Rabu, 10 Juli 2013

pada akhirnya kita turun ke dapur juga



hari ini saya janjian ketemu dengan sahabat masa kuliah, M namanya.. saya kerap memanggilnya marpuah.. sebagai tanda sayang perkawanan kami yang telah berlangsung sejak usia 18. badannya kurus dan kalau jalan sama dia saya senang, sebabnya dia selalu enggak bisa menghabiskan makanan yang sudah di pesan di restoran, saya jadi tempat sampahnya. 

sikil mambu-nya marpuah, E dan R.. kalau ibarat ceker, sikil marpuah enak buat kaldu, sikil E kelot-kelot, sikil R sungguh luar biasa.. ahahahahaa... damn.. time flies :)

marpuah enggak terlalu gandrung masak-masak di dapur, beda dengan saya dan E yang memang menyediakan diri mampir ke restoran bukan hanya buat makan, tapi untuk lihat dengan cermat dan teliti apapun yang tersaji sebagai pengantar imajinasi untuk mencoba membuat ulang suatu dish.
saya pernah bilang ke kawan-kawan lamaaaa berselang bahwa keterampilan memasak itu selalu ada gunanya. pada akhirnya kita semua akan turun juga ke dapur. entah laki-laki atau perempuan dan berapa pun usia kalian. 

hari ini marpuah menyadari betapa bermanfaatnya keterampilan itu. suatu hari ia akan menikah, ia akan jadi istri dan ibu, ia akan menjamu kawan-kawan, dan ia ingin punya keterampilan memasak. tentu saja seseorang enggak harus jadi istri atau ibu untuk bisa memasak, tapi panggilan kesadaran itu kebetulan baru hadir saat marpuah merasa suatu hari ia akan jadi istri dan ibu. ia mengajak saya untuk bertemu dan mengantarkan dia mencari resep-resep primarasa keluaran femina di basement blok m square dengan harga super duper terjangkau.

sebelum tahu ada tempat yang menjual buku resep dengan harga terjangkau, saya selalu mengandalkan carefour atau giant atau toko buku gramedia / gunung agung. kisaran harga buku resep masakan yang dijual adalah Rp 35ribu rupiah ke atas, tergantung siapa penyusun dan penerbitnya. karena hobi makan itulah saya selalu menyisihkan uang untuk belanja buku resep, sebabnya selain ingin belajar menduplikasi selalu  ada penghematan yang lumayan dengan memasaknya sendiri. 

suatu hari di tahun 2010, iseng-iseng saya jalan-jalan ke basement blok m square. saya ingat hari itu sabtu malam pukul delapan, sepulangnya saya mengajar private seorang murid sma, dia sekarang sudah kuliah di san francisco,(nama kampusnya tak bisa saya sebut di sini) supirnya mengantarkan saya pulang dan saya minta diturunkan di blok m square. hari itu ada amplop berisi uang bayaran les. tanpa melihat isinya, saya tahu berapa kira-kira uang yang ada di dalamnya, dihitung dari berapa kali kedatangan saya untuk mengajar. cukup untuk jajan sebulan. hari itu saya membatin mau menghabiskan uang itu untuk belanja buku di gramedia. saya sudah mencatat buku-buku apa saja yang ingin saya beli dan enggak sabar untuk membawanya pulang ke rumah.

alih-alih mampir ke gramedia, ternyata saya justru mampir ke basement blok m square karena tiba-tiba teringat ada bursa buku murah di sana. hari itu saya beruntung. 

saya ketemu satu spot yang menjual buku resep primarasa komplit-plit. awalnya si penjual membuka harga 15ribu sebuah. kemudian saya tawar Rp 10ribu untuk satu buku. hari sudah malam, jam 9 sudah lewat, orang-orang sudah beberes barang dagangan. dia tanya, “neng mau ambil berapa emangnya?” 

seratus ribu, sahut saya. akhirnya saya boleh ambil 10 buah buku resep masakan itu. kalau saya beli di carefour, cuma dapat 3 buku. pelan-pelan saya pilih-pilih resep yang saya inginkan dan bener-bener mikir mana yang paling saya perlu, sebabnya semua buku resep yang ada menggiurkan dan saya kepingin borong semua sementara uang terbatas. si penjual juga sabar menunggu saya selesai menentukan buku yang ingin saya bawa pulang, padahal setiap lapak yang ada sudah mulai ditutup terpal, kukutan. terpilihlah 10 buku. ketika membayar Rp 100ribu, saya diberi bonus 1 lagi buku resep primarasa, katanya : besok inget-inget belanja-nya di sini ya neng. 

keberuntungan selalu datang tak diduga, karena saya enggak bawa ekspektasi apa-apa. ini menyenangkan dan bahagianya tahan lama – buat saya sih.



demikianlah, kalau sedang ada uang sisa, saya belanjakan buku resep. enggak asal juga beli buku resepnya, mesti dari penyusun dan penerbit yang sudah teruji dan sudah diujicoba resepnya. sebabnya saya enggak mau ketipu food photography yang ciamik tetapi resepnya asal-asalan. 

selalu menyenangkan membeli buku resep masakan, apalagi saya juga punya hobi foto. sekali merengkuh dayung, 2, 3 pulau terlampaui, peribahasa ini cocok untuk situasi yang saya hadapi. selain dapat resep untuk diujicoba, saya juga dapet ilmu foto masakan, lagi-lagi otodidak. pengantar imajinasi itu perlu untuk melengkapi diri. kadang saya beli beberapa buku resep itu untuk kado seseorang. dengan uang seratus ribu, saya sudah bisa beli banyak buku resep, dikemas dengan cantik dan pantas untuk hadiah seseorang. 

orang mungkin merasa masak itu ya cuma masak saja. menurut saya sih enggak sesederhana dan segampang itu. masak adalah bagian dari berlangsungnya peradaban manusia. masak bikin kita jadi human. kalau belum pernah merenungkan ini renungkanlah. sebabnya binatang enggak memasak. ada sih hewan yang memepes makanannya supaya tanak, baru kemudian dimakan. tapi bukan itu maksud saya. 

saya sering membayangkan apa yang dimakan socrates pada masa dia hidup. juga orang-orang selain socrates.


ada warisan dan tradisi yang diturunkan dari nenek ke ibu dan ibu ke saya. dari simbah ke bapak dan bapak ke saya. dari pacarnya kakak saya ke saya. dari mamanya sahabat saya ke saya. dari saya ke banyak orang. itu soal warisan dan tradisi. juga ada persoalan-persoalan lain yang bila direnungkan pelan-pelan membawa kesadaran baru tentang being, tentang semesta, tentang manusia.

di youtube banyak informasi dan video seliwar seliwer yang bisa memenuhi rasa penasaran itu. BBC dan history channel punya banyak tayangan asik perihal makan dan memasak, kalau merasa butuh silahkan mampir dan cari tahu sendiri ya, download dari youtube. juga ada banyak lecturer dari kampus-kampus besar di dunia yang menerangkan tentang food history, semuanya menarik, selama ada waktu memikirkannya, hal-hal seperti ini membantu kita untuk memahami hidup yang terlalu singkat untuk dihabiskan hanya dengan menggalau..serius deh, isi diri itu penting.

waktu ibu saya kecil, dia enggak tahu ada makanan yang disebut sandwich tuna. sekarang di usianya yang ke 50an, sandwich tuna adalah makanan favoritnya. tapi dia juga menularkan saya untuk gandrung terhadap mangut lele. darimana ibu tahu sandwich tuna, tentu saja dari peradaban. dari mana saya tahu mangut lele, dari ibu donk.

bayangkan, apa yang dulu terasa sangat sulit, sekarang semuanya begitu sepele. untuk membuat risoles misalnya. itu dulunya makanan mewah. membuat tepung panir-nya saja butuh waktu lama dari gandum menjadi tepung, tepung menjadi roti, dari roti sisa (saving leftover food) dimanfaatkan lagi jadi tepung roti. kemudian membikin pancake-nya juga enggak mudah, dari gandum menjadi tepung, kemudian diberi susu dan telur, dimasak pelan-pelan dengan telaten. belum isian ragoutnya. kemudian digoreng di dalam lemak babi (memotong babi pun pada musim gugur supaya lemaknya bisa diawetkan). dan jadi deh risoles. 

ada banyak cerita tentang asal mula makanan, asik banget cari tahu hal-hal begituan.

dunia yang dulu tak terjangkau, kini dapat dijangkau. makanan yang dulu sulit ditemui di indonesia sekarang menjamur di mana-mana. bumbu-bumbu yang dulu tak ada di sini, sekarang mudah ditemui. orang kepingin mencoba hal-hal baru, ada ujicoba resep di dalam rumah tangga. orang bisa duduk di depan komputer dan dengan adanya internet tahu ada banyak hal tentang kulinari.  

E pernah tanya ke saya waktu kami menyantap kwetiaw dan ifumi di semanggi (kawan-kawan dengan kedekatan massif selalu menyangka saya google berjalan, mereka punya ekspektasi saya bisa menjawab banyak hal), “sejak jamannya copernicus, tubuh kita berevolusi gak sih?”

alamakkk.. ini asik banget buat diperbincangkan. tapi karena kemampuan saya bernalar masih terbatas, sementara topik ini saya tangguhkan dulu. nanti kalau saya sudah agak mengerti, pasti akan saya bagi di sini. selalu menarik ngomongin makanan, masakan, dan peradaban.
oleh-oleh foto burung di kasane, botswana... bikin saya seneng ngebayangin setahun lagi mau ke sana. seneng saya jadi 2 kali, karena punya waktu setahun untuk mikirin seneng itu...ciammiikk !!
 gara-gara kawan saya E menikah dengan seorang chef berkebangsaan inggris, dia mesti pindah ke luar negeri, kami jadi enggak ketemu sampai setahun ke depan (semoga jadi main ke tempatnya) sekarang mereka di botswana (sementara) dalam waktu dekat saya belum tahu ke mana mereka akan menetap, apakah inggris apakah australia. suaminya pernah menawarkan saya untuk membantunya running restoran suatu hari nanti, saya menyambutnya dengan gembira tentu.
beberapa waktu lalu saya mampir lagi ke blok m square untuk melengkapi koleksi buku-buku resep masakan. saya menyiapkan diri untuk berlatih memasak resep yang belum pernah saya taklukan. suami E perlu seseorang yang terampil dan mampu memasak banyak jenis masakan soalnya, hal kayak gini asik tapi juga perlu dilatih. sekarang harga sebuah buku primarasa 12.500 sebuah kalau ambil banyak. kalau beli satuan dihargai Rp20ribu.
Rp400ribu dana yang saya keluarkan untuk belanja buku resep masakan, 32 buku resep masakan yang saya bawa pulang. sungguh penghematan besar-besaran.bener-bener bahagia kecil yang tahan lama.
oiaa..lapak penjual buku banyak di lantai basement blok m square. misalkan kamu mampir dan tanya buku resep primarasa tapi mereka Cuma punya sedikit stok, beralih saja ke tempat lain, cari yang stok dan pilihannya banyak, supaya makin optimal kamu milih-milih resep yang ciamik.. bukan cuma resep primarasa aja yang terpercaya. sebaiknya sih sediain waktu googling dulu buku resep yang kamu pingin dan tahu harganya dari toko buku, biar makin seneng kamu waktu mendapatkan harta karun.
 
kalau beli 1 dihargai 20ribuan, beli banyak boleh 15ribu sebuah...
waktu saya cerita ini ke marpuah, dia langsung sumringah.
Marpuah akhirnya kebingungan juga, sebabnya dia kepingin borong banyak buku resep tapi enggak tahu kapan bisa punya waktu untuk duplikasi. kekasihnya yang sekarang laki-laki kebangsaan amerika, dengan darah italia mengalir pada tubuhnya. resep masakan italia, aneka resep panggang dan caserole, bbq dan sate, sauce and dips, green salad, well you know, sesuatu yang cocok buat lidah J kekasihnya itu. saya bisa lihat pancaran wajah marpuah yang gembira dan gemes ketika pilih-pilih buku. berulang-ulang dia bilang (tanpa suara karena takut kedengaran penjualnya) nyeeett... 25ribu dua nyeeett... saya tertawa melihat dia begitu senang. akhirnya ia beli 8 buku resep, ia menabung mimpi dengan beli buku resep masakan itu.
saya ikutan senang.
saya pilih juga 8 buku resep masakan untuk nambah-nambah koleksi sambil dalam hati bersorak girang. Rp25ribu dua buku..ajegileee...
marpuah bilang : siniiihh gw bayarin...
ajegillleee....
setelah belanja, ketemu sebentar dengan J. marpuah pamer hasil buruan dia kali itu. J bilang ke saya (pakai bahasa inggris tentu, dia gak bisa bahasa indonesia) dia sering ngomong baaanyyaakk hal penting dan berguna ke teman-temannya, tapi mereka enggak menggubris, dan suatu hari mereka ternyata mengakui kalau omongan J benar, lalu melaksanakannya dan datang mengaku, gile bro omongan lu bener. persis seperti perasaan saya dulu tentang pendapat bahwa punya keterampilan memasak itu ada gunanya. 

bukan enggak mendengarkan, kata saya, tapi kesadarannya belum datang.
kami ketawa berdua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar