Selasa, 15 November 2011

avatar dan eling eling


(eling = ingat mengingat ; istighfar)

 saya telat nonton avatar. Ketika ia ditayangkan di Jakarta, saya tengah berlibur natal di kota malang menjenguk kakak saya yang bekerja di sana. Saya tunda-tunda nonton film itu meski kakak saya bilang film-nya keren, jamin lo pasti suka. kalo dia ngomong seantusias itu saya percaya bakal lebih suka film ini ketimbang dia, seperti dulu dia ngomporin saya untuk ikutan ngefans sama U2 dan Godfather, tujuannya : biar dia ada teman ngobrol di rumah.

gak mau ah, gw sukanya boyzone, gak ngerti gw U2 – umur saya 10 tahun waktu itu, sedang demam boyband dan menderita demam seminggu ketika mengetahui steve gately personil boyzone yang hadir di mimpi saya siang malam, yang saya ajak bicara setiap kali menatap poster dia (aiihh aihhh...gobloknya saya) mengaku homoseksual. jegerrr dunia saya berubah, merasa dikhianati sedemikian dalam.

boyzone kan bantuin U2 nyanyi di Sweetest thing, kata kakak saya. ahh yang beneer lu ik! (saya memanggil kakak saya Aik, nama dia sebenarnya aryo, dan dia memanggil saya Encis – julukan anak kampung waktu bermain dan bernyanyi : cis..kacang buncis eklek –nya  Unyil kucing. kawan-kawan permainan saya sulit memanggil rensi, sampai sekarang tetangga-tetangga dan orang rumah memanggil saya Encis).

setelah itu saya jatuhcinta pada U2, pada om bono yang kerap kali ganti kacamata. saya tinggalkan si imut steve gately dan personel boyband lain yang akhirnya mengaku homo. sosok macho dan mature yang saya cari kemudian, sosok yang jadi khayal ranjang saya untuk dipanjati, begitulah.

 kakak saya SMA di Pangudi Luhur Brawijaya – sekolah homogen putra, saya di Tarakanita Puloraya – sekolah homogen putri, meski saya pasti akan lebih memilih PL ketimbang TarQ (saya suka berada di area testosteron, dengar cerita jahil, unik, dan cabul khas remaja lelaki).  akhir-akhir ini kakak kerap menelpon gak penting, ia seperti tidak tahu mau bicara apa, tapi saya tahu ia rindu meski kata-kata yang terucap adalah : lo nonton kompastv gih, ada stand up comedy – hal remeh temeh macam itu. saya merindukan dia, pertengkaran dan persahabatan kami. cemburunya dia si anak sulung.

Saya menunda-nunda nonton avatar karena ketika browsing di youtube,saya baru sadar si pemeran utama duduk di kursi roda. Bakal jadi hero macam apa nih si kursi roda ini. Hati saya masih pilu waktu itu dengan semua hal yang berhubungan dengan kaki. Padahal sudah 2 tahun saya terbiasa dan membiasakan diri dengan kondisi fisik yang baru. Tetapi memang saya belum nyaman dengan identitas baru yang harus saya sandang sepanjang hayat.



Akhirnya sewaktu hati saya siap, saya tonton juga itu avatar. Dan benar. Saya sedih. Saya tahu bagaimana rindunya Jack Sully ketika ia berubah jadi omatikaya dan ‘mengusek-usek’ telapak kakinya ke bumi, untuk merasakan debu dan tanah. Setelah itu saya jatuh cinta. Sebab Neytiri menghampirinya di scene-scene akhir, ia menjumpai jack, ia memiliki instingnya sendiri untuk melacak dan menemukan jack. jack berkata ‘I see u’ dalam pangkuan neytiri.

 3 kata itu rasanya makces. Apalagi yang harus kita cari kawan. Apalagi yang harus kita persalahkan untuk segala kelemahan dan kekurangan yang dimiliki orang-orang yang kita sayangi. I see u, aku melihatmu, aku mengerti, aku memahami, karena aku melihatmu. Melihat yang barangkali tidak sempat kau lihat, yang lupa kau percayai bahwa engkau juga sama berharganya seperti aku yang tidak terlalu sempurna dan mengada-ada, tapi aku melihatmu. Dan ini sudah lebih dari cukup.

 Saya juga bertanya, nanti kalau kita tiba di surga, kamu kan gak mungkin bawa kursi rodamu ke sana. Tapi kamu beruntung jack sully sebab kamu pilih jadi omatikaya yang gagah dan pemberani sementara saya masih harus melobi tuhan supaya di surga nanti saya gak kenapa-napa tanpa AFO. jauh dalam hati saya, ternyata kesedihan itu masih berdenyar, tak bisa sembuh. setelah saya mengenakan AFO, sampai detik ini, saya tidak pernah bermimpi telah menggunakan AFO. maksud saya, dalam mimpi-mimpi tidur panjang yang masih bisa saya ingat dan raba-raba, saya tidak pernah melihat diri saya sendiri mengenakan AFO, saya selalu terlihat menggunakan rok sebatas lutut, atau celana jeans model kapri dengan sepatu converse buluk dan tas selempang pak pos yang selalu saya kenakan semasa kuliah, tidak pernah sekalipun saya melihat gambaran 
diri saya dengan AFO, kaos kaki, sepatu sandal buluk dan rok. 

 Saya rindu Pandora. Saya ingin di sana. tapi kenapa pandora? tidakkah ia memunculkan banyak masalah? saya sungguh rindu pandora sebab bulan-nya besar dan biru. sebab malam di sana indah penuh dengan cahaya. Beda dengan disini, saya yang tidak dapat melihat terang meski matahari sudah bersinar. Saya yang mengkhianati diri dan bersahabat dengan malam. Yang juga tidak ketemu tenang. Saya sungguh ingin ada di Pandora. Sebab saya tidak melihat kejahatan. Belum ada ketamakan, semua kembali ke ehwa. Barangkali yesus tidak laku juga di sana. Tapi saya percaya cinta kasih melingkupi mereka. Mereka yang kembali ke alam. Saya yang menyukai cara-cara mereka menghargai alam. Dan itu terjadi di tahun 2154. Di planet biru dengan bulan yang indah.

saya pernah punya henfon nokia berwarna biru hadiah ulangtahun ke 17 dari bapak ibu yang saya kasihi luar biasa. Waktu itu karena baru pertama punya henfon sendiri, di aplikasi kalender, saya masukkan tanggal-tanggal ulangtahun orang-orang yang saya sayangi, itu terjadi di tahun 2003. Ketika henfon itu rusak di tahun 2006, tak sengaja saya melihat angka 2054, di tanggal 10 november. Mom b’days 99 years old. Saya terkesiap. Karena tahu angka itu sulit terwujud. Dan kesepian saya bertambah besar mengetahui saya akan ditinggal. Setiap kita akan ditinggalkan dan meninggalkan. Dan itu rasanya seperti terjun ke jurang gelap tak bertepi. Lebih awal saya menyadari itu lebih bahagia saya mengetahui saya diperjuangkan oleh bapak ibu saya. Suatu ketika saya bertanya, ‘kenapa mama dulu gak menyerah saja?’ dan dia berkata ‘gak ada ibu menyerah untuk anaknya.’ Sekarang saya sadar dia tak ingin menanggung sedih melihat saya lebih dulu meninggalkan dia.

dengan mama, di pantai jimbaran bali, 2011. perjalanan darat ke bali dengan sudah menggunakan AFO


I’m totally fine now..saya sedang berjuang untuk kembali mengejar cita-cita dan belajar mencintai diri sendiri. satu hal yang seringkali kita lupa, yang membikin kita kehilangan semangat dan percaya. Terimakasih untuk setiap kawan yang sudah menemani masa-masa sulit saya. Terimakasih banyak.  

Saya mau pinjem kata-katanya mr. dahl :

my candle burns at both ends
it will not last the night
but ah my foes and oh my friends
it gives a lovely light

gambar ini dibuat delbert, kelas 3 sd. judulnya manusia apel.  dia tidak tahu bahwa buku roald dahl  "james and the giant peach" menemani saya selama 40 hari mendekam di rumah sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar