Senin, 31 Desember 2012

umur panjang


PS : ini bukan pencitraan yaa.. dan demi tuhan saya bukan orang baik ..

me and manda... kawan baik dari smp ... kawan curhat dan ngebolang yang pengertian dan kalem :)

temen saya sering bilang saya ini orang baik. kalau cuma seorang yang bilang saya baik, mungkin gak masalah, mungkin dia sempet naksir saya, mungkin .. ada hal yang saya gak tahu motivasi dia. tapi kalau ada lebih dari duapuluh orang bilang saya ini orang baik, atau murah hati atau saya punya wajah orang baik-baik, saya malah jadi curiga – sama diri sendiri.

kawan les bahasa prancis saya bilang, rensi ... aduh muka lu baik bener, nanti gw cariin jodoh bule yang baik ya  itu setelah saya nganterin dia ngurus surat-surat pindah ke luar negeri - alamak legalisir aja sejuta selembar dan jadinya tigaminggu. demi tuhan saya geli banget, dia gak tahu kalau aslinya saya buanddeell dan punya banyak niatan iseng. eh saya les prancisnya cuma 4x dateng. setelah itu gak lanjut karena ada banyak masalah jadi saya sama sekali gak bisa ngomong prancis kecuali ngikutin lirik i believe-nya il divo dan celine dion. rugi bandar ngilangin duit les yang gak sedikit...

mungkin yang mereka maksud hati saya hangat, tapi tak dapat menemukan frase yang tepat sehingga saya dituduh orang baik yang berwajah baik-baik. ngeri bener saya terhadap pelabelan tersebut.

kemarin saya buatin french toast buat agnes, tetangga saya yang masih sma. rencananya hari itu agnes mau bantu saya foto baju-baju refashion. sayang hari hujan, jadinya kami mantengin youtube nonton tv champion – tayangan dari jepang – tentang lomba makan, sambil kami ngemil ini itu. masih ada sisa puding coklat dan pancake dari acara natal kemarin, tapi itu makanan dingin. saya buatkan makanan hangat sebagai pendamping, french toast bersalut mayo dan keju. saya campur telur kocok dengan kuah opor yang masih sisa banyak dari acara natal kemarin. setelah hujan reda agnes pulang sambil bawa french toast hangat buat adik-adiknya biar ikut icip-icip penganan kecil itu. agnes sms mengabarkan adik-adiknya bilang french toast bikinan saya enak. 

dibandingkan saya ketika seumur dia, agnes ini jagoan dan terampil banget, mandiri dan pintaaarrr... anak-anak jaman sekarang hebat-hebat euuuyyy...

masih banyak kuah opor dalam panci, nanti kalau ada teman-teman dateng dadakan saya mau bikinin french toast deh, bikinnya cepet, dimakan hangat enak dinginpun enak. tapi gara-gara kuah opor tersebut saya jadi ingat sebuah peristiwa di masa kecil saya. buat kamu yang rutin baca blog saya pasti tak asing lagi dengan mbak titiek, pengasuh saya yang keibuan. kira-kira saya tk atau sd kelas 1, mbak titiek ajak saya menemui temannya, masuk ke dalam lorong-lorong rumah-rumah petak. lorong itu sempit, kotor, jorok dan bau bacin. ada orang lain melintas sehingga kami harus minggir. persis di sebelah saya berdiri adalah pintu rumah tetangga saya,anaknya tiga orang, pakaian mereka selalu lusuh dan selalu ada ingus kering menempel di pipi. hari itu belum seminggu setelah lebaran. ibunya menyuapi anak-anak nasi dengan kuah opor dan satu buah ceker ayam. 

kami berdiri agak lama karena ada tukang rujak bebek lewat (ada cerita lain tentang rujak bebek, saya sisihkan untuk cerita besok-besok). saya memperhatikan si ibu menyuapi ketiga anaknya, ceker ayamnya cuma ditutul-tutulkan di bibir, sementara anak-anak makan nasi berenang kuah opor.

mereka tentu diundang dalam setiap pesta ulangtahun kecil yang diselenggarakan ibu. tapi kawan-kawan main saya bilang : umpetin makanannya biar gak dihabiskan ***** dan adik-adiknya atau jangan pinjemin mainan eluhh nanti diambil *****. kalau saya ingat-ingat sekarang, anak-anak kecil itu juga suka sadis ya,ketika merasa ada seseorang tak sama status sosialnya dijauhkan dari pertemanan. kita cenderung melukai orang lain karena merasa lebih tinggi, dalam skala yang lebih luas, dominasi memunculkan cara-cara pembunuhan baru, tapi sekarang saya gak pingin bahas tentang hal itu. 

 keluarga itu pindah rumah kontrakan ketika saya lulus sd, hampir bersamaan dengan kepergian mbak titiek sebagai pengasuh saya. setiap lebaran selalu ada hantaran makanan dari tetangga saya yang baik. kadang-kadang ketika lebaran saya terpikir kawan main saya itu. ketika dewasa saya sadar betapa kurangnya mereka, merayakan lebaran dengan memasak opor ceker ayam. sampai hari ini di dalam otak saya, anak-anak tetangga itu tetap anak kecil berusia 2, 3 dan 5 tahun. saya tak bisa membayangkan mereka cuma berjarak empat tahun dari umur saya saat ini.

saya sering dengar kawan-kawan ibu bilang saya ini sosial banget. waktu kecil saya gak ngerti. tapi saya ingat tiap liburan sekolah bikin perpustakaan ala kadarnya bagi teman-teman bermain di sekitaran rumah, sebabnya mereka jarang baca buku cerita, meskipun perpus itu cuma bertahan seminggu karena mereka lebih tertarik main di luar ketimbang baca buku, atau bentrok dengan jadwal saya liburan sekolah ke rumah nenek. kadang-kadang saya ngajarin teman-teman bermain menyanyikan lagu-lagu daerah atau lagu wajib nasional, soalnya di sekolah mereka gak pernah diajarin lagu-lagu seperti itu. tapi itu juga gak bertahan lama, mereka lebih senang main di luar. sekolah kami beda, mereka sekolah negeri saya swasta katolik. akhirnya saya jarang berkegiatan di lingkungan rumah karena sibuk dengan ekskul-ekskul di sekolah. 

perekonomian keluarga kami juga pasang surut. saya pernah mengalami rasanya ingin punya buku. ada masa-masa ibu atau mbak titiek mengakali menu makanan harian. juga uang saku yang berkurang. tapi sepanjang usia saya selalu mengamati ibu mengajari saya untuk berbagi, selalu ada hadiah-hadiah untuk dibagi ke orang-orang, ada makanan yang agak istimewa di hari-hari istimewa, selalu ada anggota keluarga yang dipinjamkan uang meski tabungan keluarga tak seberapa banyak. 

mungkin hari ini kamu bisa mulai kontak lagi dengan kawan-kawanmu. menanyakan bagaimana kabar hidupnya... kita gak pernah tahu sedih apa yang sedang mereka alami... dan mengobrol membikin kita dapat menguatkan satu sama lain... 

charlie si penyuplai daging ahahahaaa... kangen ngobrol bareng.. waktu ke bali gak sengaja ketemu, saya dan kawan-kawan mau terbang balik ke jakarta dia baru datang..cuma sempat ngobrol setengah jam di depan kuta.
saya tak dapat menuliskan tentang orang-orang baik tanpa menyebutkan pahlawan dalam hidup saya. ada banyak pahlawan dalam hidup saya. mereka yang menunjukkan pada saya bahwa masih ada orang-orang yang peduli terhadap keselamatan kita, mereka yang memanusiakan kita. mereka yang menularkan perasaan positif untuk melanjutkan bertahan hidup. 

saya teringat tante h***ki, dulu waktu masih belum sibuk dan punya waktu untuk memasak dia sering kirim makanan hasil masakannya ke rumah, biar kami icip-icip. sekarang saya tak tahu apakah masih ada relasi tetangga macam ini di kota-kota besar.  tante h***ki dengan riang gembira membawa hasil masakannya ke rumah, meskipun itu adalah bolu gosong dan tertawa-tawa menceritakan kegagalan memasak kali itu. ia beretnis tionghoa, berhati baik dan punya empati yang besar terhadap orang-orang. ia yang berepot-repot ikut ngurusin saya waktu sakit dulu, nganterin ke mana-mana. setiap keluar kota ada saja oleh-oleh ringan yang ia bawa. sepele, tapi perasan telah diingat membikin hati terasa hangat.

waktu kawan saya vina meninggal saya berjanji di depan pusaranya. suatu hari kalau punya mobil sendiri akan mengantarkan kawan-kawan saya yang nebeng, pulang persis di depan pintu, memastikan mereka aman dan selamat sampai rumah, seperti dia selalu mengantarkan saya setiap kami pulang malam setelah latihan paduan suara. ada partitur choir tersimpan rapi. saya selalu terkenang vina. kami alto. pada bagian nada-nada sulit kami selalu lirik-lirikan untuk ngepasin not, memiringkan kepala atau apapun kode yang membuat kami nyaman mencapai titian nada. juga ada hari-hari jalan-jalan ke pasar senen atau pelesir jakarta menyambangi rooftop demi rooftop untuk latihan nyanyi. itu adalah hari-hari yang manis. vina tak harus mengantarkan saya pulang sebab ada jalan potong yang lebih ringkas untuk tiba lebih cepat ke rumahnya, tapi ia selalu mengantarkan saya sampai radio dalam. dia adalah pahlawan saya, yang menyediakan diri untuk berpayah-payah demi orang lain, meskipun jakarta macet, atau tiba lebih lambat sampai rumah - saat dini hari dan dia perempuan.

ellen, me, allien, vina.. gladi resik choir di jcc.. tahun 2005, dresscode-nya putih..

itu juga yang membuat saya selalu menawarkan pulang bareng naik taksi kepada teman-teman yang searah pulang, atau yang arah pulangnya bisa saya lewatin meski tak searah. daripada sendirian di dalam taksi pada dini hari akan lebih mengundang bahaya, kemudian saling sms ketika sudah sampai di rumah. oh ya kalau kamu pulang naik taksi, segera sms nomer pintu taksimu ke orang-orang terdekat, supaya bila terjadi apa-apa bisa terlacak. 

sering saya kebingungan mau ngerjain apa lagi ketika kuliah. saya sering kelayaban keliling jakarta tapi tiba-tiba sakit,operasi dan menjadi difabel di tahun 2008. ada pergeseran identitas dari tidak difabel menjadi difabel. itu adalah hari-hari yang sulit. kakak membelikan banyak sekali dvd untuk saya tonton karena dia tahu saya menderita, kesepian di rumah, harus melewati masa terapi yang sulit dan tak bisa bepergian ke mana-mana sesuka saya. dia bukan ‘tipe kakak romantis dan cenderung malu bila ketahuan bersikap baik’ tapi saya mengerti sekali dia menyediakan diri mencarikan film-film yang akan saya suka. dia membelikan saya august rush, across the universe, batman begins, dan buuanyak lagi. saya ingat ibu bertanya apakah saya mau nonton laskar pelangi di blok m plaza. itu kali pertama saya nonton bioskop setelah menjadi difabel,masih menderita karena sakit. kalau saya ingat sekarang sungguh sedih. setahun kemudian ketika telah merasa sehat, saya banyak menonton bioskop ditemani ellen, petra dan tio. 

mereka adalah pahlawan saya, yang mau mengerti kesulitan yang saya hadapi dan membantu saya meraih kemenangan kecil hari itu : pergi keluar nonton bioskop.

karena itu ketika punya uang lebih, saya sisihkan untuk belikan dvd-dvd bajakan bagi kawan-kawan yang punya minat tapi kurang akses untuk tahu film-film bermutu. atau mengajak mereka nonton film festival – nemenin mereka bila itu kali pertama pergi ke sebuah tempat. saya ingin mereka nonton film-film itu. sebab saya tahu rasanya jadi dangkal dan tak tercerahkan, saya lama berada dalam situasi itu. saya ingin kawan-kawan ikut menikmati hal-hal baik, ketemu orang-orang di luar lingkungan pertemanan asal,menjalin relasi baru, dan tak terkungkung dalam perkawanan yang hanya itu-itu, terpenjara oleh perasaan tak berkembang. 
temen ngebolang bareng, ke museum dan erasmus... semoga rencana studi ke luar negeri-nya cepat terlaksana ya put

selain ellen dan petra juga ada putri mei dan manda yang menyediakan diri untuk nemenin saya jalan-jalan ke museum. mereka juga pahlawan saya, orang-orang yang terlibat langsung dalam upaya pemulihan diri, menemani saya menikmati lagi hari demi hari. partner jalan-jalan kecil lihat sepenggal jakarta. 

pahlawan saya yang lain adalah andreas harsono, serta setiap orang yang dapat menulis dengan baik. waktu saya kuliah dan merasa demikian bodoh, saya main-main ke UI dan ikut pelatihan jurnalistik di sana, salah satu program acaranya adalah seminar,andreas harsono sebagai narasumber. itulah kali pertama saya merasa tercerahkan, saya yang naif dan bodoh ini jadi tahu bahwa di luar kampus ada banyak orang-orang hebat yang menularkan semangat, yang memajukan peradaban. 

salah satu sesi kelas di sehama angkatan 2
karena merasa perlu tahu, hal pertama yang saya lakukan adalah searching tulisan-tulisan jurnalistik yang bermutu, belajar dan mendidik diri sendiri. kalau kawan kampus saya banal, itu urusan mereka sendiri, sebab saya punya tujuan hidup yang mesti saya capai, pelan-pelan. enaknya belajar sendiri itu kita sendiri yang tentukan targetnya. dalam setahun saya mengamati diri saya berkembang, saya sudah tak cocok ada di lingkungan pendidikan yang lama, saya bercita-cita sekolah di tempat yang jauh lebih baik. ternyata semesta bikin saya jadi difabel. 

selain dibelikan dvd oleh kakak, ibu mendorong saya untuk membaca buku – salah satu hobi yang saya lupa karena tak menikmati membaca dalam deraan sakit fisik – supaya otaknya terbiasa diajak berpikir. ibu juga menjadikan saya assistennya sebagai guru private. ketika sudah merasa sembuh saya mengajar private seorang siswa sma. 

orangtuanya memberikan saya berdus-dus buku bekas, katanya boleh saya ambil dan nikmati sendiri atau dibagikan ke panti asuhan.  gara-gara peristiwa tersebut saya jadi sering menyempatkan diri beli buku-buku diskonan dan membaginya ke teman-teman supaya mereka ikut merasakan gelora ketika menemukan hal-hal ajaib dari buku. karena kalau kita tercerahkan, saya percaya dunia akan jadi tempat yang lebih baik, orang-orang lebih terdidik dan beradab. 

itulah sebabnya saya ngeri dilabeli orang baik dan perempuan baik-baik. horor banget rasanya. soalnya saya melakukan itu bukan karena ingin dianggap baik. saya hanya meneruskan kehangatan hati orang-orang, mereka yang menyediakan diri untuk menyelamatkan orang lain dengan cara-cara yang sederhana – membikin kita punya alasan untuk terus bertahan hidup. cuma itu.

ibu dan bapak tentu punya tempat khusus di hati,mereka yang membekali saya dengan banyak hal baik, yang melembutkan pekerti dan membantu saya untuk jadi orang terdidik. 

kalau saya menyempatkan diri masak untuk setiap teman yang mampir ke rumah, dengan masakan rumahan, itu terjadi karena saya menghargai mereka yang telah menyediakan diri datang ke rumah, berpayah-payah ditengah hiruk pikuk jakarta. setelah difabel saya makin paham dengan ganasnya ibu kota, dan dengan demikian saya berterimakasih karena masih diingat. hal yang bisa saya lakukan ya memasak bagi mereka, meski sederhana. 

kadang ketika orang berkata -  jangan jadi kebiasaan deh .. atau .. elu ada motif ya? dan ucapan sarkas : elu minta imbalan apa? - ketika saya membawakan bekal bagi teman perjalanan atau membawakan makanan ke rumah kawan yang saya kunjungi, 

saya agak bersedih – bukan hanya bagi diri sendiri, melainkan lebih untuknya dia. ada hati kecil saya terusik : apakah saya seburuk itu sehingga dianggap mengganggu. apakah ketakutan atau kekhawatiran akan muncul perasaan khusus yang menyebabkan seseorang menghindari perlakuan baik. 

 barangkali mereka jarang mendapatkan perlakuan baik dan hangat, barangkali mereka pernah punya masa lalu yang sangat buruk sehingga sulit percaya pada ketulusan hati, barangkali mereka hanya menjaga diri – dan saya menghormatinya. 

saya memasak karena menghargai diri sendiri yang punya keterampilan dan mengasahnya terus menerus, yang ingin membagi bahagia-bahagia kecil seperti tante h***ki melakukannya.  tetapi bila terasa mengganggu, tentu sebagai orang terdidik kita bisa berdialog sehingga sama-sama enak, sama-sama tak melukai.

ellen masak-masak dirumah, meski rumah jelek dan berantakan yang penting kumpul-kumpulnya. karena kita gak pernah tahu kapan masih bisa melakukan hal-hal seperti ini.. punya teman..punya kenangan bersama.

sekarang saya kangen tommy dan agus yang sering mampir, bawa kawan-kawan yang lain, ikut nyicipin makanan rumahan bikinan saya. 

diingat..membikin saya tahu rasanya jadi manusia. itu seperti berkata : kamu apa kabar?
dan dengan demikian kita terhubung satu sama lain.



wahh ternyata..ini hari terakhir di tahun 2012..saya baru ingat ada banyak moment tolol sepanjang tahun ini..dulu tak terasa lucu..sekarang karena telah dapat menerimanya dengan hati lapang justru terasa demikian lucu..

berkah dalem buatmu my dear fellas.

semoga rencana indah tahun depan dikabulkan semesta.. may you have a wonderful year ahead !!

i love u ..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar