Minggu, 04 Desember 2011

langit tahu kapan harus menurunkan hujan





hari berlalu. kita akan menua bersama.  

pernah kita berjongkok di depan pedagang harum manis. kita menunggunya dengan sabar. terkesima dengan putaran gasing yang mengubah gula pasir menjadi benang-benang lengket dan rapuh. benang itu harum dan manis. kita memakannya berdua sambil tertawa-tawa. gigiku ompong waktu itu. kau selalu terlihat besar dan kuat. aku adikmu yang kecil. baru belajar menghitung satu tambah satu. kau yang sudah ditaksir mas har.   

kita curi-curi uang dari ibu dan patungan untuk menikmati satu gulung besar awan yang menyenangkan. heii..kita telah menangkap awan taukk..dan memasukkannya dalam mulut kita. 

hidup memberikan kita kesempatan menikmati rasa manis. manis milik kita dan manis milik mereka tentu berbeda, seperti keadilan tak pernah memiliki wajah yang serupa. tetapi kita menghayati bahwa dalam hidup selalu ada kesempatan untuk menemukan kesenangan dan kelegaan, baik jujur atau curang, apa salahnya dengan ingin. kita saling menjaga. kita tidak ingin melukai meskipun selalu akan ada yang terluka.

kau menggenggam tanganku sepulang sekolah. lalu kita duduk di sudut warung lusuh yang terlihat akrab dan hangat. kita mengobrol dan beristirahat karena perjalanan pulang masih jauh. tempat minumku warna hijau tergantung di leher. kita meminumnya pelan-pelan. kemudian aku mengambil jajanan dari tas. lidi-lidian dengan bubuk cabe rawit. kita menjilatinya pelan-pelan, rasa pedas dan asin yang tak hilang-hilang di tenggorokan. kemudian kita kerikiti lidi-lidi itu sambil masih bercerita. 

kau ingin jadi jerapah, katamu dulu, kau ingin bisa setinggi jerapah supaya bisa menyentuh awan. jerapah membuat perspektifmu lebih luas, lebih jauh. mimpimu yang muluk-muluk akan terlihat sederhana.

tapi tidak akan ada kiri tanpa kanan.

karenanya ..

kita menghitung semut. mereka yang gigih dan berjuang keras menaklukkan dataran tak bertepi yang abadi. mereka yang kecil dan kuat, mereka yang pemberani dan penjelajah. kau bilang kau ingin seperti semut supaya membuatmu tetap semangat dan pantang menyerah. karena si sombong membuat dirinya lebih megah.

kita saling menatap dan berjanji untuk terus percaya diri dan rendah hati. kita berjanji untuk menakar dan menaksir diri dengan baik, tidak lebih tidak kurang, mengenal bakat-bakat, kemampuan, tujuan hidup dan jiwa terdalam. kita ingin merayakan hidup.

kita melanjutkan perjalanan. kita bernyanyi waktu itu, sebab hidup adalah jalinan melodi. kita akan memiliki waktu kita sendiri, lorong yang harus dilalui. tempat-tempat singgah yang memang ditujukan untuk beristirahat sejenak, untuk memahami rasa-rasa tentang manusia. nanti dalam perjalanan kita, akan kita temui warna-warna pelangi, gemuruh petir dan kilat, hujan badai dan gerimis yang membikin hati kita jadi teduh. kita bernyanyi dan bernyanyi, sebab hidup adalah jalinan melodi. sebab selain keberuntungan, hidup juga membawa lotere buruk. tapi kita tetap bisa memilih toh..meskipun yang terbaik tidak selalu jadi yang terindah.



hidup punya masa ajaibnya sendiri. langit tahu kapan harus menurunkan hujan supaya benih-benih bertumbuh. supaya tetumbuh hidup. langit tahu kapan harus cerah berawan supaya nangka masak dan buahnya dapat kita makan.

ahhh hujan datang, turun deras tiba-tiba. ada payung di dalam tas sekolah, segera keluarkan biar kita tidak basah!!

ahh payungg..kau telah melindungi kami selama ini, dari cuaca buruk, dari terik matahari dan hujan. kau telah menjaga kami. kau membantu kami dengan caramu yang luar biasa, memastikan kami tidak kenapa-kenapa, tapi hari ini kami mau menari, kami mau menari, bersama hujan.

Betapa menyenangkan,terasa hangat dan nyaman juga geli ketika butir air meluncur pada tubuh. uuhhh harum ampu..harum yang selalu kutunggu-tunggu karena menghidupnya nyawaku kembali.

hidup punya masa ajaibnya sendiri. langit tahu kapan angin menggerakkan awan, membuat kita bermimpi dan menitipkan harap di sana. kita yang jatuh berulang kali, memantapkan diri untuk terus percaya atau membuang harapan itu jauh-jauh karena dalam hidup kita punya deret riwayat kekecewaan yang tak bisa kita lupakan.

ayo berlari..ayo adu berlari sampai rumah!! sebab hidup adalah kompetisi. sebab yang harus selalu dikalahkan adalah rasa kalah itu sendiri. sebab bukan ukuran waktu yang kita gunakan sebagai rasa berhasil. kita akan menemukan masa tersesat tetapi kita tidak akan membiarkan diri jadi repih. kita masih akan berenang dalam cahaya matahari!! kita akan bertemu dengan yang liar dan dalam, kita akan mengenal yang susah dan indah, kita akan menemukan diri kita sekali lagi.

dan kita akan selalu ingin kembali pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar