, sampah sebagian dari kita yang enggak tahu diri).

gerobak sampahnya geeeddeee banget dan penuh, dan badan si bapak kecil. dia susah banget narik gerobaknya. kakinya tak beralas sepatu. meskipun gelap saya bisa lihat urat-urat di punggung kakinya, kulitnya yang kisut dan gak ada dagingnya itu. nafasnya betul-betul kembang kempis.dia terlihat betul-betul kepayahan menarik gerobaknya. hal itu seketika membuka pintu afeksi. ada jeda 2 menit waktu saya mikir kepingin bantuin dia, entah apa. saya betul-betul merasa sedih. saya berhenti dan bilang sama LF, kita bisa kasih apa ya. malam itu sampai hari ini saya menyesal gak jadi ngasih dia uang limapuluh ribu, hal itu selalu terbayang-bayang. 

saya ingat tinggal punya uang limapuluh ribu di dompet untuk sisa ongkos kuliah seminggu itu sekaligus untuk fotokopi materi kuliah. seingat saya uang LF paaass habis untuk bayar ongkos bis kami berdua. saya sebetulnya hendak memberikan uang sepuluh ribu untuk si bapak, tapi gak ada orang atau warung yang buka untuk nukerin pecahan limapuluh ribu satu-satunya itu. kami bener-bener berdiri dan diam. adegannya persis sinetron bahkan mungkin lebih baik lagi, si bapak berlalu dan saya menengok ngelihatin dia nyebrang jalan dengan lampu jalanan warna oranye itu. bis 102 dan 72 ngebut setiap saat. waktu saya sampai rumah LF, hujan turun dengan hebat. saya numpang berteduh sebentar sebelum kemudian melanjutkan pulang ke rumah. dalam perjalanan saya merasa tolol, kenapa tadi gak saya kasih uang saya itu. saya lupa kalau tiga hari lagi ada bayaran choir (paduan suara) yang bakal cair.

juga ada kejadian lain waktu saya kecil dan digandeng ibu. hari itu puasa. ibu ngajak saya jalan-jalan ke blok m, belum ada blok m square waktu itu. blok m pada masa itu luar biasa penuh dengan atap terpal dan barang dagangan, hampir gak ada tempat lewat. orang ramai mengantri texas chicken di sebelah gedung melawai plaza.  juga ada toko sepatu hawaii di situ, tempat ibu membelikan saya sepatu setahun sekali. 

sore itu,saya dengar suara adzan. ibu menggandeng saya dan bertanya mana yang lebih saya suka, es doger untuk dibawa pulang atau gorengan yang enak dimakan hangat-hangat. tentu saja saya lupa apa yang ibu beli. ketika menawar belanjaan, saya membelakangi ibu sambil memegang ujung blus ibu. di seberang saya berdiri, berderet penjual buah-buahan. seorang diantaranya kakek dengan peci hitam dan kemeja katun yang tipis. saya ingat betul. dia menjual pisang mas, ada dua keranjang rotan besar dan pisang mas digantung pada bambu.si kakek memuntir dua buah pisang mas dari sisiran. sebelum dimakan saya melihat bibirnya komat-kamit membaca doa. meski saya katolik, saya kenal doa buka puasa, kawan-kawan sepermainan yang mengajarkan saya. saya yang kecil merasa demikian sedih. itu adalah menu buka puasanya.

“mama..mama...beliin gorengan buat simbah..” saya membujuk ibu. tentu ibu tak mengerti. saya ingat dia bilang, “oo..kamu kangen simbah?” kata ibu menggandeng saya sambil menawar bajaj. 

waktu kecil dalam kegiatan sekolah minggu saya diajari bagaimana caranya berdoa. tapi rasanya sampai hari ini saya enggak pernah berdoa seperti yang diajarkan dalam agama yang saya pilih.

saya beruntung punya orangtua yang enggak cupet, enggak sempit. mereka yang ngajarin ke saya tentang banyak hal baik, juga buruk, dan karena itulah saya gak habis bersyukur.
orangtua saya gak pernah maksa saya untuk ke gereja atau berdoa. Sewaktu saya SMA bapak saya bilang saya boleh pilih agama apa saja. saya boleh milih pasangan hidup saya sendiri, jalan hidup saya sendiri. dia juga gak pernah minta saya jadi orang baik, saya ingat bapak bilang : kamu mau jadi pelacur juga terserah. dia cuma minta saya gak boleh bodoh. Cuma itu. dan menurut saya bapak saya asik. dia bertatto sejak tahun enampuluhan. dan dengan demikian saya yakin kalau kamu memilih bertatto kamu enggak bajingan. sebabnya bapak saya bukan bajingan. dan banyak sekali bajingan yang gak bertattoo. itu cara saya berpikir waktu smp. 

saya katolik yang enggak ke gereja. saya enggak bisa doa rosario. saya enggak tahu lagu-lagu dalam puji syukur, saya enggak ngerti gimana memulai bacaan alkitab. suatu ketika ellen bilang : sini gw aja. saat itu ada perayaan ekaristi di kampus, dia tahu banget saya gak ngerti hal-hal apapun tentang liturgi, dan tanpa ingin mempermalukan saya, dia mengambil alih tugas itu. waktu itu saya tahu artinya seorang teman. 

sahabat saya yang lain, petra, sering mengirimkan ayat-ayat kitab suci, hampir setiap dia ingat. dia seorang kristen yang taat. yang meluangkan waktunya untuk ke gereja dan sibuk di sana, untuk pelayanan, mengajar anak-anak di cilincing di luar jam-jamnya sibuk kuliah, atau di luar jam-jamnya sibuk main sambil nyari penghasilan sambilan, itu tidak terjadi sebulan dua bulan, melainkan bertahun-tahun. waktu foto bidikannya menang suatu festival, dia pakai 70% hadiah uang itu buat acara sikat gigi rame-rame. hadiah uangnya emang gak banyak, tapi niatnya dia itu sering bikin saya geleng kepala. gimana bisa kaya pet, kalau duit lo sebar buat orang lain, batin saya dalam hati waktu baru awal-awal kenal dia. 

ngajakin anak sepanjang gang main permainan tradisional, padahal baru kenal lima menit.

meskipun saya bilang gak perlu sering-sering kirim ayat, petra terus melanjutkan hobinya itu. biasanya firman-firman itu mental,karena saya merasa dia buang-buang pulsa untuk hal-hal keseharian yang saya udah ngerti..dia suka menggoda saya dan ellen : cieee yang pinterrr..

dengan ellen saya berbagi hal-hal bodoh sepanjang hari, ada percakapan yang tak henti sepanjang hari, pengalaman-pengalaman gak penting sehari-hari yang selalu di share ketika kami tidur bareng, atau bahkan ketika kami gak tidur bareng, dan sekarang saya merindukan hal itu. selain sedih yang mendalam juga ada tawa berhamburan dalam persahabatan kami. biasanya salah seorang mengsms di sela-sela kesibukan harian: nyett..ntar sore gw nonton, atau gw sekarang di fx, atau nyett karaoke yuk.. dan diakhiri dengan gw ada cerita.

saya gak pernah menghabiskan waktu di mall atau tempat karaoke dengan petra seperti saya menghabiskan waktu dengan ellen untuk ngobrol sampah (sampahnya tentu saja buat kami bermutu). dengan petra saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk pergi nonton ke erasmus huis, kineforum, goethe institute, @america, kota tua, museum-museum, atau acara-acara publik di mana kami mengejar cerita untuk melakukan foto essai. sepanjang tahun saya menghabiskan waktu di jalan sama petra, ketemu banyak orang. 


ngobrol dengan ellen membikin saya dan dia pelan-pelan memahami orang-orang yang kami sama-sama kenal, ini tentu saja baik karena ketika kita menyadari dan memaklumi seseorang, kita jadi tak cepat-cepat melabelkan dia sebagai sesuatu, dan dengan demikian kejengkelan bisa dipendam sementara waktu. 

sementara bepergian dengan petra membikin saya dan dia melihat banyak orang yang gak kami kenal sebelumnya. itu tentu saja memunculkan gelembung-gelembung random thoughts yang seringkali justru mengakar dalam hati.

sahabat saya ellen dan petra adalah orang-orang baik yang menunjukkan pada saya arti compassion. dan saya beruntung mengalami hal itu, hati yang tergerak..dalam dan kadang tak terjangkau nalar..

kemarin saya dan petra nonton pemutaran film di balik frekuensi-nya mbak ucu agustine di goethe institute. seperti biasa kami pulang malam, dua makhluk nocturnal yang lebih ngerasa punya greget di malam hari. saya selalu bertanya ke petra setelah lepas acara: mau makan di mana. meski saya hampir selalu yakin dia akan bilang : makan di rumah aja. sebabnya bukan karena kami gak punya uang, tapi buat kami makan di rumah memang lebih nyaman dan lebih santai.  

sekarang kami jarang nongkrong sampai pagi. sebabnya kepingin mengubah pola hidup. udah bosen sama jam-jam malam. ternyata bangun pagi itu enak juga. tapi ya gak tahu kalau besok-besok ada kerjaan yang bikin diri ngelembur.

sudah enggak pulang subuh lagi...
petra tahu tanpa saya beritahu lebih dulu bahwa selama enambulan ini saya bersedih, bahwa saya kepikiran terus menerus tentang satu hal itu-itu saja, yang membikin saya tipes dan ternyata jadi sering kambuh. dia sahabat yang peka. sini gw peluk, itu adalah hal yang biasa ia lakukan untuk membesarkan hati saya. dan kawan semacam ini tentu saja langka, kawan yang sama-sama bertumbuh dan jadi saksi evolusi diri. lo mau apa, mau motret lagi? apa mau bikin film lagi? ia punya rencana untuk membikin saya keluar kamar, gak melulu mendesain pakaian dan menghabiskan waktu membaca serta menulis di dalam rumah.

motret dan bikin film. 

sebagai alat rekam dari hingar bingar krisis kebangsaan. salah satu medio pengusik kesadaran.

psikopat tentu saja banyak. 

tapi yang enggak psikopat juga masih banyak. orang-orang yang masih nyediain waktu untuk jijik sama diri sendiri. dan kita tentu saja perlu lebih banyak melibatkan diri untuk peradaban. kita yang masih waras untuk berkarya, untuk jijik terhadap kejahatan terhadap kemanusiaan.

kalau ada simbah renta tanpa keluarga mati kelaparan salah siapa?

salah negara?

kalau ada anak jalanan mati disodomi salah siapa?

salah tuhan?

hasil jepretannya tommy apriando

saya kira, saya punya andil dalam kesalahan itu, kejahatan itu.

sebabnya saya gak mau tergerak untuk melibatkan diri dan ambil bagian dalam mengubah satu saja noda buruk. 

kita punya andil dalam kejahatan kemanusiaan itu. karena terus diam. 
karena terus diam.



Minggu, 24 Februari 2013

little boxes


“Kadang-kadang gw merasa misfit dan misplaced di kampus gw.”
“Itu emang salah gw sendiri karena sembrono milih kampus dan gengsi untuk pindah karena malu sama papa, malu jadi orang sembarangan yang cuma bisa ngerepotin orang. Jadinya gw tetep bertahan di sini. Awalnya mungkin untuk pembuktian ke papa tapi sekarang gw mati-matian membuktikan ke diri sendiri bahwa gw bertanggung jawab terhadap pilihan gw sendiri.”
“Tadinya gw gak tega untuk bilang ke diri sendiri, bahwa gw jauh lebih bermutu dari mereka karena punya lebih banyak rasa penasaran dan kegigihan untuk cari tahu, lebih cekatan untuk ngerjain ini itu, lebih disiplin untuk mengejar kekurangan-kekurangan diri. Gw gak mau mikir ke arah situ karena itu membikin gw gak rendah hati.”
“Tapi nyatanya begitu, ada banyak banget orang males di dunia ini, bahkan untuk memperjuangkan diri sendiri aja males, keterlaluan banget.”
“Itu seperti pelaut yang membenci menjelajahi ombak, seperti penulis yang berhenti baca karya orang lain. Seperti adventurer yang menggerutu ketika kesasar jalan.”
“Kalau gak kesasar jalan itu namanya vacation.”
“Apa bedanya kampus sama travel agent kalau gitu...sedih banget gw.”
“Gw bingung banget waktu awal kuliah, memperhatikan kawan sekelas gw gak ada greget untuk belajar, gak peduli sama peningkatan kualitas diri. Apa-apa maunya disuapin, nanti kalau udah terjun ke masyarakat gak siap dengan apapun. Jadi mahasiswa kok kehabisan rasa penasaran dan gak mau berpikiran terbuka, boro-boro deh melakukan pengabdian buat masyarakat, wong memperjuangkan diri sendiri aja gak mau.”
“Gw makin pedih waktu sadar mereka betul-betul gak terhubung dengan Indonesia. Okelah mereka gak harus tahu kalau di Trowulan ada peninggalan Majapahit.”
“Mereka mungkin gak sempat kenal Sjahrir, Douwes Dekker, atau Munir, itu kan kasihan banget.”
“Itu membuat gw malu sendiri dan membuat gw sering bertanya-tanya apa ya yang mereka kerjain sehari-hari. Apa arti sesama buat mereka. Apa yang mereka pahami tentang nusantara, atau Jakarta deh, gak usah jauh-jauh.”
“Terus buat apa hidup kalau bahkan menggugat diri sendiri aja gak mampu atau gak terpikir ke arah situ, pedih banget. Hidup kok kayak numpang lewat doank, gak ada jejak-jejak berarti.”
“Jengah dan merasa buntu... Kasihan Indonesia kalau pemudanya begitu semua..kok gw pesimis banget  yaa..”
 “Gw bukan sombong ya, demi Tuhan bukan. Gw ngomong begini ini ya cuma sama elu, gw gak tega ngomong sama mereka. Gw merasa makin bodoh di lingkungan kayak gitu.”
“Gw gak bergembira, gak merasa gelora akan rangsangan berpikir.”
“Kadang-kadang gw pengen bilang bisa gak sekali-kali kalian punya waktu untuk mikirin sesuatu dalam-dalam, pelan-pelan. Punya waktu untuk mengendapkan pikiran dan perasaan, moment-moment perenungan eksistensi biar gak sedikit-sedikit melodrama.”
 “Sering banget gw jengkel ngumpul sama mereka, capek banget kuping gw. Kadang situasinya gak memungkinkan gw untuk segera pergi, takut melukai mereka dan gw berharap bisa budeg sementara kalau lagi ada di situ.”
“Ini habitat ngeri beneran !”
 “Nah, berarti gw yang gak ngertiin mereka kan. Memaksa mereka untuk sama kayak gw. Ini mengganggu buat gw sendiri. Gw tahu kok penilaian gw terhadap mereka itu betul-betul bias. Gw takut gak rendah hati, dan gw ngomong ini ya cuma sama elu.
 “Padahal gw gak keberatan jadi bodoh dan gw saadaaarrr banget kalau gw itu naif.”
 “Maksud gw, bahkan gw yang ngerasa bodoh dan naif ini aja terganggu dengan hal-hal seperti itu, gimana orang lain ya, yang emang betul-betul pinter, apa jadinya kalau ngobrol sama mereka. Apa gak jengah ketemu orang-orang apatis?”

******

Aku selalu merasa masa-masa kuliahku telah berakhir jauuhhh sebelum aku di wisuda.  Little boxes-nya Malvina Reynolds selalu bikin aku terkikik geli dan perih sekaligus.
And the people in the houses, all went to the university. Where they were put in boxes and they came out all the same. And there’s doctors and lawyers and business executives and they’re all made out of ticky tacky and they all look just the same..
kalau kamu mampir ke youtube, walk off the earth bikin cover yang asik tentang lagu itu. kebetulan aku suka sama setiap orang yang niat.http://www.youtube.com/watch?v=LM8JhvfoqdA
Pada masa kuliah, aku latihan foto essai di bantar gebang, di pemulasaran jenasah, tiga hari hidup bersama nelayan cilincing. Semua demi tugas kuliah, kuliah yang mudah, tak membuatku ingin kembali. Karena itu aku memutuskan untuk tak melanjutkannya, karena di luar sana ada yang lebih penting ketimbang latihan foto dan berteman dengan mereka yang gak mau berkembang, ketimbang menyalin tulisan dari perpustakaan. Di luar sana ada kehidupan. 
Aku selalu kepingin tahu apa yang bisa kuperbuat selagi badanku masih sehat, otakku masih bisa diajak mikir, waktu keinginanku masih tulus. 
Aku ingin kabur untuk hal-hal yang agak baik.
Rambutku rontok karena kepikiran banyak hal. Ini adalah hal yang menggelisahkan karena selama ini aku kira hidup baik-baik saja. Aku tahu kita banyak dibohong-bohongi, tapi kayaknya gak parah-parah amet, gak bahaya dan meluluhlantakkan hati.
Kemarin junior aku ngabarin, kenapa aku gak muncul di peredaran. Latihan choir sudah mulai lagi kak, lo dateng donk kak, bantuin alto, ajarin kita.
Sms itu aku terima dengan sedih. Setiap tahun aku menyanyi di acara wisuda senior, melepas sarjana-sarjana muda. Partitur lagu-lagu wajib nasional dan lagu daerah yang dinyanyikan berulang-ulang kali dari tahun ke tahun. Aransemen apik diiringi chamber. Latihan tiga bulan untuk menyiapkan penampilan paling menakjubkan.
Tanah airku Indonesia, negeri elok amat kucinta. Tanah tumpah darahku yang mulia..yang kupuja sepanjang masa. Itu adalah lagu yang selalu dinyanyikan saat wisuda, setelah Gaudeamus Igitur dan Indonesia Raya.
Aku masih mengingat jelas moment itu, berlatih partitur Rayuan Pulau Kelapa untuk mengisi acara wisuda.
Senior-seniorku yang tak lagi hidup untuk meraih mimpinya. Bertahan hidup dengan kepiluan yang lain.
Apakah tanah air itu sayang?
Hal-hal semacam itu selalu membikin aku sedih.
Sekarang ini, detik ini, kamu pasti tahu bahwa di setiap ujung bumi Indonesia, selalu ada orang disiksa sampai mati, orang-orang yang tidak selalu punya pilihan. Aparat yang berulangkali berkata ini musibah. Musibah dari mana kalau berlangsung terus menerus dan dibiarkan. Psikopat di mana-mana, kejahatan terhadap kemanusiaan yang menjadi-jadi, orangtua yang bangga karena anaknya berhasil mengumpulkan materi dan membutakan hati nurani ketika sadar benda-benda itu hanyalah hasil korupsi, mereka yang masih berdoa dan sama sekali tak merasa bersalah, harta yang tak disita dan mereka yang tak dimiskinkan supaya jera.
Aku harus menertawakan diriku sendiri, sebab aku teramat naif.
Aku punya jadwal browsing tulisan Roger Ebert untuk mengetahui pendapat dia tentang film-film, kemudian menontonnya dengan serius, setiap film bintang empat dan bintang satu, untuk mengetahui selera tontonan tuan Roger Ebert. http://www.rogerebert.com/great-movies
Sekarang aku bisa membayangkan bahwa penyiksaan yang kita saksikan di film Spy Game dan film sejenis itu bukan tak mungkin tak terjadi. Hidup gak selalu sekonyol Hangover. Kita sulit memahami bahwa kekejian itu berlangsung, sedang terjadi, bahkan lebih parah, dan semua ini demi penaklukan. Siapakah kita sebenarnya sayang?
Aku kesulitan memahami apa yang harus dijadikan tempat berpijak saat ini. Ada banyak hal di dunia yang tak bisa aku tanggung meskipun ingin. berulang kali bertanya ke diri sendiri apakah aku sok heroik.
Yang aku miliki saat ini adalah sisa-sisa kepercayaan, barangkali juga harapan, seperti betulkah di galaksi lain ada Tuhan yang sama. Tapi justru itu masalahnya kan, iman.
Dan kebencian gak membuat dunia jadi mudah.
Aku mesti berterimakasih pada semesta yang baik. Akhirnya sampai juga di tempat magangku kali ini. Belajar dan melihat banyak hal.
Sebelumnya aku gak pernah tahu bahwa metode penyiksaan yang dialami oleh kelompok-kelompok tertentu itu begitu sadis dan bengis.
Aku sampai mimpi buruk setiap malam, kepikiran terus. Mimpi di lokasi yang sama, situasi yang sama, kelam yang makin pekat. Setiap hari aku baca dokumen, aku monitoring, menelusuri tragedi dan ironi bangsa kita. Semakin hari semakin tenggelam, merasa muak dan marah, sekaligus bersedih.
Setiap bangun tidur aku mencatat mimpiku, apa yang masih dapat kuingat. Kemudian membandingkannya setelah seminggu. Mimpi itu selalu sama dan membentuk film dalam kepalaku. Aku mencatatnya dengan telaten. Lama-lama aku menunggu diriku bermimpi. Aku pikir aku gila. Mimpi itu berkembang dan menguat.

resep masakan rumahan : kaldu daging donk


ibuk rajin sekali mengumpulkan bonus resep masakan sewaktu muda, kejadiannya awal tahun delapan puluhan hingga pertengahan sembilan puluh. dengan telaten ia mengumpulkan bonus resep dari majalah kartini atau sarinah. ia juga rutin belanja buku resep keluaran tabloid nova. majalah femina pada edisi-edisi tertentu juga memberikan booklet resep masakan. ibuk punya terlalu banyak buku resep masakan. masalahnya cuma satu, ia tak pernah berani mencoba membuat duplikasi makanan itu. sungguh terlalu.

nah, ini sebagian resep yang saya maksud, diarsipkan dengan rapi, lebih tua umurnya dari saya. dibendel biar tak lekas rusak, buat warisan anak cucu kelak.
 akhirnya saya sadari duapuluh tahun kemudian (ini serius dan enggak lebay) ibuk saya yang tertib, bawel, teliti, dan rajin itu memang kurang kreatif, tidak berani coba-coba, dan selalu sesuai pakem. dia senewen setiap kali melihat kamar saya berantakan,dia senewen melihat lipatan baju tak simetris, dia.. ahh..banyaklah.
saya orang yang suka eksperimen. saya suka eksplorasi. saya suka utak utik. saya suka menggunakan imajinasi saya. saya suka mencipta. saya tak hebat, sebabnya cuma satu, saya termasuk tipe orang yang penasaran dan suka mengejar kegelisahan itu, pokoknya saya yang agak indigo ini gak bisa diam kalau sudah merasa terusik, impulsif taraf dewa. saya agaknya lebih mirip bapak sembilanpuluh persen, dan mirip ibuk enol koma enol enol satu persen. bapak saya itu pintar tanpa pernah ia sadari dan ibuk selalu merasa dirinya pintar meski saya dan bapak betul-betul agak meragukan kepercayaan dirinya itu. ini tentu saja bukan penghinaan, melainkan kesadaran. semakin cepat kamu menyadari ada yang gak pas sama anggota keluargamu, semakin dalam kamu memahaminya, semakin luas kamu memaklumi orang-orang yang hidup bersamamu – itu yang berlaku buat saya.
kalau kamu terlalu tertib dan patuh seperti ibuk saya, kemungkinan besar kamu gak suka ngicipin makanan yang aneh-aneh. ibuk saya seperti itu. dia gak bisa improvisasi. dia enggak bisa makan makanan yang ajaib. dan itu menyusahkan buat saya, si penggemar fusion sekaligus adventurer dalam kulinari – dan dalam banyak hal lainnya.  saya jadi sering banget bohong dengan bilang : eh, ini signature dish-nya jamie oliver lho... (seriusan saya bilang begitu. dan gara-gara master chef itulah ibuk saya ngerti apa itu signature dish) pada akhirnya dia tetep keukeeeuhh gak mau ngicipin satu sendok pun makanan saya.
suatu hari ellen sahabat saya bawa makanan dari hotel bintang lima – itu adalah ayam kari yang enak. dan ibu saya gak doyan, sebab menurut dia rasanya kayak jamu. kemarin dulu saya bikin mousaka, lasagna dengan sayur mayur – zuchinni, bayam, tomat,bawang bombay, jamur serta keju – ibuk saya gak doyan, sebabnya menurut dia lasagna itu mesti harus kudu daging giling, saus bolognaise dan saus bechamel.
saya bikin pindang serani bandeng dengan daun wang sui, ibuk saya gak doyan, padahal saya sudah membujuknya dengan bilang : nanti ke thailand juga makannya beginian kaleee... dia tetep gak mau nyobain.
selesai.. bikin jengkel banget.
aku gak biasa, demikian ibuk saya berdalih.
yang saya jawab dengan sengit, “mama..please deh..mama bukan alda!!”
emang susah kalau gak punya lidah premium, plus gak berani bertualang. menu makanan jadi serba membosankan. dan resep-resep masakan yang dikumpulin dengan telaten berpuluh tahun lalu itu plus dibeli pake duit, cuma jadi onggokan saja di lemari buku, berdebu, nunggu lapuk dan hancur dimakan usia.
gara-gara jengkel sama ibuk saya itulah saya beres-beres resep-resep makanan yang umurnya setua kakak saya. saya amat-amati dan ketawa geli mengingat pertengkaran rutin urusan dapur. waktu saya kecil mbak titiek yang jago masak itu membebaskan saya pegang-pegang aneka bahan masakan sebelum diolah. setelah mbak titiek gak tinggal di rumah, karena bapak ibuk sibuk bekerja dan gak punya waktu untuk masak maka kami di rumah langganan katering atau jajan di luar.
waktu kuliah saya sadari mbak semi sama sekali gak bisa masak, dan sejak saat itu saya memasak di rumah dengan banyaaaaaaakk sekali pesan untuk jangan masak yang aneh-aneh. kalau mau masak yang aneh-aneh buat sendiri aja, demikian selalu pesan ibuk. setiap sabtu dan minggu gantian ibuk yang memasak, masakan dia selalu sedep, enak, dan rasanya gak berubah dari waktu ke waktu. dia tak mencatat resep masakannya, itu agak menyusahkan saya untuk menduplikasi masakan dia. ibuk selalu sibuk, meskipun liburan sekolah ia sibuk, tak sibuk pun ia akan pura-pura sibuk, dan perkara menuliskan resep masakan bukan hal penting bagi dia.
kalau kamu berteman dengan saya dalam sosial media facebook, maka kamu akan menemukan satu album khusus masakan-masakan rumahan yang saya buat, saya beri judul cooking calling. tentu niatannya bukan buat pamer, orang setua saya gini enggak perlu lagi pamer-pamer. suatu hari saya baca status seorang profesor, dia ayah kawan saya sekolah dulu. intinya adalah kita mesti berbagi, karena ada yang ditularkan dalam berbagi. saya tak menjelaskan alasan mengapa membikin album cooking calling itu, karena tak merasa perlu. tapi ternyata pesannya sampai. beberapa kawan facebook mulai membuat album yang serupa. saya rasa saya berhasil.
memasak tentu saja mudah. kalau saya bisa, kamu pasti juga bisa. pelan-pelan pasti bisa.
kawan saya yang bujangan bilang, “karen, buatin booklet masakan donk, biar gw bisa masak juga.”
btw, adek-adek saya di kampus memanggil saya karen, dari kak rensi, dan itulah sebutan mereka bagi saya. orang-orang rumah sakit memanggil saya flo, dan tetangga saya memanggil saya encis. jadi kalau ada mas-mas delivery (saya sering belanja online) cari orang bernama florentia ke rumah tetangga, mereka gak akan bisa nemuin saya – sorry intermezzo.
buku resep masakan apa yang cocok buat kawan saya si bujang ini.
saya tanya padanya, “elu mau resep kayak gimana? kenapa gak beli aja, ntar resep gw gak enak jangan salahin lho ya..”
“yang penting sekali masak jadi banyak, ada sayur, lauk sekalian, biar gw gak repot.”
hmm..saya bongkar arsip resep ibu, kayaknya gak ada resep model begitu, sekali masak jadi dua sampai tiga hidangan. dengan semangat sharing dan membantu kawan, akhirnya saya buatkan tips masak sekali beres, lauk dapet, sayur dapet, side dish dapet.
saya akan berbagi dengan kamu juga di sini. semoga terbantu.
khusus resep kali ini saya akan berbagi tentang resep bola-bola daging giling. kita akan menggunakan air rebusan bola-bola daging dan bola-bola daging itu sendiri untuk membuat 3 hidangan lauk, sayuran dan side dish-nya sekalian.
setiap 350 gram daging giling (sapi,ayam,babi) kita memerlukan 1 butir telur ayam, bumbu halus 3 siung bawang putih dan 1 sdt lada, 1 sdt minyak wijen, garam dan gula pasir secukupnya. masukkan ke dalam kulkas supaya mudah disendoki. sementara itu didihkan air satu panci, beri bumbu halus 3 siung bawang putih dan 1 sdt lada, 1 sachet royco ayam/sapi, daun seledri dan daun bawang yang dibundel, didihkan. mengapa air rebusannya berbumbu tentu ada maksudnya, supaya bola-bola dagingnya rasanya gak anyep, dan kaldunya jadi makin legit karena sudah dibumbui.
masukkan sesendok sesendok (gunakan sendok teh) adonan daging hingga habis. biarkan mengapung dan rebus selama minimal duapuluh menit. angkat bola-bola dagingnya, tiriskan. sementara itu saring kaldunya.
dari kaldu daging tersebut kita bisa membuat aneka macam sup. ambil separuh kaldu daging tersebut dan kita bisa membuat side dish bakwan / perkedel / mendoan /  tempura yang enak. sementara bola-bola dagingnya dapat dibuat aneka macam tumisan.
berikut variasi masakan yang dapat kita buat.
gunakan kaldu daging untuk membuat sup putih (ellen biasa bikinin sup putih buat keponakannya yang balita) dengan kaldu light bawang putih, rajangan daun bawang, minyak wijen. masukan oyong, tahu kacang hijau yang telah digoreng asal berkulit atau tofu, jamur tiram. bisa juga ditambahkan misoa. ambil separuh kaldu untuk mencairkan tepung terigu dan tepung beras, adonan ini dapat digunakan untuk membikin bakwan sayuran, perkedel jagung, tahu tempe mendoan atau tempura. bola-bola dagingnya ditumis ala bumbu hoisin, dengan rajangan cabai hijau, cabai rawit, bawang putih, minyak wijen, bisa juga ditambahkan terong yang telah digoreng sebentar dan dicampur ke dalam tumisan bola daging bumbu hoisin.
untuk sup ala indonesia, tumis bumbu halus bawang putih, lada dan pala, setelah harum tuang ke dalam kuah kaldu. tambahkan irisan daun bawang seledri dan sayur-sayuran sup seperti kentang, kembang kol / brokoli, wortel, tomat, bakso atau sosis. ambil separuh kaldu untuk mencairkan tepung terigu dan tepung beras, adonan ini dapat digunakan untuk membikin bakwan sayuran, perkedel jagung, tahu tempe mendoan, atau tempura.. bola-bola daging gilingnya ditumis ala teriyaki dengan bawang bombay, bawang putih, bisa juga ditambahkan tahu kacang hijau potong dadu yang telah  digoreng berkulit. atau ditumis ala balado. ulek kasar bawang merah, bawang putih, cabe merah. kemudian tumis dalam minyak panas. masukkan rajangan sereh dan daun jeruk, aduk rata. masukkan satu buah tomat cincang, beri garam dan gula pasir, masak hingga bumbu matang kemudian masukkan bola-bola dagingnya. kalau bikin balado model begini biasanya saya suka menaburkan teri medan goreng di atas balado tersebut.
untuk membuat sup merah, tumis ulekan bawang putih – lada dan oregano, tuang ke dalam kaldu daging tersebut. tambahkan satu kaleng kacang merah dalam kuah tomat (saya biasa gunakan merk ayam brand), jamur merang, wortel, sosis / maling – kornet babi yang dipotong dadu, irisan daun bawang seledri. untuk bola-bola dagingnya, tumis rajangan bawang bombay dengan bawang putih, lada, oregano, thyme, rosemary, jamur tiram atau jamur shitake. makanan ini lebih enak dinikmati dengan roti bakar atau mashed potato-sweet potato-carrot, atau kentang-ubi goreng.
ada juga sup dengan rasa ebi yang light. seduh ebi dalam air panas, setelah empuk tiriskan ebi dan ulek bersama bawang putih serta lada. tumis dalam minyak panas hingga harum. tuangkan tumisan ke dalam air rebusan kaldu. tambahkan rajangan daun bawang seledri, oyong, wortel, bakso, tahu kacang hijau goreng berkulit. ambil separuh kaldu untuk mencairkan tepung terigu dan tepung beras, dapat digunakan untuk membikin bakwan sayuran, perkedel jagung, tahu tempe mendoan, atau tempura, siap digoreng. bola-bola daging gilingnya ditumis ala tauco dengan cabe hijau, cabe rawit, bawang merah putih, salam dan laos, bisa juga ditambahkan dengan telur orak-arik.

ini paduan sayur asam jakarta dan thailand. saya gunakan tofu udang yang legit, cacahan dada ayam, belimbing wuluh untuk sup yang segar ini. tentu saja ditambahkan buncis dan bunga sedap malam akan tambah asik.tapi pada saat membuat sup ini, yang ada di kulkas cuma tofu udang..

buat yang suka asam-asam, tumis ulekan bawang putih, cabe rawit, dan terasi, setelah harum tuang ke dalam kuah kaldu yang telah dididihkan dan telah dimasukkan jagung manis, nangka muda serta melinjo. masukkan asam jawa yang sudah diseduh dan separuh rajangan belimbing wuluh untuk basic rasa asam. setelah nangka muda agak lunak tambahkan kacang panjang dan labu siam. menjelang diangkat masukan rajangan belimbing wuluh. ambil separuh kaldu untuk mencairkan tepung terigu dan tepung beras, dapat digunakan untuk membikin bakwan sayuran, perkedel jagung, tahu tempe mendoan, siap digoreng. bola-bola dagingnya ditumis ala manado dengan rajangan halus cabai rawit, bawang putih, sereh, daun jeruk dan daun kemangi, bisa juga ditambahkan tahu goreng berkulit atau orak arik telur.

kalau kamu mengurangi nasi atau mau diversifikasi pangan, tumisan ini cukup untuk kebutuhan kalori-mu. saya buat tumisan ala hoisin, bola-bola daging dengan kentang rebus yang digoreng sebentar dan putih telur kukus. 

 jenis bumbu tumisan lain yang bisa kita buat adalah ala pesmol. ulek hingga halus kemiri, bawang putih, kunyit, jahe. tumis dalam minyak panas dengan rajangan sereh dan daun jeruk. beri sedikit air dan biarkan nyemek (airnya menyusut dan bumbunya matang) masukkan bola-bola dagingnya, tentu saja bisa ditambahkan tahu goreng berkulit.
ada juga ala bumbu rujak, ala balado, dan ala-ala yang lain sesuai kebiasaanmu memasak di rumah. untuk menumis bumbu main api itu penting, supaya bumbunya gak mentah dan runyah-runyah. garam dan gula pasir juga penting. salah kepyur bisa salah rasa.
kita tentu saja bisa bikin sayur bobor, lodeh cemplung, brongkos, gule dengan air rebusan kaldu ini. tapi karena menggunakan santan, saya akan posting resep khusus makanan berkuah santan di lain kesempatan. 
 ahh ya yaa..saya pernah cerita, seorang kenalan saya si mister bule, menanak nasi dengan air kaldu yang legit. tentu saja itu bikin nasimu rasanya jadi lebih enak dan gurih. cari saja resep nasi kuning, nasi uduk, nasi biryani dan campur bumbu-bumbu serta kuah kaldu ke dalam rice cooker, dan biarkan mesin yang bekerja.
 
ini nasi yang harum dan legit. bumbunya sepele : tumisan bumbu halus bawang putih, jahe, lada, garam, gula pasir. menjelang menuju matang campurkan wortel pasrah dan daun bawang. kalau kamu punya jamur shitake, campur ke dalam beras dan kaldu, masak dalam rice cooker, hasil nasinya akan lebih nampol. tapi beberapa orang gak suka bau jamur shitake yang agak-agak mirip sama pete - itu kata kawan saya nona syahroni :)
ini lho contohnya tahu goreng berkulit. untuk resep ini dimasak ala tauco dengan daging giling dan tomat ijo.
 tahu goreng berkulit adalah tahu cina yang terbuat dari kacang hijau, dipotong dadu, digoreng dalam minyak panas, sebentar saja untuk memunculkan tekstur yang lebih kokoh dan tak mudah hancur.
tips untuk membuat perkedel jagung, parut jagung dan ambil sebagian untuk diblender bersama kuah kaldu dan bawang putih. rajang halus atau parut wortel, tambahkan rajangan daun bawang seledri, telur. beri tepung terigu dan tepung beras. adonan perkedel tidak encer, beri garam dan gula pasir diakhir pengerjaan (karena kaldunya sudah asin) icipi sedikit dan goreng dalam minyak panas.
untuk membuat bakwan sayur, adonannya jangan encer, nanti susah digoreng. tipsnya, campur rajangan sayuran dengan tepung beras dan tepung terigu, beri bumbu halus bawang putih, cabe rawit, ketumbar, kunyit. beri telur dan aduk, tuang kaldu sedikit sedikit sampai membentuk adonan yang dapat digoreng. beri garam dan gula pasir di akhir pengerjaan (karena kaldunya sudah asin).goreng dulu 1 sendok teh adonan bakwan, icipi rasanya, supaya gak gagal seluruh pengerjaan menggoreng bakwan. kalau kurang garam atau gula pasir bisa ditambahkan.
apa saja sayuran yang bisa digunakan untuk bikin bakwan? sebetulnya apa saja bisa, masalahnya doyan atau enggak..hehehe..biasanya saya begini komposisinya : rajangan wortel, kol, daun bawang seledri. rajangan wortel, kacang panjang, daun bawang seledri. rajangan wortel, buncis, jagung parut, daun bawang seledri.
dari bumbu ulek bawang putih, ketumbar dan kunyit, kita bisa bikin tempura indonesia. adonan ini juga gak encer. jangan pernah bikin adonan encer, nanti gak jadi deh beneran. tambahkan rajangan daun bawang atau seledri untuk menggoreng tahu dan tempe, jadi deh tempe mendoan. untuk gorengan sayuran bisa menggunakan terong ungu, buncis, jamur tiram, brokoli. adonan ini juga enak untuk menggoreng kentang rebus, ubi rebus, singkong rebus, sukun tua yang mataaang – tak perlu direbus... serius enak.
manfaatkan air rebusan kaldu untuk merebus kentang dan ubi, beri garam dan gula pasir, beri oregano, thyme dan rosemary.tiriskan kentang atau ubi, saring air kaldu rebusan dan buat jadi adonan tepung. goreng dalam minyak panas. 
ini side dish yang saya maksud. khusus untuk ubi, saya rebus dalam kuah kaldu legit gurih dengan dominan manis untuk memunculkan rasa pada ubi. saya beri oregano, thyme dan rosemary pada air rebusan. kemudian air sisa rebusan itu saya buat adonan yang tak terlalu pekat. goreng dalam minyak panas, dan ini adalah side dish yang aduhai. dimakan dengan steak atau ayam bakar enak banget, dengan saus hikory yang asam dan berempah dengan harum kayu hikori...


untuk merebus singkong dalam air kaldu, tak perlu menggunakan oregano, thyme dan rosemary.melainkan ulekan bawang putih, ketumbar dan gula jawa. tiriskan dan goreng tanpa perlu membuat adonan tepung.
btw, dari gorengan kentang, ubi, singkong, sukun bisa dimakan dengan dicampur saus bechamel campur bolognaise. ini beneran enak.
kalau bolognaise semua orang udah tahu ya caranya. tambahkan jamur-jamuran (shitake / merang / tiram) dan terong kalau kepingin lebih banyak sayurannya.
untuk saus bechamel, campurkan daging giling dalam pembuatannya, bisa ditambahkan bayam merah / hijau, zuchinni, bawang bombay, jamur-jamuran (shitake, merang, tiram) dan tentu saja daun bawang. 
campurkan saus ini ke dalam gorengan karbohidrat tersebut, rasanya nampol !!!

ini poutine singkong yang saya maksud. setelah direbus dalam kuah kaldu yang gurih legit umami, saya goreng, kemudian saya siram dengan saus bechamel. khusus resep ini, saya cacah bacon, jamur dan bayam hijau yang dicampurkan ke dalam saus bechamel basic, kemudian campur dengan singkong gorengnya.. dan ini enak. serius. dan kalau kreatif, kamu bakal nemuin banyak hal asyik waktu eksplorasi di dapur.

oh ya di kanada, ini namanya poutine, dan kamu bisa cari resep aneka saus untuk poutine-mu. jangan lupa rebus kentang / ubi / singkongmu dalam kuah kaldu biar rasanya makin ngeresep enak, dan baru digoreng deh. heston blumenthal malah mengolah kentang goreng dengan direbus dan dua kali goreng. dan dia adalah chef yang saya kagumi banget ngetttt...
tapi hei btw, ibuk saya tentu gak doyan !!
semoga postingan kali ini ada gunanya.
until then, berkah dalem. 


PS : dear fellas...ternyata banyak yang mampir, terimakasih yaaa.. saya sedang cicil buat blog baru cerita tentang makanan... silahkan mampir ke sini :)) http://wuntasanggili.blogspot.com/2013/06/take-love.html