Senin, 08 Juli 2013

perihal tersesat dan tahu arah jalan pulang




saya ingat oprah pernah bilang, tidak tepat seperti ini memang kata-katanya, tapi pesannya sampai ke saya, menurutnya, kalau seseorang sudah bisa ngerasain pakai sepatu yang dibeli dari hasil jerih payah sendiri, dia ngerti caranya bersyukur dan bahagia-nya tahan lama.

saya tonton tayangan ulangan itu di metro tv, waktu umur saya menjelang 20, dan film janji joni baru akan tayang di bioskop. saya lupa dengan siapa menonton film tersebut, tapi saya ingat kepingin jadi joni karena merasa sudah lama gandrung akan film dan perlu dekat dengan hal-hal yang berhubungan dengan film. simbah yang tak sempat saya kenal mengelola sebuah bioskop kecil di kaliwungu lama berselang. bapak dan kakak menularkan saya cinta pada film. dari kakak saya kenal martin scorsese, guy ritchi, roman polanski, dan quentin tarantino. saya sendiri gandrung dengan david fincher dan alejandro gonzales irraitu, jadi saya merasa, seharusnya saya dekat dengan dunia film.

tapi tentu saja saya enggak jadi joni yang mengantar roll film ke sana ke mari. 

sepulangnya nonton janji joni untuk ketiga kalinya saya mampir ke sport station dan menemukan sepatu converse paling ciamikk yang pernah saya lihat. warnanya biru muda dengan motif polkadot, persis seperti halterneck yang dipakai maria renata dalam film janji joni. saya langsung naksir dan bener-bener kemecer pengen punya. sepatu converse itu limited edition, tentu saja harganya mahal untuk dompet saya. mahal pokoknya. dan saya tahu artinya limited edition. kali itu saya sedang tekun-tekunnya percaya tuhan. saya sering berdoa setiap kali ingat : ya tuhan, semoga sepatu yang ukuran-nya 42 belom diambil orang sampai aku punya duit untuk beli sendiri. 

doa itu bertahan sebulan.

malam-malam, sepupu saya yang saat itu tinggal sementara di rumah, saya paksa untuk mengantar pergi ke sport station. mall tutup jam 9.30 malam dan saya berangkat jam 9 hanya untuk ngejar beli sepatu karena baru dapat uang dari bayaran nyanyi di choir. uangnya cukup untuk menggenapi tabungan saya selama sebulan hemat ongkos kuliah dan jajan. 

itu rasanya gak bisa dideskripsikan. cemas-cemas rindu, penuh harap sekaligus pilu. gimana kalau sepatunya enggak ada lagi. gimana kalau gak ada lagi..tuhan..gimana ini...

sepatu itu akhirnya terbeli juga. saya tidur selama 2 hari dengan dus converse di sebelah bantal sebelum akhirnya officially pakai converse itu ke kampus. senang saya jadi 2 kali. pertama saya punya sepatu limited edition yang ciamikk. kedua, sepatu limited edition yang ciamiik itu ketika buluk justru semakin kelihat keren..saya ngerasa jadi hipster, entah kenapa. 

sering di dalam bis kota (waktu itu) saya membatin : ohh.. gini yang dimaksud oprah. 

sepatu converse buluk itu sekarang sudah enggak ada. saya lupa bagaimana ceritanya sampai enggak ada, mungkin-saya tak ingat pasti, setelah saya operasi ada bersih-bersih sepatu di rumah. saya kehilangan jejak.
tapi saya ingat sepatu itu yang menemani saya kenal jakarta, saya yang sering naik bis nomer berapa aja rute berapa aja, sendirian dan membiarkan diri kesasar untuk merasakan debar-debar senang karena tersesat, itu bikin merinding campuran ngeri dan seneng. saya seneng memperhatikan dan mengamati orang-orang. mungkin itu juga sebabnya yang bikin saya senang bepergian. 

kalau masih bisa pulang ke rumah dalam keadaan utuh itu rasanya bahagia banget. 

horeeee hari ini gw tersesat tapi berhasil pulang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar