Rabu, 24 Juli 2013

seharusnya elu cerdas, R !!



sekarang saya jarang punya waktu untuk tuntas membaca sebuah novel. saya merindukan betul-betul waktu milik sendiri : membaca dan tenggelam dalam cerita-cerita.(oiaa..coba mampir ke sini untuk cek apakah kamu addicted to books :)  http://www.buzzfeed.com/summeranne/signs-youre-addicted-to-books-reading
hal ini saya sadari ketika selama 2 minggu jakarta terus diguyur hujan. dinding rumah saya rembes dan ini membikin khawatir, sebabnya saya tahu buku-buku yang saya tata rapi akan berjamur. rumah orangtua saya yang mungil dan sederhana ini kepenuhan barang, sehingga kami masih mikir dua kali setiap hendak membeli lemari buku, gak ada tempat lagi soalnya. akhirnya saya membikin box-box buku dari kertas karton tebal dan ditumpuk begitu saja di atas meja kayu. perkara menyimpan buku ini, mesti dipikirkan serius juga sebetulnya, buku-buku tersebut dikumpulkan dengan telaten dari tahun ke tahun, untuk bekal kesadaran dan warisan bagi anak cucu kelak. 


saya mulai mengingat-ingat bagaimana jiwa saya merasakan bahagia sekaligus hangover setiap kali selesai membaca buku yang menarik. waktu umur saya 15 dan selesai membaca saman-nya ayu utami dan sybil-gadis dengan 16 kepribadian, jiwa saya agak terguncang waktu itu. setelahnya saya enggak bisa lagi baca bacaan ringan – menurut selera saya waktu itu, karena sudah terbiasa ketemu kalimat-kalimat mak jegagig yang bercahaya bagaikan kristal. sejak saat itu, setiap tahun minimal ada 26 novel tebal yang saya baca. hal ini berlangsung terus hingga selesai kuliah.
kawan saya che sering menggoda : untung IQ lu ok, gw sih keteteran.
saya memasang mimik serius dan dia menambahkan : kakak gw tuh, otaknya parah, pinter. orang lain selesai baca buku yang sama selama 10 hari, dia 2 hari kelar, padahal dia juga banyak kegiatan di sekolah. persis elu, sibuk tapi sempet baca buku.
kalau che bilang saya pinter, saya ngerasa ngeri.. dia jadi punya ekspektasi.
dan itu juga sebetulnya membikin saya keki setiap kali dia menggoda saya antara cemas-cemas jengkel setiap kali kami ketemu dan ngakak bareng dengan obrolan-obrolan yang gak mesti tuntas. well, sebetulnya i hate when he said : seharusnya elu cerdas R !! aahh..saya jadi kangen dengan kalimat itu.
dia selalu mengulang kalimat andalan saya kalau kami sedang meninggi : gw tahu elu marah sama gw, karena omongan gw betul.. suka atau enggak gw betul..dan itu bikin elu marah duakali.
hahahaha...entah berapa ribu kali omongan itu diulang dan diulang terus hanya untuk menggoda satu sama lain dan membikin kami tertawa terpingkal-pingkal sampai keluar airmata.
entah gimana juga caranya, kalau kami ngomong kalimat ini juga selalu bareng : elu itu udah tau R, elu cuma perlu orang yang ngebuktiin kalau elu salah !!
sejujurnya saya beruntung dikelilingi teman-teman yang omongannya pedas-pedas dan menohok jantung hati, orang-orang seperti ini adil, baik dan tak dangkal. hidup saya betul-betul berkembang.
che enggak suka baca buku – well, setahu saya dia enggak suka baca buku sebanyak saya suka. tapi setiap kali dia baca cerpen saya dia selalu memasang wajah bengis dan berkata : asli, gw benci sama elu.
tentu saja saya tahu dia enggak betulan benci sama saya, tapi benci dengan apa yang saya tuliskan (bahasa yang saya gunakan, kata-kata yang saya pilih untuk dibekukan dalam bentuk tertulis) karena membuka atau mengorak kesadarannya tentang sesuatu hal. bahasa jadi perkakas yang memungkinkan pengertian diperbaiki. 
kalau ngomel mereka lebih suka pake bahasa inggris .. ahahaha.. dengan intonasi ditekan-tekan gitu..sebabnya menurut kita sih, kalimat dalam bahasa inggris lebih enggak ambigu...

saya ingat persis wajahnya setelah selesai membaca cerpen yang lucunya saya lupa judulnya, tapi temanya tentang menjadi tua, sensitif dan terluka. itu membikin dia punya bayangan tentang hari depan yang akan dia hadapi. ada banyak seandainya-seandainya yang membuka kesempatan berimajinasi, ketakutan-cemas-gamang muncul, dan orang beriman menyebutnya tawakal, kita selalu perlu waktu untuk memikirkan banyak hal, untuk bergantung (bagaimana pun juga) dengan sesuatu yang agung. saya menyebutnya semesta, orang lain menyebutnya tuhan, itu sebetulnya tak masalah. selalu ada higher wisdom (apapun sebutannya) yang bisa menentramkan gejolak dan letupan-letupan dari dalam diri.
saya malah jadi teringat richard rorty sekarang, dia bilang kepekaan dan solidaritas kita harus terus diasah. Kita bisa memperbaiki kesalahan yang kita buat dan menjadi semakin tidak kejam terhadap manusia lain dengan mengetahui bentuk kekejaman-kekejaman yang dilakukan manusia. Ia mengajak orang-orang untuk kembali membaca buku-buku yang bercerita tentang perbudakan, kemiskinan dan eksploitasi.  

saya sudah super jarang baca buku – at least sebanyak yang sebetulnya saya inginkan. sebabnya ada urusan lain yang mesti dikerjakan dengan serius.. untuk menghapus perasaan bersalah itu, saya banyak nonton documentary-nya bbc yang super banyak menjogrok di youtube. sehari 2 dokumenter selama 5 bulan terakhir ini. 2 jam membuang waktu untuk hal bermanfaat. lumayan..otak saya masih ada gunanya...

Senin, 22 Juli 2013

colors of universe on our clothes ...



karena pernah merasa kesulitan mencari pakaian yang sesuai dengan karakter dan kepribadian saya di masa remaja, setiap kali seseorang minta tolong dan saran tentang pakaian, saya siap sedia membantu mereka. sebabnya saya tahu, ketika seseorang salah kostum, belum tentu hal itu terjadi karena kemauan dirinya. kita mampu memahami kehidupan orang lain ketika mau mendengarkan cerita mereka, ceria yang selalu bermula dari ruang privat, dari sana muncul empati

Perkara salah kostum ini bisa saja itu terjadi karena dia dan saya belum pernah terpapar hal-hal menarik mengenai fashion. bisa saja itu terjadi karena dia dan saya belum punya cukup dana untuk memiliki sendiri pakaian yang pantas untuk dikenakan dalam berbagai kesempatan. juga bisa saja itu terjadi karena dia dan saya memiliki tubuh yang ajaib, sehingga meskipun memiliki dana untuk mencari pakaian yang layak, ukurannya enggak ada. dan ada seribu satu alasan lain.

mengenai latar belakang mengapa seseorang salah kostum itu sebetulnya tak saya pikirkan sungguh-sungguh, sebabnya hal itu toh akan berlalu. saya sering bilang ke teman-teman yang mengaku sering salah kostum dan merasa merana karena hal itu, bahwa yang sudah-sudah sih gak usah dipikirin lagi. yang perlu dipikirkan saat ini adalah membangun mimpi dan melaksanakannya (pelan-pelan), mencari tahu karakter diri sehingga bisa menemukan style (gaya) yang paling cocok dengan diri sendiri. 

http://livebyquotes.com/2012/friendship-is-born-at-that-moment-c-s-lewis/
 
biasanya (dari pengalaman pribadi) setiap mematut diri di depan cermin dan merasa outfit hari ini sudah nyaman, sisa perjalanan hari itu bisa lancar. kawan saya nona cantelan baju lebih lucu lagi, dia pernah bilang ke saya karena merasa tegang akan menghadapi rapat esok hari di kantor, “ahh parah.. hari-hari gini gw lebih mikirin baju apa yang bakal gw pakai besok ketimbang harus ngomongin apa di rapat.”

kami ketawa ngakak, sebabnya saya ngerti perasaan tegang itu, dan memiliki kepercayaan diri penting banget. orang kan beda-beda, jadi ya berbeda pula mengatasi masalah dan menemukan kepercayaan diri yang baru. 

minggu 14 juli kemarin saya mengantarkan kawan masa kuliah untuk belanja kain di cipadu. itu kali pertama dia pergi ke sana. beberapa waktu sebelumnya dia menanyakan banyak hal tentang pakaian dan style kepada saya. tubuhnya mungil sekali, ini membikin dia kesulitan menemukan pakaian yang nyaman meskipun punya dana untuk membeli banyak pakaian. saya mengerti kesulitan itu. akhirnya kami sepakat akan jalan-jalan ke cipadu, lihat kain-kain dengan harga terjangkau, kalau cocok dibeli, kalau enggak cocok, enggak merasa rugi juga sebabnya bisa jalan-jalan cuci mata. 

sebetulnya hari itu saya niat mau pergi membawa kamera poket, untuk oleh-oleh tulisan kali ini, tapi tiba-tiba mood menjepret momen itu menguap, sebabnya saya belum tidur selama 18 jam dan merasa demikian pening dan mual, tetapi sudah kadung janji mengantarkan kawan belanja kain. enggak bisa diubah lagi waktunya, sebabnya kami mengatur jadwal jalan hari itu juga sudah sulit. hari itu, rasanya seperti berjalan di awang-awang (sebenarnya saya biasa kurang tidur, tapi enggak pakai acara jalan-jalan dan hunting, jadi kombinasi ngantuk poll dan mesti membantu memberikan pendapat saat berbelanja itu bener-bener aduhai sekali..rasanya kayak zombie).

kami janjian ketemu di blok m square sekalian sarapan pagi di es teler – untunglah sudah buka restorannya sepagi itu. sebelum berangkat, kami ngobrol panjang dan mencatat kebutuhan kain yang dia perlu, bagaimana nanti modelnya, jenis kain apa yang cocok, berapa banyak kain yang diperlukan untuk setiap desain yang beragam, and so on and so on. tujuannya untuk tahu kisaran pengeluaran hari itu. kawan saya menargetkan 500ribu untuk dibelanjakan. ternyata  nantinya dia hanya  menghabiskan 440ribu saja untuk belanja kain seabrek-abrek. itu sudah dapat super banyak, mungkin akan ada 3 dress, 8 rok midi, 2 semi blazer dan 9 blouse baru yang akan dia miliki sebentar lagi. uang sebanyak itu juga sudah dipakai untuk traktir saya bahan untuk bikin 4 rok dari kain kaos jersey, canggih gak tuh. 
 
jembatan keledai untuk utak atik gathuk soal mix and match warna. menemukannya enggak sengaja karena terlalu sering browsing foto fashion-nya anthropologie....

karena lebih suka (dan merasa lebih pantas serta nyaman) mengenakan rok daripada celana panjang, saya akhirnya senang mengenakan dress two pieces. sebabnya, saya jadi punya banyak sekali kesempatan untuk mix and match pakaian, ketimbang harus mengenakan dress one piece. punya 2 rok basic, 2 camisol basic dan 2 outer basic (misalkan sebuah rok hitam, camisol hitam, outer hitam, rok putih, camisol putih, outer putih) bikin saya enggak cuma punya 2 dress sederhana, tapi bikin saya punya 8 dress sederhana. lebih hemat. apalagi kalau punya 2 syal yang warnanya beradu dengan paduan dress two pieces ini, makin lengkap penampilan hari itu. hal ini saya katakan kepada kawan saya, tentang must have item yang ada dalam lemari baju. 

jam 11 kami berangkat dan pulang pukul 4 sore (waktu tempuh pergi dan pulang masing-masing sejam, naik taksi biar cepet dan gak pindah-pindah angkot). setibanya di cipadu, demi tuhaan.. rame poll. saya lupa kalau hari itu hari minggu dan mendekati lebaran. orang-orang memenuhi halaman depan setiap toko kain. saya ajak kawan saya MA untuk mengitari setiap toko sambil pegang-pegang kain yang di matanya cocok dan akan cantik ketika dibuat baju. setelah sekali puteran, baru deh memutuskan mana saja kain yang hendak dibeli. memang begitulah bila saya berbelanja. dilihat-lihat dulu semua, dijalani dulu – bahasa kerennya di observasi – disimak dengan teliti, baru deh diendapkan keputusan sementara dengan ngobrolin “ kayaknya kain yang di toko itu lebih cocok untuk dibikin blouse,” dan bla bla bla panjang. baru setelah yakin, datangi lagi toko yang dituju dan siap minta digunting kainnya.

dia super happy karena bisa menemukan buanyaak kain cantik dengan harga terjangkau untuk kebutuhan sandang dia sehari-hari ke kantor. ukuran tubuh yang ajaib seperti saya yang plus size dan kawan saya yang petite itu, memang mesti sabar-sabar kalau menyangkut urusan berbusana. lebih nyaman jahit baju sendiri. asiknya lagi kalau belanja kain untuk dijahitkan sendiri itu, semuanya sesuai dengan selera pribadi. desain yang diterjemahkan dalam cutting baju pun mengikuti kebutuhan tubuh, semuanya bisa fit dan enggak mengecewakan.

saya amat-amati mas-mas penjaga toko super duper kelelahan dan enggak bersemangat, di setiap toko begitu, efek puasa mungkin dan kombinasi banyaknya pembeli (padahal pembeli-nya juga baik-baik dan pengertian, enggak rewel dan menyusahkan – menurut pengamatan saya). tapi ya karena gulungan kain yang diangkut berat-berat, wajarlah mereka merasa lemas dan lesu. 

mungkin karena harga bbm naik itulah harga kain di cipadu ikutan naik..atau bisa juga karena hari minggu dan banyak pembeli, menjelang lebaran pula. biasanya saya beli kain chiffon lebar 1,5meter seharga 13ribu semeter, sekarang harganya jadi 15ribu. 

di depan toko yang (kayaknya khusus) menjual bahan-bahan chiffon, MA dengan mata berbinar-binar membisiki saya,  “semuanya pengen gw borong. gilaakk itu motifnya sama kayak di Z****@, gilaakk itu blouse dijual duaratusribuan, disini 15ribu semeter, gilaak.”

kain chiffon yang menerawang ini enak banget, enteng dan adem. saya anjurkan bagian badan mengenakan furing, biar kontras warna badan dan lengan. dari semua kain yang dibeli hari itu semuanya bisa cocok dipasang-pasangkan dengan warna kain kaos jersey yang akan dibuat menjadi rok layer. jembatan keledai padu padan warna-nya berfungsi baik.. hore..

akhirnya dipilih-lah beberapa kain chiffon yang cocok di hati. untuk badan seukuran MA, bikin baju itu super duper hemat banget. apalagi kain yang dijual lebar besar. untuk bikin 1 blouse simpel dia hanya perlu 1 meter kain atau seharga 15ribu. dengan uang 150ribu dia bisa dapat 10 baju baru. (kalau punya keterampilan menjahit, seneng lho menemukan bahagia kecil macam ini). 

saya anjurkan beli 125cm per potong (lebar kainnya sendiri 150cm) untuk dibuat blouse atau kemeja simpel yang cantik. saya katakan pada dia, “nanti sisa kain yang ada kita kumpulin, kita bikin patchwork, dicampur broklat dan jadi blouse baru, enggak ada kain yang terbuang.”

kalau yang ini enggak tahu apa nama bahannya, tapi bahannya enak, adem dan enggak menerawang sehingga enggak perlu tambahan furing lagi. setiap warna kain yang akan dibuat blouse pun, bisa di mix and match dengan setiap warna kain kaos jersey yang akan dibuat rok... MA senang betul.

“kalau soal patchwork blouse, anthropologie jagonya deh,” kata saya. “tinggal disimpan saja dulu sisaan kainnya, enggak perlu buru-buru dibikin, sambil cari kalau pas pergi, broklat dan furing yang kira-kira match untuk paduan patchwork dari kain sisa yang ada.” 

saya juga anjurkan dia supaya menambahkan furing di bagian badan blouse/kemeja berbahan chiffon yang akan dibikin, supaya makin terlihat kontras warna antara lengan yang tidak difuring dan badan yang diberi furing. menambahkan furing bikin baju yang jadi nanti enggak cepat rusak karena terlalu sering dicuci gosok. oh ya merawat pakaian dengan benar itu penting banget. 

kain chiffon yang cantik ini enggak terlalu menerawang, tapi tetap pakai furing warna broken white untuk bagian badan ketika nanti dibuat blouse, supaya warna yang dihasilkan makin pekat dan hidup dan kontras dengan warna bagian lengan yang dibuat tanpa furing. lagi-lagi dari 4 warna basic kain kaos jersey yang akan dibuat rok layer ini pun, cocok di mix and match dengan setiap warna bahan yang sudah terbeli. puas...

toko selanjutnya yang kami masuki adalah toko kain yang khusus jual bahan-bahan katun, rencananya MA ingin bikin celana bermuda, celana kapri dan banyak lagi. tapi kurang beruntung, motif-nya enggak sesuai dengan selera. padahal beberapa bulan sebelumnya toko tersebut penuh dengan bahan bercorak cantik dengan harga 15ribu semeter untuk lebar kain 150cm. beli kain lebar besar itu selalu lebih hemat. akhirnya MA hanya beli 1 motif kotak-kotak untuk dibikin satu blouse berkerah yang kece. ibu saya punya satu blouse see by chloe yang cakep, bahan itu cocok banget dibuat mirip dengan desain itu. 


ada satu toko lagi yang menjual bahan-bahan corak bunga-bunga, coraknya pun mirip dengan dress yang dijual di anthropologie (brand yang saya suka). tapi sayang, lebarnya kecil, 115cm. sehingga kalau biasanya perlu 2 meter kain dengan lebar 150cm untuk bikin pakaian, sekarang supaya cukup mesti beli 3 meter kain selebar 115cm. untunglah badan MA mungil, jadi dia bisa hemat banyak. untuk membuat dress sederhana, bahan yang diperlu hanya 2 meter. kainnya pun bagus tanpa perlu penambahan furing lagi, jadi lebih hemat. di hari-hari sebelum lebaran, biasanya toko ini menjual kain seharga 13ribu semeter untuk lebar besar, sekarang mereka enggak menerima orang menawar harga, sudah harga pas, 14ribu semeter lebar 115cm. tetep aja lumayan, modal 30ribu bisa buat dress.

belanja siang itu hanya perlu 2,5 jam, yang lama adalah menunggu kain-nya digunting, karena banyak pembeli. kalau milih kain sih cepet, semuanya ciamik, semuanya pengen diborong. untung uang untuk belanja sudah dibagi-bagi, mana yang buat dress, mana yang buat blouse, mana yang buat rok. uang belanja kain untuk dress dan blouse sudah habis, tinggal rok yang belum dapet. 

di pojokan yang tak sering dilewati orang, kami beruntung ketemu satu lapak yang menjual gulungan kain stretch. rencananya MA mau bikin rok layer dari bahan kaos jersey, dengan dobel kaos supaya gak tipis dan gak nyeplak. eh tanpa terduga di pojokan ujung ada rol-rol bahan kaos stretch yang sudah berlayer dan sudah di neci. semeternya dihargai 40ribu dengan lebar besar 140cm. sudah enggak bisa ditawar – lagipula kawan saya yang mungil itu cuma perlu beli semeter saja, warna hitam dan pink bougenvil yang kece. dari semeter kain itu dia bisa buat 2 rok atau 1 dress midi. lumayan banget, tinggal dijahit ujungnya saja, sama sekali enggak repot. (setibanya di rumah ketika diukur ulang, ternyata dari kain stretch layer yang dibeli, ternyata masing-masing warna cukup untuk membuat 2 rok midi. Jadi dengan modal 80ribu MA bisa dapat 4 rok gress anyar).

MA tanya, “R, harga segini (40ribu) mahal apa murah?” (sebabnya kita enggak boleh nawar lebih murah sama abang penjualnya).

warna vivid yang dijual enggak banyak, hanya pink bougenvil, putih dengan neci hitam (kurang selera) dan hitam. sisanya bahan-bahan motif animal print seperti ular cobra dan tutul macan, berwarna-warni memang - merah, ungu-kuning coklat,hijau - tapi bukan selera saya dan MA pun juga kurang suka warna seperti itu, agak lebih sulit untuk di mix and match dengan banyak blouse...

“untuk lebar 140cm, dengan kondisi sudah ada layer-nya dan keseluruhan layer itu sudah rapi di-neci, bahannya stretch pula (enggak perlu takut kurang bahan dan pasti pas di lekuk tubuh) harga 40ribu semeter sudah masuk akal banget,” ujar saya. 

“kalau bikin layer by layer sendiri jelas PR banget, untuk neci-nya sendiri ada ongkosnya lagi. enggak rugi banget beli kain seperti ini.”

karena warna yang cocok di hati hanya 2 (hitam dan pink bougenvil) maka hanya warna itu yang dibeli. untuk keperluan basic rok layer selanjutnya tetap mengandalkan kain kaos jersey, sekilonya masih 55ribu. saya pilihkan warna basic untuk MA : abu-abu, coklat, broken white dan ungu. beli kain kaos jersey-nya juga terakhir menjelang pulang, supaya bisa dicocokkan dengan kain chiffon yang sudah dibeli. 

belajar dari pengalaman, setiap kali lihat gulungan kain jersey, saya cek lagi melarnya dan ketipisan bahan, sebabnya pernah salah beli dan kainnya enggak mulur, rugi. kalau dibuat pakaian dengan layer by layer kurang maksimal, kurang ada lengkung yang terbentuk natural karena bahan yang mulur itu. 


ketika membayar (termasuk ketika mentraktir saya bahan kaos jersey untuk dibuat rok) MA tanya, kita mau beli apa lagi... dan terkaget-kaget ketika semuanya sudah terbeli. malah masih ada sisa 60ribu dalam sekat dompetnya yang kembung itu. angka 440ribu yang dia keluarkan dengan banyaknya kain yang terbeli bikin dia terpesona (dan kegirangan dan hampir gila, ini lebai banget sih). 

dia berencana ngajak pergi ke cipadu sebulan lagi, supaya lebih leluasa pilih-pilih kain dengan motif yang lebih baru. dia kesel juga hari itu karena enggak optimal milih-milih kain, semuanya dia pengen, sampai bingung sendiri. 


saya senang ketika MA bilang dia senang, kami dapat banyak kain-kain cantik dengan harga terjangkau. sekarang dia bisa merepresentasikan dirinya dengan lebih optimal, setelah tahu ada yang namanya cipadu. oia senang dia jadi 2 kali, sebabnya dia berencana menjahitkan kain ini ke seseorang yang dia tahu akan terbantu dengan datangnya kain-kain cantik yang akan diubah jadi berlembar-lembar pakaian.  Kita kan enggak perlu jauh-jauh membagi bahagia, lihat sekeliling saja, mungkin malah ada orang-orang di lingkungan terdekat yang akan senang dengan tawaran bantuan yang kita berikan. 

saya masih percaya bahwa bahagia bisa ditularkan. akan ada orang lain yang terbantu dengan bahagia yang kita rasakan.

sesampainya di rumah, ngadem di kamar sambil mendengarkan musik dan melihat-lihat desain-desain pakaian anthropologie. saya melihat seseorang sedang menabung mimpi. 

until then berkah dalem buatmu, selamat menyayangi diri sendiri.

ssstt... kalau kamu suka tulisan ini.. silakan mampir ke sini .. ada banyak cerita tentang refashion lho :)) http://rensimanda.blogspot.com/ thx a bunch my dear fellas !!

stay witty !!

Sabtu, 20 Juli 2013

A untuk anthropologie


bila holly golightly pernah bertutur : “Aku ingin tetap menjadi diriku sendiri saat terbangun pada suatu pagi yang cerah dan sarapan di Tiffany’s”,(breakfast at tiffany - truman capote).
saya merasakan perasaan yang mirip, bukan tentang tiffany, melainkan tentang anthropologie. saya tergila-gila pada desain-desain pakaian anthropologie.

ada banyak brand muncul dalam website anthropologie, semuanya (herannya) saya suka. tak ada yang buruk di mata saya. rasanya luar biasa menyenangkan, duduk di depan layar komputer dan mengecek satu demi satu, mendownload satu demi satu, desain-desain pakaian yang ciamik itu. saya merasa luar biasa hidup, bahagia, tenang dan nyaman. agak aneh juga rasanya, seorang manusia bisa merasakan emosi sekompleks itu hanya karena melihat pakaian-pakaian terpampang di layar komputer. kadang saya bertanya, apakah saya gila.. kok ngefans sampai separah itu.

kemudian saya sadari, bukan gila, melainkan terinspirasi.http://www.anthropologie.com/anthro/index.jsp

saya jadi teringat belasan tahun silam. waktu itu ada proyek teater di sekolah saya, seorang musisi bass yang saya idolakan, latihan bersama choir. dia selalu datang dengan menenteng novel sybil – gadis dengan 16 kepribadian, di sepanjang perjalanan kami menuju pementasan. saya yang saat itu berusia 15 tahun langsung pergi ke perpustakaan sekolah dan meminjam sybil. awalnya supaya punya bahan untuk ngobrol bareng bila semesta mempertemukan kesempatan itu. ternyata saya justru terpesona dengan sybil dan membaca dengan perasaan ngeri serta buntu setiap kalimat yang ada di novel tersebut. gara-gara sybil itu pulalah saya lupa sedang naksir seseorang. perasaan takut split personality bikin saya ngeri-ngeri seneng dengan apa yang sedang saya baca. saya sampai bikin jembatan keledai untuk menemukan ciri dan karakteristik 16 kepribadian yang ada dalam tubuh sybil untuk membantu saya mencerna pengertian yang retak di sana sini.  

di kemudian hari, saya senang sekali mengamati orang-orang,  jadi observer untuk banyak hal, memang gak ada yang menyuruh, tapi rasanya belum lengkap bila jawaban akan rasa penasaran saya belum penuh. 

agaknya karena punya kebiasaan suka pada detail dan mengamati banyak hal itulah yang membikin saya super telaten dan cermat mengamati desain-desain pakaian yang terpampang di website anthropologie sejak tahun 2011. karena merasa butuh dan perlu, saya banyak meluangkan waktu tak hanya menyambangi website tersebut, tapi juga mencari di google image, apapun yang berhubungan dengan desain anthropologie. 

quote paulo coelho ini bisa saja saya ketik, dengan font yang bagus. tapi saya pilih tulisan tangan sendiri, karena setiap kita itu unik.. seperti tulisan tangan kita yang beda-beda...aku, kamu dan kita. selamat merayakan hidup my dear fellas... coloring the universe... hold on !!

tak hanya desain di masa sekarang yang saya cari, tetapi arsip-arsip desain di masa lalu juga saya ubek-ubek, saya betul-betul kepingin tahu pakaian apa saja yang pernah mereka buat. setiap kali menemukan satu desain pakaian yang detail pengerjaannya, saya bersorak dalam hati dan mengumpat perlahan, sebabnya karena merasa senang dan bersyukur. 
tiga tahun itu bukan waktu yang sebentar untuk mendownload dan belajar otodidak desain yang mereka keluarkan secara berkala. dalam laptop saya barangkali terdapat 1000an foto fashion anthropologie. saya mengumpulkannya dengan niat dan telaten untuk belajar dan menyenang-nyenangkan diri sendiri. saya buatkan album khusus untuk cardigan, blouse-tunic, collared-button down, dress, dress sleeveless, sweatshirt, sleeveless shirt, skirt, dan patchwork. tujuannya supaya mudah bagi saya bila suatu hari perlu memecahkan kebuntuan dalam mendesain baju buatan saya sendiri. anthropologie betul-betul membiakkan kreativitas saya dalam menerjemahkan desain yang tadinya hanya seliwar seliwer di kepala menjadi potongan-potongan kain yang siap dijahit. rasanya menyenangkan melihat bentangan kain yang lebar, dipola dan dipotong untuk disatukan dan menjadi selembar pakaian yang nyaman. suka enggak suka, cara kita berpenampilan adalah representasi diri sendiri.

saya sama sekali tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai fashion, saya belum pernah sekolah formal untuk mendapatkan pengetahuan itu, pemahaman saya bocel-bocel di sana sini. saya hanya akan menuliskan, seraya merenungkan dengan semangat, beberapa pokok soal yang menggelisahkan diri sendiri. tak ada ambisi untuk mendefinisikan segala sesuatu yang berurusan dengan fashion secara universal, maksudnya : bisa diterapkan dan dikenakan dalam banyak kasus, dan berlaku bagi manusia yang memiliki perilaku beragam - saya pinjam kalimat ini dari GM..

lama-lama saya sadari, pengetahuan saya tentang fashion photography pun bertambah, gara-gara rutin browsing desain mereka. pelan-pelan saya belajar untuk  tak sekedar menikmati desain tersebut, tapi juga belajar sendiri cutting-cutting yang unik, belajar sendiri padu padan corak dan warna bahan, belajar mix and match warna dan banyak lagi. kesadaran saya tentang fashion makin komplit, minimal saya bisa mengaplikasikannya untuk diri sendiri. yang tadinya selera saya buruk – karena belum tahu, bukan karena enggak mau – sekarang level seleranya makin baik, terpengaruh oleh desain mereka yang cantik itu.



setiap kali melihat desain anthropologie saya selalu merasa menemukan banyak ide gelembung sabun, ide yang bisa pecah bila tak cepat-cepat dituliskan. random thoughts yang seliwar seliwer di kepala minta segera diendapkan supaya bisa segera dibekukan dalam bentuk tertulis.

bagi saya, setiap desain anthropologie membawa banyak sekali daftar pertanyaan permenungan. selalu ada percakapan dengan diri sendiri. setiap orang mungkin mengalami banyak moment tersebut : bercakap-cakap dengan diri sendiri. yang membedakan adalah kemampuan bermain dengan nalar yang terletak pada seberapa dalam percakapan itu direnungkan, seberapa jembar dan bebas percakapan itu dilangsungkan. saya kebetulan punya minat yang luas tentang diri sendiri...menggali diri sendiri itu asik. sebenernya  ini cara saya aja supaya balance sama hidup, menentramkan kerisauan batin yang sering muncul dalam keseharian..punya waktu meditasi itu nikmat untuk bikin diri yang tadinya meletup-letup jadi lebih anteng dan kalem.

saya sering melihat foto fashion anthropologie yang simpel dan sederhana.  dengan pakaian simpel dan sederhana, demikian pula aksesorisnya. entah kenapa, semuanya tampak pas, tak ada yang berlebihan. enggak berat, enggak bikin mumet, enggak kembung, enggak apapun deh. pas aja. frase : cukup adalah cukup, bisa menjelaskan perasaan saya tentang hal itu 
.http://blog.anthropologie.com/?cm_sp=TOPNAV-_-ANTHRO-_-BLOG

hal lain yang saya suka adalah banyaknya desain pakaian patchwork yang keren di mata saya. melihat foto-foto fashion seperti ini menambahkan pemahaman saya tentang makna perca-perca. orang sering menganggap perca-perca enggak berguna, sudah enggak bisa diapa-apain lagi. tapi, karena anthropologie saya makin percaya, bahwa di tangan orang-orang usil dan iseng, setiap perca tersebut dapat diolah dan dibuat menjadi selembar pakaian yang menarik. perca yang tadinya enggak dianggep, bisa jadi sebuah karya artistik dan punya kesempatan bersinar. 
gara-gara ini juga saya jadi makin merasa senang dengan quote ini – yang datang dari film serial joan of arcadia lama berselang: setiap orang punya cahaya di suatu tempat, barangkali belum ditemukan, tapi cahaya itu harus diperjuangkan.



saya menganggap diri saya perca-perca. tanpa upaya apapun, perca akan tetap jadi perca saja. sementara hidup harus diperjuangkan. hidup saya harus diisi biar optimal. saya mesti kreatif, mesti belajar banyak, mesti memasukkan banyak hal baik supaya dapat mengembangbiakkan imajinasi sehingga diri saya makin berkembang, persis perca-perca yang disusun satu demi satu dengan niat dan tekun, menjadi satu pakaian yang bagus, layak dan pantas. anthropologie membantu saya mengenali diri sendiri.  


 lewat foto fashion anthropologie saya belajar banyak soal keindahan. saya memaknai ulang apa itu arti indah. pemahaman saya dilengkapi pelan-pelan. seseorang bisa saja melihat tembok bocel ya bocel saja, enggak indah.. dan karena anthropologie, saya diteguhkan kembali : apa yang disediakan semesta...selalu perlu direnungkan kembali... hidup harus diisi.. imajinasi mesti dikembangkan...setiap orang boleh punya seleranya sendiri, termasuk pendapatnya sendiri soal keindahan. saya makin yakin setiap hal bisa jadi karya artistik..setiap hal punya makna, punya arti... saya melihat keindahan seperti foto di atas ini... tembok bocel dan dress yang bagus, dress perca yang cantik... cara saya memandang dunia lebih komplit...lebih dalam...dan ini memunculkan gratitude, rasa bersyukur yang enggak putus-putus.

lewat foto-foto fashion anthropologie saya juga belajar attitude. sebabnya anthropologie selalu menyertakan banyak foto, mulai dari foto ‘kosongan’ hanya bajunya saja, foto baju yang dikenakan model dengan 3 gaya – tampak depan, tampak belakang dan close up – di studio, serta foto baju yang dikenakan di ruang terbuka supaya customer bisa punya gambaran yang lengkap tentang kenyamanan baju yang mereka jual. 


pekerjaan model juga berat, bikin sesuatu jadi tampak super keren dan mahal, itu enggak mudah. banyak desain anthropologie yang sebenarnya sederhana, tapi selalu tampak stunning di mata saya. hal ini bikin saya sadar, bahwa baju sih sebenernya semua sama aja, tapi attitude-lah yang membikin seseorang kelihatan super menarik. satu baju yang sama dikenakan oleh 8 orang dengan karakter berbeda, kan hasilnya juga beda. (saya punya kawan baik yang saya beri julukan nona cantelan baju. sebabnya dia sangat nyaman dengan dirinya sendiri. setiap apapun yang ia kenakan di tubuhnya selalu tampak mahal, meskipun itu hanyalah dress simpel dengan motif kembang besar yang dibeli seharga 30ribu di pasar sukowati bali. keterampilan serta keberanian mengenali diri sendiri dan jatuh cinta terhadap hidup, memang enggak menjadi sekali jadi.. berjenjang dan perlu rentang waktu yang panjang)

di mata saya, kawan saya ini cantik. 


terus terang saya kesulitan untuk memberikan definisi tentang cantik. karena definisi bisa lentur dan cair. tetapi saya merasa yakin bahwa orang tidak harus cantik untuk terlihat menarik. nah..saya telah melabelkan makna cantik sebagai sedap dipandang mata (secara visual) dan melabelkan menarik sebagai menimbulkan rasa penasaran yang membikin seseorang masih ingin menemukan sesuatu pada yang bersangkutan. 

tentu saja, akhirnya lewat definisi menarik yang saya buat sendiri itu, seorang juga bisa sedap dipandang mata secara visual. mudahnya, orang jadi terlihat cantik karena ia menarik. itu sebabnya, bagi saya, fashion selalu berurusan dengan gratitude dan attitude.

di sepanjang perjalanan, kita sering bertemu dengan berbagai bentuk ekspresi dalam berbusana. saya suka mengamati orang berlalu lalang dan tak sungkan memberikan senyum atau mengatakan, bajunya bagus, kepada orang asing. bagus bukan berarti harus mahal, bagus buat saya adalah terlihat cocok dengan dirinya. rachel zoey mengatakannya dengan tepat : style is a way to say who you are without having a speak.