Selasa, 15 November 2011

aku dan kamu adalah fragmen hidup, bapak




aku baru tahu...
4 bulan setelah aku tidak lagi berbaring di rumah sakit, di suatu hari yang membosankan itu, mbak semi membuatkanku sayur asam dan lele goreng. ia berkata, " waktu kamu sakit ren, setiap kali bapak makan jagung di sayur asem ini, dia selalu bilang, rensi suka sekali ini mbak."
aku terdiam sedih.

aku baru tahu...
meski ia tidak ke gereja, meski ia tidak pernah terlihat berdoa, dan tidak terlihat percaya surga, ia suatu ketika pernah berkata, aku mengikuti yesus karena ajarannya akan cinta kasih, aku percaya ia menyediakan tempat untukku.

aku teringat...
akan hari-hari ketika meski pinggangnya juga nyeri sepertiku, ia menemaniku membongkar tanah dari pot-pot tanaman. 3 hari kami bekerja mengganti tanah dan pupuk. hampir setiap 3 bulan kami lakukan itu. aku merindukan masa-masa mengganti tanah dalam pot, sebab bapak tak lagi bisa melakukannya bersamaku. badannya sudah terlalu sakit untuk bekerja berat. ia tahu ia menderita hernia nucleus pulposus juga sepertiku, tapi ia bertahan dalam caranya yang kadang menyebalkan..tapi aku menyayanginya dengan tulus.aku merindukan hari bertanam.

aku teringat...
ia adalah koki yang hebat. ia menularkan kecintaanku pada memasak.aku bahagia ketika ia memintaku memasakkan makanan yang ingin dimakannya hari ini. ia adalah penikmat yang lahap. aku suka memperhatikan ekspresi wajahnya yang lucu ketika menikmati makanan. seolah hanya itu di dunia yang mampu membuatnya bangkit dan bahagia kembali. 

ia adalah penikmat film. ia menularkan kecintaanku pada film. kakekku dulu mengelola sebuah bioskop di kota kecil kaliwungu, sebelum era enamlima memporakporandakan segala lini kehidupan. bapak telah menonton lebih dari 2000 film barangkali sepanjang hidupnya. aku senang ketika ia menitip minta dibelikan dvd film olehku. dan aku sedih, ketika ia ingin menonton film 2012 aku tidak mengajaknya menonton di bioskop, sebab badannya sudah terlalu sakit. ia sudah tidak lagi keluar rumah. waktunya dihabiskan menonton film lewat dvd player. film yang disukainya adalah film-film ngeri-ngeri dan sadis-sadis. ia tidak sabar menonton film-film drama yang baginya bertele-tele. meski ia menolak menonton hachiko karena ia tidak kuat membayangkan kesedihan tentang hubungan anjing dan tuannya.

ia penikmat musik yang luar biasa dan menularkan kecintaanku pada musik.aku bahagia, dibelanya untuk mengikuti kursus musik, meski itu diluar kemampuan pengeluaran keluarga kami pada masa itu. selera musik bapak amat baik. telingaku fasih menangkap nada karena hari-hariku bertahun-tahun selalu penuh musik. bapak menyukai lagu-lagu P.ramlee, ia menyetel kencang-kencang nat king cole dan era keemasan big band, ia menirukan louis armstrong dan terus gagal sampai hari ini, ia menyukai michael buble, dan membenci kangen band dan band metal (melayu total) sejenis. ia mendengarkan waltz dan klasik, ia menyukai musik blues dan jazz, ia menyukai lagu-lagu padang pasir dan choral christmas. ia menyukai nada-nada yang kaya dan jamak.

ia penulis yang baik, ia pendongeng yang baik. meski hanya aku yang menikmati karyanya. tapi percayalah pak, nanti cucumu akan mendengar kisah-kisahmu. aku berjanji ;). ia menulis cerita ki ageng mangir wanabaya untuk dirinya sendiri. 

aku telah banyak menghilangkan buku-buku koleksinya. ia yang menyayangi bukunya dan memastikan anaknya tertular cinta itu. ia yang mengajariku menghargai moment, aku yang menirunya, menuliskan sepenggal informasi di setiap buku yang baru kami beli. bapak mengajarkan aku banyak tentang arti hidup, di halaman depan buku Lintang Kemukus Dini Hari-nya Ahmad tohari, bapak mencatat di bawah tandatangannya : minggu di 1984, hari-hari bahagia.  di setiap bulan november ia membongkar lemari buku dan marathon membaca serial laura ingalls wilder untuk merasakan semangat natal, ia tidak pernah bosan membaca serial laura ingalls. buku itu telah menjadi begitu rapuh dan halamannya telah banyak berhamburan.



ia tidak mahir menggunakan kamera, ibuku memiliki daya imaginasi yang baik setiap kali menjepret moment. kemampuanku pada fotografi, ditularkan dari ibu. ibu yang selalu menyediakan roll film untuk memfoto setiap moment penting sepanjang tahun: rapotan catur wulan aku dan kakak (ibu memaksa kami untuk ranking 3 besar semasa SD, sekolahku swasta katolik, persaingan dan disiplin ketat membentuk diriku saat ini, ibu tidak suka nilai ulangan kami dibawah 8), ulangtahun anggota keluarga, idul fitri dan idul adha di rumah keluarga bulek, natal dan paskah bagi keluarga kami, acara kenaikan kelas, piknik setiap tahun, pertemuan dengan kolega ibu, hal-hal semacam itu. bapak tidak bisa memfoto, tetapi ia bahagia setiap kali duduk di depan komputer melihat dengan seksama hasil-hasil foto jepretanku, mengingat-ingat, tersenyum, dan berdeham..aku mengasihinya dengan tulus.


terimakasih sudah menghargai hasil jepretanku


aku teringat...
di masa sd-ku, di saat lelahnya, ia mengambil gitar, dan menyuruhku menyanyi. lepas sma, aku tak pernah melakukannya dan menyesal. sebab kini jemarinya telah kaku-kaku.


aku baru tahu...
ia kesepian. setiap kali ia menelepon sahabat-sahabatnya. dan berbagi informasi, siapa diantara mereka yang telah meninggal. lalu bercerita panjang lebar, mengingat-ingat setiap kejadian lucu dan menjengkelkan, yang membekas di hatinya, yang ia panggil dari pojok ingatannya, ia berdeham, bersedih, dan bersyukur pernah melalui hari-hari itu. satu per satu sahabat-sahabatnya pergi. suatu kali ia mengeluh pinggangnya telah menjadi sangat nyeri dan membuat aktivitasnya menjadi sangat terganggu dan terhambat : piye ki nek aku mati. aku bersedih tentu saja, sangat, sebab cita-cita dan mimpiku belum kuraih semua. aku tersenyum padanya setelah menelan pedih : pastikan hari-hari ini bahagia pak, Cuma itu :D.  ia telah kehilangan banyak kawan, di rumah ia sering sendirian. ibuku masih bekerja, aku mulai banyak bepergian, kakakku bekerja di malang dan memutuskan akan seterusnya tinggal di sana. karenanya ia begitu mencintai choki, anjing coklat kami. sama seperti choki mencintainya. choki yang tidur di sebelahnya, mengikuti ke mana bapakku pergi, melonjak-lonjak senang, salakan-salakan riang.
obelix dan idefix seperti bapak dan choki


aku baru tahu...
hidup adalah dirinya. ia yang mengajariku memandang dunia. barangkali ia jarang berkata-kata, tetapi aku dapat memaknainya setelah banyak waktu berlalu.

aku rasa aku beruntung. ia bermonogami dengan setia dalam perjalanan cintanya. ketika ia tanpa berkata, memberikanku pemahaman, nanti ketika kamu menikah, kawan hidupmu akan tinggal lebih lama ketimbang kami bersamamu. dan aku sedih. aku ingin direstui.

ia mewariskan banyak prasangka baik pada diriku. caranya yang menyebalkan dalam berargumentasi, caranya yang memuakkan dalam berdiskusi, membuatku mengerti ada dunia di luar dunia, yang juga harus aku hormati. ia yang mengajariku tak berbasa-basi. ia yang mencontohkan kedisiplinan dan kerapihan kerja padaku. ia yang menunjukkan padaku mengenai detail, rencana alternatif dan persiapan. ia yang menguji kesabaranku sekaligus menemaniku melaluinya. aku mengaguminya..aku mencintainya sepanjang waktu.

aku teringat hal-hal lucu : tawanya ketika menyadari dirinya mirip Zatoichi, caranya mengatakan masakanku lezat dengan menghabiskan hampir separo porsi keluarga dalam sekali sikat, caranya membuat nasi goreng dengan cabe rawit yang dipetiknya sendiri di teras depan dan memuji dirinya sendiri, bagaimana ia tersenyum geli setiap kali melihatku berbelanja pakaian dari pasar senen (ibuku selalu membuang pakaian yang kubeli ke keranjang belakang kemudian aku memungutnya kembali diam-diam), caranya mengumpat dengan menyebut silit..ahaahahah....aku mencintainya.
bapak mirip zatoichi !!

bapakku yang setiap hari bertemu google dan youtube, meski tak lagi bekerja, membiarkan dirinya tetap terhubung pada dunia luar dan terus belajar dan lebih pandai dariku.

aku mencintainya. aku mengasihinya. aku menyayanginya.

ia tidak pernah menyebutkan apa harapannya terhadapku.
ia sengit, sinis dan skeptis terhadap siapa saja. ia membolehkan aku menjadi gembel dan pelacur bila itu memang pilihanku, ia mengatakannya dengan lugas di usiaku yang remaja. ia percaya, aku hanya dititipkan hingga usia 18 : watak gak bisa diubah, watuk (batuk) bisa diobati – begitu yang ia yakini, hidupku adalah milikku, jangan engkau menganggap enteng hidup. ketika aku sudah kenal cinta-cintaan, ia bicara dengan nadanya yang biasa : jangan sampai bawa anak ke rumah, jangan bodoh (aku memaknainya sebagai : jangan aborsi, pakai kondom dan pil kb). ia membiarkanku memilih agama sendiri meski ia berpesan dengan sedih, jangan kau pindah agama karena uang atau mengikuti suamimu, ikutilah kata hatimu. ia memintaku setia pada pilihanku.

ia tahu bahwa aku mempercayai semesta ketimbang tuhan mana pun. ia tidak bersedih, surga tidak pernah di kapling, begitu katanya menanggapi pilihan beragnostik-ku.

aku belum pernah membuatnya bangga. aku ingin ketika itu terjadi, ia ada di sampingku.
Top of Form
Bottom of Form

Tidak ada komentar:

Posting Komentar