Selasa, 16 Juli 2013

from cipadu down to the road...



saya mau pamer aaahh.. baju-baju yang dibuatkan bude, hasil berburu kain murah meriah di cipadu.

tadinya saya tak menyadari, sekarang saya paham sedikit-sedikit, tentang pengertian-pengertian baru yang bertumbuh sehingga bekal kesadaran makin penuh. gara-gara mendesain sendiri pakaian yang akan saya gunakan sehari-hari untuk keperluan bekerja, kuliah (lagi) dan hang-out, saya belajar banyaaaakk hal.

hal pertama yang saya pelajari adalah soal anatomi tubuh. karena mendesain sendiri, saya jadi makin paham dan mengenali tubuh saya. saya jadi mengerti jenis pakaian apa yang paling cocok saya gunakan. bentuk potongan kerah seperti apa yang paling pantas, potongan lengan dan panjangnya, potongan tubuh tampak belakang dan tubuh bagian muka, dan banyak lagi. saya menyimak dengan serius kebutuhan cutting tersebut. rasanya sungguh asik menerjemahkan desain yang semula hanya berlesatan di kepala menjadi sesuatu yang bisa digunting, kemudian dijahitkan. ukuran yang saya perlukan terjadi sesuai kebutuhan saya, sesuai selera saya. enggak ada lagi bagian lengan sempit sementara potongan perut lebar tak keruan. karena mengenal dengan baik proporsi tubuh sendiri, saya sekalian belajar tentang penghargaan terhadap tubuh. ini juga membantu saya memahami bentuk tubuh orang lain, ketika mereka minta bantuan dibuatkan desain baju. 

kemudian urusan cutting dan aplikasi-nya. saja jadi yakin bahwa setiap orang adalah architect, insinyur, yang membangun. keterampilan ini enggak pernah selesai dalam satu hari dan mesti diasah terus. kepengrajinan karya, ini yang saya maksud. memotong kain itu persis main puzzle, penuh teka-teki dan matematika. luar biasa asik, sebabnya dari selembar kain yang lebar, kita diajak untuk menjadi kreatif dalam mengolah bahan.
makin teliti dan terampil dirimu menambahkan aneka bentuk cutting, makin pintar hitung-hitung, makin beda jahitan pakaian yang dihasilkan. dengan bahan yang sama, penjahit yang beda dalam memotong pola, hasil pakaiannya juga beda.  rasa puasnya beda..bener-bener beda. pokoknya tak terwakili kata-kata. kalau pernah merasakan sendiri cutting pola, mengerti apa yang saya rasakan. 

keterampilan bermatematika meningkat, keterampilan bernalar meningkat, keterampilan berkreasi makin diasah, keterampilan berimajinasi juga makin mengudara. sungguh ciamik..

dari bahan-bahan sisa menjahit pun biasanya masih saya buat patchwork karena enggak mau sembarangan membuang kain. dari sini timbul pemahaman tentang from trash to treasure. dari sampah jadi harta karun. sisa-sisa bahan yang ada dikumpulkan, sampai suatu hari disusun lagi seperti puzzle dan dibuat blouse baru. menyenangkan sekali, menambahkan nilai guna dari perca-perca. 

belajar memadukan perca-perca kain itu juga seru banget lho..kita diberi banyak pilihan untuk memuaskan mata atau menghancurkannya. saya nemuin jembatan keledai tentang warna secara gak sengaja..mungkin memang ada pakem-nya seperti itu di dunia fashion, tapi waktu itu kan saya belum ngeh. dan menemukan moment mak jegagig macam ini bikin bahagia saya tahan lama.

saya jadi tahu kalau bahan bentuk striped cocok dipadukan dengan bahan corak floral, demikian juga bahan corak plaid / cubical cocok digabung dengan corak floral. saya jadi ngeh dan ngerti bahwa bahan broklat itu bener-bener memunculkan seribu satu ide kain yang baru, sebabnya broklat warna apa saja bisa dicocok-cocokin dengan warna kain polos apa saja dan jadi corak baru. bahan broklat juga cocok dengan banyak sekali corak floral, striped, plaid cubical and so on. girang banget setiap nemuin warna-warni baru.

jembatan keledai untuk mix and match warna  saya dapat lewat warna pelangi. saya membikin diagram warna pelangi merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu, tentu saja dalam posisi melingkar. setiap lompatan 1 hingga 3 warna ke depan dan ke belakang adalah warna optimal yang keren banget kalau dipadukan. warna pelangi ini juga bisa ditarik ke warna-warna pastel yang lebih muda dan dipadukan dengan warna vivid dari pelangi.

contohnya untuk lompatan 2 warna optimal : merah cocok dengan kuning, hijau, biru dan nila. ungu cocok dengan hijau, kuning dan jingga. dan seterusnya. untuk turunan warna pastel juga sama. dan warna pelangi ini juga cocok dipadukan dengan warna bumi : hitam, coklat, abu-abu, putih – apapun bentuk gradasinya. mencampurkan warna itu asik banget. saya sering membayangkan alam ketika memilih corak kain yang saya pilih untuk dibuat pakaian. 

kalau mau kamu bisa singgah ke website burda-style. di sana berhamburan ide-ide jahit menjahit. orang-orang di seluruh dunia terhubung satu sama lain untuk saling sharing dan posting tentang jahit menjahit. seneng lihat banyak orang di seluruh belahan muka bumi, menularkan kecintaan yang sama : menjahit baju sendiri. kalau bisa jahit baju sendiri memang ada banyaaaakk sekali penghematan yang bisa diambil. dalam burda-style juga ditunjukkan banyak contoh pakaian simpel yang stunning. pakaiannya boleh sederhana, tetapi cara seorang model menerjemahkan desain tersebut supaya makin optimal dan stunning, jadi contoh yang baik bagi banyak orang. 

intinya jangan salahin bajunya kalau tak tampak keren pada tubuh sendiri. persoalannya ada di diri sendiri, tentang menerjemahkan gratitute dan attitude. kalau cara penilaian terhadap diri sendiri selalu buruk ya apa-apa enggak akan terasa nyaman, karena selalu merasa ada yang kurang dan tak pernah terpenuhi. burda-style ngajarin itu. seorang bisa tampil stunning dengan baju yang sederhana. mereka menyontohkan bagaimana memperlakukan baju dengan optimal.

bahan baku rok ini murah banget, kain tulle hijaunya hanya 5ribu rupiah, untuk neci 3 ribu, furing bagian dalam saya buat dari kain kaos jersey 4ribu rupiah aja. enggak sampai 15ribu bikinnyaa..

blouse syal cardigan ini refashion. dari kaos polo giordano lawas dibelah, beri kain baru, modal kainnya hanya 10ribu rupiah, perlunya cuma semeter, dan kebetulan kainnya lebar besar 150cm, jadi hemat... pada bagian bawah lengan dibuat aplikasi ruffle supaya ada teksturnya
 
kaos merchandise sigur ros ini pemberian kawan tapi ukurannya kecil, kemudian dibesarkan dengan teknik perca quilting dari sisa-sisa kaos berwarna abu-abu. untuk lengannya dibuat lengan baru dari kain hitam sisa bikin kemeja... zero waste..

refashion kemeja lawas warna biru yang sempit dengan broklat. broklat yang dibeli warna biru muda, dicampur dengan furing yang membikin kain broklatnya hidup. jadi warna baru, color block senada dengan warna biru kemeja asli. sebagai aksen tempelkan striped broklat di bagian muka kemeja. jadi deh 1 blouse baru...

baju-nya enggak perlu mahal.. yang penting attitude :) rok-nya murah meriah buat sendiri. kemeja  denim punya bapak, dikecilkan sesuai bentuk tubuh. kaos-nya beli obralan saja 25ribu :) siap deh pergi lihat dunia :)

aku suka banget dengan corak rok ku ini, gambar tentang budha, samsara dan palmistry.. bahannya katun. harganya 15ribu semeter lebar besar 150cm. aku bikin rok dengan desain fit and flare, cantik banget.. modal kainnya cuma 10ribu saja, neci 3ribu dan karet. kemeja denim punya bapak, dikecilkan sehingga sesuai bentuk tubuh..

bahan chiffon burung hantu yang dibeli di cipadu, harganya 13ribu semeter lebar 150cm. ada sisa untuk bikin baju dan dibuat syal, neci-nya 3ribu, harga kainnya mungkin 3ribu.. jadi deh syal asik seharga dibawah sepuluh ribu rupiah.

setiap kali saya main ke cipadu (enggak sering sih, kalau lagi ada temen ajak ke sana aja) saya selalu menekankan ke diri sendiri, bahwa fashion itu soal gratitude dan attitude. bahannya boleh saja murah, tapi imajinasi saya dan keterampilan yang diasah pelan-pelan itu kan mesti diapresiasi, pengalaman berproses itulah yang membikin selembar baju buatan sendiri rasanya jadi ‘luar biasa bernilai.’

sebabnya manusia terlahir dengan keterampilan meniru. sederhana-nya, bayi bisa ngomong kan karena meniru ucapan orangtuanya dalam kehidupan sehari-hari. makin banyak dan komplit perbendaharaan kata yang dimiliki orang tua atau lingkungan tempat dia dibesarkan, makin terampil pula ia berbicara karena punya segudang kelengkapan kata untuk diucapkan. buat saya hal ini setali tiga uang dengan keterampilan mendesain pakaian. saya meniru banyak hal dan terinspirasi, mencari mana yang paling sesuai bagi tubuh saya, kemudian menerjemahkan desain itu. tentang perbendaharaan fashion yang saya miliki, itu pun hasil kesabaran bertahun-tahun ber’penasaran dengan desain-desain anthropologie (brand yang saya suka) yang selalu ciamikk di mata saya. naaah..itulah asik dan serunya, saya gak pernah merasa rugi buang waktu, sebabnya selalu ada pelajaran yang bisa saya petik dan membawa manfaat bagi diri sendiri. 

kalau kamu bisa jahit sendiri, betapa asik...bersyukur banget itu pasti. persis seperti yang sahabat saya M rasakan. dia posting foto mesin jahitnya yang diberi nama barbara dan menyertakan caption : from barbara down the road. sedaaapp..

sahabat saya M itu pandai sekali utak atik gathuk fashion. style dia asik. pakaian yang sama bila dikenakan oleh 2 orang dengan karakter yang berbeda, hasilnya jadi beda lho.. menyadari karakter diri itu penting banget. suka enggak suka, kita merepresentasikan diri sendiri dengan pilihan berbusana. 

kalau kamu ketemu seseorang yang di mata mu salah kostum, berapa pun usianya, jangan dipermalukan ya.. jangan segera menganggap bahwa itulah diri dia yang sebenarnya. kita perlu imajinasi untuk membayangkan orang lain. mungkin, dia salah kostum karena belum ngerti bagaimana caranya memilih warna, mungkin karena dia belum punya kesempatan dan kemampuan untuk memiliki sendiri pakaian yang ia inginkan, dan ada banyak kemungkinan lain. 

gampangnya begini : sayur asem enak,  roti keju enak. tapi kedua hal yang enak ini kalau dimakan barengan enggak cocok. enggak semua fusion itu asik, kadang bisa bikin sakit mata soalnya. tapi hal seperti ini kan gak perlu ditertawakan,orang enggak perlu jadi keji dengan mengolok orang lain dan menjadikannya lelucon. karena humor menjadi buruk ketika melukai. 

nah, tapi ada tapinya...yang enggak cocok di mata saya kan bukan berarti enggak cocok di mata orang lain. karena itu jangan sekalipun menilai penampilan seseorang hanya dari luarnya aja. tiap orang punya pembawaannya sendiri soal gaya soalnya. fashion bisa dibeli tapi style kan enggak. style ada-nya di attitude dan gratitude. kalau kamu nyaman dengan gaya itu, ya teruskan saja, yang penting hidupmu optimal, kalau mati nanti kamu enggak terlalu bawa banyak penyesalan selama hidup.

well, saya juga punya pengalaman salah kostum – bukan karena kemauan saya untuk salah kostum sebenarnya. saya sering kepingin punya baju-baju yang di mata saya keren. apa daya, karena tubuh saya plus size, waktu remaja gak semua kebutuhan itu terpenuhi. selain enggak ada ukuran yang saya inginkan, kebanyakan baju plus size yang dijual bentuknya tante-tante banget, enggak selera saya lah pokoknya. 

daripada bersedih enggak bisa mendapatkan apa yang diharapkan, lebih baik mengisi diri, itu sih prinsip saya. waktu remaja pakaian saya basic banget, enggak menarik. tapi saya enggak mematikan imajinasi soal fashion yang suatu hari ingin saya gunakan. saya enggak mau benci dengan orang yang bisa berpenampilan baik hanya karena saya enggak bisa, soal itu saya yakin, waktunya aja yang belum datang. dan ternyata beneran datang.

saya mengamati dan melihat banyak perubahan dalam diri sendiri ketika mulai menghargai dan memberikan ruang bagi imajinasi menjadi sebuah eksekusi. dan cipadu adalah salah satu tempat yang menjawab doa-doa saya selama ini (serius enggak lebai). kalau biasanya saya beli blouse atau cardigan seharga 150ribu ke atas, harga kain di cipadu untuk kebutuhan 1 blouse saya (yang plus size ini) cuma 30ribu.  sungguh penghematan yang besar-besaran. bayangkan kalau ukuran tubuhmu M atau L, modal kainnya cuma 15ribu untuk desain yang sama. 

so, then again.. thx a bunch cipadu..

ssssttt... kalau kamu suka dengan tulisan ini, silakan mampir ke link ini, ada banyak cerita tentang refashion.. terimakasih sudah menyediakan diri mampir !!!  http://rensimanda.blogspot.com/

stay witty !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar