Senin, 22 Juli 2013

colors of universe on our clothes ...



karena pernah merasa kesulitan mencari pakaian yang sesuai dengan karakter dan kepribadian saya di masa remaja, setiap kali seseorang minta tolong dan saran tentang pakaian, saya siap sedia membantu mereka. sebabnya saya tahu, ketika seseorang salah kostum, belum tentu hal itu terjadi karena kemauan dirinya. kita mampu memahami kehidupan orang lain ketika mau mendengarkan cerita mereka, ceria yang selalu bermula dari ruang privat, dari sana muncul empati

Perkara salah kostum ini bisa saja itu terjadi karena dia dan saya belum pernah terpapar hal-hal menarik mengenai fashion. bisa saja itu terjadi karena dia dan saya belum punya cukup dana untuk memiliki sendiri pakaian yang pantas untuk dikenakan dalam berbagai kesempatan. juga bisa saja itu terjadi karena dia dan saya memiliki tubuh yang ajaib, sehingga meskipun memiliki dana untuk mencari pakaian yang layak, ukurannya enggak ada. dan ada seribu satu alasan lain.

mengenai latar belakang mengapa seseorang salah kostum itu sebetulnya tak saya pikirkan sungguh-sungguh, sebabnya hal itu toh akan berlalu. saya sering bilang ke teman-teman yang mengaku sering salah kostum dan merasa merana karena hal itu, bahwa yang sudah-sudah sih gak usah dipikirin lagi. yang perlu dipikirkan saat ini adalah membangun mimpi dan melaksanakannya (pelan-pelan), mencari tahu karakter diri sehingga bisa menemukan style (gaya) yang paling cocok dengan diri sendiri. 

http://livebyquotes.com/2012/friendship-is-born-at-that-moment-c-s-lewis/
 
biasanya (dari pengalaman pribadi) setiap mematut diri di depan cermin dan merasa outfit hari ini sudah nyaman, sisa perjalanan hari itu bisa lancar. kawan saya nona cantelan baju lebih lucu lagi, dia pernah bilang ke saya karena merasa tegang akan menghadapi rapat esok hari di kantor, “ahh parah.. hari-hari gini gw lebih mikirin baju apa yang bakal gw pakai besok ketimbang harus ngomongin apa di rapat.”

kami ketawa ngakak, sebabnya saya ngerti perasaan tegang itu, dan memiliki kepercayaan diri penting banget. orang kan beda-beda, jadi ya berbeda pula mengatasi masalah dan menemukan kepercayaan diri yang baru. 

minggu 14 juli kemarin saya mengantarkan kawan masa kuliah untuk belanja kain di cipadu. itu kali pertama dia pergi ke sana. beberapa waktu sebelumnya dia menanyakan banyak hal tentang pakaian dan style kepada saya. tubuhnya mungil sekali, ini membikin dia kesulitan menemukan pakaian yang nyaman meskipun punya dana untuk membeli banyak pakaian. saya mengerti kesulitan itu. akhirnya kami sepakat akan jalan-jalan ke cipadu, lihat kain-kain dengan harga terjangkau, kalau cocok dibeli, kalau enggak cocok, enggak merasa rugi juga sebabnya bisa jalan-jalan cuci mata. 

sebetulnya hari itu saya niat mau pergi membawa kamera poket, untuk oleh-oleh tulisan kali ini, tapi tiba-tiba mood menjepret momen itu menguap, sebabnya saya belum tidur selama 18 jam dan merasa demikian pening dan mual, tetapi sudah kadung janji mengantarkan kawan belanja kain. enggak bisa diubah lagi waktunya, sebabnya kami mengatur jadwal jalan hari itu juga sudah sulit. hari itu, rasanya seperti berjalan di awang-awang (sebenarnya saya biasa kurang tidur, tapi enggak pakai acara jalan-jalan dan hunting, jadi kombinasi ngantuk poll dan mesti membantu memberikan pendapat saat berbelanja itu bener-bener aduhai sekali..rasanya kayak zombie).

kami janjian ketemu di blok m square sekalian sarapan pagi di es teler – untunglah sudah buka restorannya sepagi itu. sebelum berangkat, kami ngobrol panjang dan mencatat kebutuhan kain yang dia perlu, bagaimana nanti modelnya, jenis kain apa yang cocok, berapa banyak kain yang diperlukan untuk setiap desain yang beragam, and so on and so on. tujuannya untuk tahu kisaran pengeluaran hari itu. kawan saya menargetkan 500ribu untuk dibelanjakan. ternyata  nantinya dia hanya  menghabiskan 440ribu saja untuk belanja kain seabrek-abrek. itu sudah dapat super banyak, mungkin akan ada 3 dress, 8 rok midi, 2 semi blazer dan 9 blouse baru yang akan dia miliki sebentar lagi. uang sebanyak itu juga sudah dipakai untuk traktir saya bahan untuk bikin 4 rok dari kain kaos jersey, canggih gak tuh. 
 
jembatan keledai untuk utak atik gathuk soal mix and match warna. menemukannya enggak sengaja karena terlalu sering browsing foto fashion-nya anthropologie....

karena lebih suka (dan merasa lebih pantas serta nyaman) mengenakan rok daripada celana panjang, saya akhirnya senang mengenakan dress two pieces. sebabnya, saya jadi punya banyak sekali kesempatan untuk mix and match pakaian, ketimbang harus mengenakan dress one piece. punya 2 rok basic, 2 camisol basic dan 2 outer basic (misalkan sebuah rok hitam, camisol hitam, outer hitam, rok putih, camisol putih, outer putih) bikin saya enggak cuma punya 2 dress sederhana, tapi bikin saya punya 8 dress sederhana. lebih hemat. apalagi kalau punya 2 syal yang warnanya beradu dengan paduan dress two pieces ini, makin lengkap penampilan hari itu. hal ini saya katakan kepada kawan saya, tentang must have item yang ada dalam lemari baju. 

jam 11 kami berangkat dan pulang pukul 4 sore (waktu tempuh pergi dan pulang masing-masing sejam, naik taksi biar cepet dan gak pindah-pindah angkot). setibanya di cipadu, demi tuhaan.. rame poll. saya lupa kalau hari itu hari minggu dan mendekati lebaran. orang-orang memenuhi halaman depan setiap toko kain. saya ajak kawan saya MA untuk mengitari setiap toko sambil pegang-pegang kain yang di matanya cocok dan akan cantik ketika dibuat baju. setelah sekali puteran, baru deh memutuskan mana saja kain yang hendak dibeli. memang begitulah bila saya berbelanja. dilihat-lihat dulu semua, dijalani dulu – bahasa kerennya di observasi – disimak dengan teliti, baru deh diendapkan keputusan sementara dengan ngobrolin “ kayaknya kain yang di toko itu lebih cocok untuk dibikin blouse,” dan bla bla bla panjang. baru setelah yakin, datangi lagi toko yang dituju dan siap minta digunting kainnya.

dia super happy karena bisa menemukan buanyaak kain cantik dengan harga terjangkau untuk kebutuhan sandang dia sehari-hari ke kantor. ukuran tubuh yang ajaib seperti saya yang plus size dan kawan saya yang petite itu, memang mesti sabar-sabar kalau menyangkut urusan berbusana. lebih nyaman jahit baju sendiri. asiknya lagi kalau belanja kain untuk dijahitkan sendiri itu, semuanya sesuai dengan selera pribadi. desain yang diterjemahkan dalam cutting baju pun mengikuti kebutuhan tubuh, semuanya bisa fit dan enggak mengecewakan.

saya amat-amati mas-mas penjaga toko super duper kelelahan dan enggak bersemangat, di setiap toko begitu, efek puasa mungkin dan kombinasi banyaknya pembeli (padahal pembeli-nya juga baik-baik dan pengertian, enggak rewel dan menyusahkan – menurut pengamatan saya). tapi ya karena gulungan kain yang diangkut berat-berat, wajarlah mereka merasa lemas dan lesu. 

mungkin karena harga bbm naik itulah harga kain di cipadu ikutan naik..atau bisa juga karena hari minggu dan banyak pembeli, menjelang lebaran pula. biasanya saya beli kain chiffon lebar 1,5meter seharga 13ribu semeter, sekarang harganya jadi 15ribu. 

di depan toko yang (kayaknya khusus) menjual bahan-bahan chiffon, MA dengan mata berbinar-binar membisiki saya,  “semuanya pengen gw borong. gilaakk itu motifnya sama kayak di Z****@, gilaakk itu blouse dijual duaratusribuan, disini 15ribu semeter, gilaak.”

kain chiffon yang menerawang ini enak banget, enteng dan adem. saya anjurkan bagian badan mengenakan furing, biar kontras warna badan dan lengan. dari semua kain yang dibeli hari itu semuanya bisa cocok dipasang-pasangkan dengan warna kain kaos jersey yang akan dibuat menjadi rok layer. jembatan keledai padu padan warna-nya berfungsi baik.. hore..

akhirnya dipilih-lah beberapa kain chiffon yang cocok di hati. untuk badan seukuran MA, bikin baju itu super duper hemat banget. apalagi kain yang dijual lebar besar. untuk bikin 1 blouse simpel dia hanya perlu 1 meter kain atau seharga 15ribu. dengan uang 150ribu dia bisa dapat 10 baju baru. (kalau punya keterampilan menjahit, seneng lho menemukan bahagia kecil macam ini). 

saya anjurkan beli 125cm per potong (lebar kainnya sendiri 150cm) untuk dibuat blouse atau kemeja simpel yang cantik. saya katakan pada dia, “nanti sisa kain yang ada kita kumpulin, kita bikin patchwork, dicampur broklat dan jadi blouse baru, enggak ada kain yang terbuang.”

kalau yang ini enggak tahu apa nama bahannya, tapi bahannya enak, adem dan enggak menerawang sehingga enggak perlu tambahan furing lagi. setiap warna kain yang akan dibuat blouse pun, bisa di mix and match dengan setiap warna kain kaos jersey yang akan dibuat rok... MA senang betul.

“kalau soal patchwork blouse, anthropologie jagonya deh,” kata saya. “tinggal disimpan saja dulu sisaan kainnya, enggak perlu buru-buru dibikin, sambil cari kalau pas pergi, broklat dan furing yang kira-kira match untuk paduan patchwork dari kain sisa yang ada.” 

saya juga anjurkan dia supaya menambahkan furing di bagian badan blouse/kemeja berbahan chiffon yang akan dibikin, supaya makin terlihat kontras warna antara lengan yang tidak difuring dan badan yang diberi furing. menambahkan furing bikin baju yang jadi nanti enggak cepat rusak karena terlalu sering dicuci gosok. oh ya merawat pakaian dengan benar itu penting banget. 

kain chiffon yang cantik ini enggak terlalu menerawang, tapi tetap pakai furing warna broken white untuk bagian badan ketika nanti dibuat blouse, supaya warna yang dihasilkan makin pekat dan hidup dan kontras dengan warna bagian lengan yang dibuat tanpa furing. lagi-lagi dari 4 warna basic kain kaos jersey yang akan dibuat rok layer ini pun, cocok di mix and match dengan setiap warna bahan yang sudah terbeli. puas...

toko selanjutnya yang kami masuki adalah toko kain yang khusus jual bahan-bahan katun, rencananya MA ingin bikin celana bermuda, celana kapri dan banyak lagi. tapi kurang beruntung, motif-nya enggak sesuai dengan selera. padahal beberapa bulan sebelumnya toko tersebut penuh dengan bahan bercorak cantik dengan harga 15ribu semeter untuk lebar kain 150cm. beli kain lebar besar itu selalu lebih hemat. akhirnya MA hanya beli 1 motif kotak-kotak untuk dibikin satu blouse berkerah yang kece. ibu saya punya satu blouse see by chloe yang cakep, bahan itu cocok banget dibuat mirip dengan desain itu. 


ada satu toko lagi yang menjual bahan-bahan corak bunga-bunga, coraknya pun mirip dengan dress yang dijual di anthropologie (brand yang saya suka). tapi sayang, lebarnya kecil, 115cm. sehingga kalau biasanya perlu 2 meter kain dengan lebar 150cm untuk bikin pakaian, sekarang supaya cukup mesti beli 3 meter kain selebar 115cm. untunglah badan MA mungil, jadi dia bisa hemat banyak. untuk membuat dress sederhana, bahan yang diperlu hanya 2 meter. kainnya pun bagus tanpa perlu penambahan furing lagi, jadi lebih hemat. di hari-hari sebelum lebaran, biasanya toko ini menjual kain seharga 13ribu semeter untuk lebar besar, sekarang mereka enggak menerima orang menawar harga, sudah harga pas, 14ribu semeter lebar 115cm. tetep aja lumayan, modal 30ribu bisa buat dress.

belanja siang itu hanya perlu 2,5 jam, yang lama adalah menunggu kain-nya digunting, karena banyak pembeli. kalau milih kain sih cepet, semuanya ciamik, semuanya pengen diborong. untung uang untuk belanja sudah dibagi-bagi, mana yang buat dress, mana yang buat blouse, mana yang buat rok. uang belanja kain untuk dress dan blouse sudah habis, tinggal rok yang belum dapet. 

di pojokan yang tak sering dilewati orang, kami beruntung ketemu satu lapak yang menjual gulungan kain stretch. rencananya MA mau bikin rok layer dari bahan kaos jersey, dengan dobel kaos supaya gak tipis dan gak nyeplak. eh tanpa terduga di pojokan ujung ada rol-rol bahan kaos stretch yang sudah berlayer dan sudah di neci. semeternya dihargai 40ribu dengan lebar besar 140cm. sudah enggak bisa ditawar – lagipula kawan saya yang mungil itu cuma perlu beli semeter saja, warna hitam dan pink bougenvil yang kece. dari semeter kain itu dia bisa buat 2 rok atau 1 dress midi. lumayan banget, tinggal dijahit ujungnya saja, sama sekali enggak repot. (setibanya di rumah ketika diukur ulang, ternyata dari kain stretch layer yang dibeli, ternyata masing-masing warna cukup untuk membuat 2 rok midi. Jadi dengan modal 80ribu MA bisa dapat 4 rok gress anyar).

MA tanya, “R, harga segini (40ribu) mahal apa murah?” (sebabnya kita enggak boleh nawar lebih murah sama abang penjualnya).

warna vivid yang dijual enggak banyak, hanya pink bougenvil, putih dengan neci hitam (kurang selera) dan hitam. sisanya bahan-bahan motif animal print seperti ular cobra dan tutul macan, berwarna-warni memang - merah, ungu-kuning coklat,hijau - tapi bukan selera saya dan MA pun juga kurang suka warna seperti itu, agak lebih sulit untuk di mix and match dengan banyak blouse...

“untuk lebar 140cm, dengan kondisi sudah ada layer-nya dan keseluruhan layer itu sudah rapi di-neci, bahannya stretch pula (enggak perlu takut kurang bahan dan pasti pas di lekuk tubuh) harga 40ribu semeter sudah masuk akal banget,” ujar saya. 

“kalau bikin layer by layer sendiri jelas PR banget, untuk neci-nya sendiri ada ongkosnya lagi. enggak rugi banget beli kain seperti ini.”

karena warna yang cocok di hati hanya 2 (hitam dan pink bougenvil) maka hanya warna itu yang dibeli. untuk keperluan basic rok layer selanjutnya tetap mengandalkan kain kaos jersey, sekilonya masih 55ribu. saya pilihkan warna basic untuk MA : abu-abu, coklat, broken white dan ungu. beli kain kaos jersey-nya juga terakhir menjelang pulang, supaya bisa dicocokkan dengan kain chiffon yang sudah dibeli. 

belajar dari pengalaman, setiap kali lihat gulungan kain jersey, saya cek lagi melarnya dan ketipisan bahan, sebabnya pernah salah beli dan kainnya enggak mulur, rugi. kalau dibuat pakaian dengan layer by layer kurang maksimal, kurang ada lengkung yang terbentuk natural karena bahan yang mulur itu. 


ketika membayar (termasuk ketika mentraktir saya bahan kaos jersey untuk dibuat rok) MA tanya, kita mau beli apa lagi... dan terkaget-kaget ketika semuanya sudah terbeli. malah masih ada sisa 60ribu dalam sekat dompetnya yang kembung itu. angka 440ribu yang dia keluarkan dengan banyaknya kain yang terbeli bikin dia terpesona (dan kegirangan dan hampir gila, ini lebai banget sih). 

dia berencana ngajak pergi ke cipadu sebulan lagi, supaya lebih leluasa pilih-pilih kain dengan motif yang lebih baru. dia kesel juga hari itu karena enggak optimal milih-milih kain, semuanya dia pengen, sampai bingung sendiri. 


saya senang ketika MA bilang dia senang, kami dapat banyak kain-kain cantik dengan harga terjangkau. sekarang dia bisa merepresentasikan dirinya dengan lebih optimal, setelah tahu ada yang namanya cipadu. oia senang dia jadi 2 kali, sebabnya dia berencana menjahitkan kain ini ke seseorang yang dia tahu akan terbantu dengan datangnya kain-kain cantik yang akan diubah jadi berlembar-lembar pakaian.  Kita kan enggak perlu jauh-jauh membagi bahagia, lihat sekeliling saja, mungkin malah ada orang-orang di lingkungan terdekat yang akan senang dengan tawaran bantuan yang kita berikan. 

saya masih percaya bahwa bahagia bisa ditularkan. akan ada orang lain yang terbantu dengan bahagia yang kita rasakan.

sesampainya di rumah, ngadem di kamar sambil mendengarkan musik dan melihat-lihat desain-desain pakaian anthropologie. saya melihat seseorang sedang menabung mimpi. 

until then berkah dalem buatmu, selamat menyayangi diri sendiri.

ssstt... kalau kamu suka tulisan ini.. silakan mampir ke sini .. ada banyak cerita tentang refashion lho :)) http://rensimanda.blogspot.com/ thx a bunch my dear fellas !!

stay witty !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar