kalau saya gak cacat, barangkali saya akan sangat jarang bersyukur dan menikmati hidup yang kelewat singkat ini.
pagi ini saya kehilangan ‘lagi’ orientasi
waktu.
kamis lalu saya janjian dengan ellen untuk
nonton skyfall dan merasa kecewa sebab film ini diluar ekspektasi saya. bagi
saya belum ada yang tegangnya ngalahin casino royale untuk serial bond-nya
daniel craig. seharusnya saya akan sangat menikmati karakter M, Q, moneypenny
yang dirombak ulang dari serial bond pendahulu, serta si tokoh antagonis raoul Silva
yang mengingatkan saya akan Joker serta ray sahetapy sekaligus, tapi tetap
terasa ada yang kurang. saya penikmat warna ‘kodak’ dibanding ‘fuji’ sehingga
saya suka permainan warna dalam film skyfall, saya masih gemetaran lihat
daniel craig berkemeja putih, bibir mengatup rapat dan matanya yang biru – tapi
saya gak suka ceritanya, kok gampang banget ya, apa enggak too cheessy ya..karena
saya mengharapkan lebih dari itu. saya suka sih adegan ketika bond ‘mati’ yang
artistik banget itu dengan soundtrack sky fall yang dilantunkan adele,
keseluruhan musik itu bikin hati saya menjerit-jerit macam bunyi air mendidih
di ketel.
meski saya tahu bikin film itu sulit, di tahun
2012 ini saya merasa dari sekian banyak film yang saya tonton, jarang yang saya
beri nilai delapan dan kekecewaan itu makin menjadi-jadi setelah menonton
bourne legacy, jelek bener, mengecewakan.
ini juga berlaku dalam hal merasa kehilangan
hari, ketika kesadaran itu terkumpul, rasanya seperti dihantam gada,
sakit,sesak dan pening sekaligus, kecewa terhadap diri sendiri.
saya lupa apa yang saya lakukan di hari jumat
(sekarang saya ingat, karena tidur pagi, maka hari jumat berlalu begitu saja).
saya chatting dengan agnes untuk mengajak
hunting foto di hari minggu. dia setuju. kemudian karena ada satu dua keperluan
akhirnya membatalkan janji itu dan saya mengira itu terjadi di hari jumat
padahal di hari sabtu.
kemudian tadi pagi ketika saya berdiskusi
dengan bapak ibu tentang pendidikan yang akan saya tempuh, saya mengira ini
terjadi di sabtu pagi, sehingga sambil berbincang saya sibuk menyiapkan nasi
goreng bagi bekal ibu saya. ibu terlihat begitu santai pagi ini yang membikin
saya membatin dia sudah ketularan rekan kerjanya yang super duper nyantai itu.
dan saya panik ketika sadar telah kehilangan 1
hari. apa yang saya lakukan di hari sabtu. apa yang saya lakukan di hari jumat.
kalau saya gak merasa ada hari sabtu, ke mana perginya jumat. saya coba
mengurut-urutkan kejadian demi kejadian – itu cara saya untuk merasa genap
ketika serangan losing time itu terjadi.
mungkin saya kelewat lelah. ada banyak hal
yang menjadi bahan permenungan saya berhari-hari ini, tentang waktu dan tentang
pencapaian, tentang syukur dan sesal.
kalau saya gak cacat, barangkali saya akan
sangat jarang bersyukur dan menikmati hidup yang kelewat singkat ini.
harus saya akui, dengan kondisi saya yang sekarang difabel, saya lebih merasa bahagia, lebih tak neko-neko menuntut diri sendiri, tahu-tahu kesampaian juga keinginan-keinginan kecil yang ada dalam wish list saya, ada anak-anak tangga yang berhasil saya daki..tak banyak, tapi ada.
bukan berarti tak ada target yang harus
dicapai, tapi saya melaluinya dengan lebih ringan..bahkan lebih mulus
ternyata..hal-hal tak terduga justru datang ketika saya ‘agak kalem’ dengan
hidup ini.
setelah menjadi difabel saya takut naik angkot
di jakarta tanpa pendampingan. tapi dua bulan lalu, saya naik bis sendirian
dari ambarawa ke semarang di pukul lima pagi untuk mengejar kereta pulang ke
jakarta. sebetulnya saya tak berencana pulang hari itu, tapi karena satu dan
lain hal saya pulang. memilih naik fajar utama di pukul delapan pagi, dengan
pertimbangan toh saya bisa tidur di kereta meskipun panas daripada saya harus
menunggu empat jam lagi di stasiun tawang untuk menumpang kereta yang lebih
nyaman. tiba di stasiun senen pukul tiga siang. merasa bersyukur bisa pulang, menemukan
banyak cerita dalam kereta tak ber-ac tersebut, bagi saya ini sebuah
pencapaian.
kalau dulu, untuk urusan seperti ini saya
pasti menertawakan diri sendiri ‘mosok gitu doank gak berani’.
bukan soal berani dan tak berani kalau
sekarang. tapi kemampuan mengandalkan diri sendiri. meski tak bisa jongkok,
ketika ingin pipis saya bisa mengatasi hal itu. saya belajar bahwa di luar sana
masih ada orang-orang baik, kalau pun pas ‘tak ada orang baik yang mau membantu
saya tanpa menggerutu’ saya percaya, rafael – malaikat yang saya yakini menjaga
saya, tak akan membikin saya celaka ketika saya tak dapat mengandalkan diri
sendiri. dan karena itu saya merasa tenang. dan memang itu yang terjadi.
sekarang saya jadi teringat suatu siang menuju
sore yang biasa di hari-hari yang terlewat biasa, dengan detail yang
mengagumkan. itu hari ketika saya memutuskan pulang ke rumah lebih cepat
setelah jam kuliah, menumpang bis 102 dari senayan menuju pondok indah. saya
ingat pengamen galak di sudut taman puring yang bernyanyi balonku ada lima
aaa...aaaa...aaaa..aaa dan marah ketika ada orang berbicara ketika dia menyanyi
(mungkin kamu tahu pengamen yang saya maksud, lelaki baya, kurus dengan jumbai jenggot
dan kumis melambai-lambai, kulit gelap terbakar matahari, selalu mengenakan
topi, wajah yang kurus, tirus, cekung ke dalam, urat-urat di leher, kemeja
denim digulung kedodoran).
masuk dua orang laki-laki dari pintu belakang.
di tengah perjalanan saya yakin dia berniat mencopet. seorang penumpang yang
berdiri berhadapan dengan saya pun yakin dengan hal itu, ia juga yakin bahwa
dirinyalah yang akan dirampok, si perempuan itu tersudut, dia memandang
berkeliling dengan panik. saya yakin penumpang lain sebetulnya tahu tapi
mengabaikan dia. saya tahu dan ingin menolong dia, tapi saya tak tahu bagaimana
caranya. tiba-tiba saja kami kontak mata, sekilas, tak lebih dari tiga detik.
jalan radio dalam lengang,sebentar lagi koperia akan terlewati, ada rumah kawan
saya dekat situ.
kemudian saya yang berdiri di pintu belakang
mengetuk-ngetuk atap bis. dengan badan yang besar dan memenuhi ruang dalam bis
saya bilang misi..misi permisi, dan berjalan menuju pintu depan sambil
menginjak salah satu kaki si pencopet dengan segenap berat tubuh dan menyikut
pencopet yang lain dengan pura-pura menjatuhkan tubuh. kemudian saya turun dari
pintu depan. dan ketika saya turun si mbak itu juga turun dari pintu belakang.
si pencopet meneriaki saya anjing yang saya sahut dengan sangat kalem,
“ngomongin diri sendiri bang?” waktu itu usia saya sembilan belas.
saya tak bicara dengan si mbak itu setelah
kami berdiri di depan koperia (dulu belum ada grand lucky yang berseberangan
dengan koperia). kami tak sempat bercakap-cakap, sebab ada bis 102 yang lain
lewat, si mbak segera naik, dan saya segera melangkah menuju rumah kawan saya.
tapi saya tahu dia baik-baik saja. saya tak kenal dia, jika suatu hari kami
berpapasan, saya yakin tak akan mengenalinya.
saya segera melupakan kejadian itu, sampai
hari ini, tujuh tahun kemudian.
kemarin ibu saya menyuruh untuk memotret wijaya kusuma. saya langsung lemas, sebab tiba-tiba teringat rumah sakit, wijaya kusuma terasa demikian mengusik. setelah lima menit baru saya sadar bahwa ibu meminta saya memotret kembang wijaya kusuma yang akan mekar malam nanti.
saya bersyukur karena ibu dan bapak (tanpa
saya pernah memintanya) telah memperjuangkan saya dengan segala daya dan upaya,
mereka yang pasang badan demi saya.
saya bersyukur karena selalu tahu ke mana
harus pulang.
![]() |
saya kangen latihan choir, ini partitur milik charlie, kami menyanyikan home-nya michael buble di acara wisuda kampus |
saya beruntung dan bersyukur, sebab saya tahu pada kenyataannya, banyak orang-orang yang selama hidup belum pernah mengalami rasanya diperjuangkan oleh ayah dan ibu. ada banyak orang yang tak tahu ke mana harus pulang, karena tak pernah merasa memiliki rumah – meskipun ada rumah yang disebut rumah, tapi bukan rumah yang mereka inginkan untuk ditinggali dan merasa betah.
kalau
itu kamu, hai teman, jangan bersedih .. sebab kamu masih bertahan hidup dan
akan memastikan untuk memutus rantai kesedihan tersebut, kamu tak akan
meneruskan kekejaman dan ketakpedulian orang-orang yang seharusnya melindungimu
ketika kamu tak berdaya. kamu hebat, karena tak memilih untuk melanjutkan
kesedihan dan kejahatan itu.
kamu harus percaya bahwa orang baik masih
banyak, kalau suatu hari kamu memutuskan berkeluarga, ada banyak sekali
orang-orang yang hidup dalam rumahtangga yang harmonis, mungkin kamu jarang
melihatnya, mungkin kamu jarang ketemu orang-orang model seperti ini, mungkin
kamu kecewa karena pada kenyataannya tak ada rumah tangga yang sempurna. itu
betul, tapi bukan berarti tak ada yang sempurna itu saling mencelakakan. kamu,
aku dan kita dan dia punya pilihan. kamu harus mengubah mind set dan patronmu
bahwa suatu hari kamu ‘pasti akan juga mengalami kejadian seperti yang terjadi
dalam keluargamu,rumahmu’. itu belum tentu...
choki menyalak-nyalak dari luar kamar ketika
saya mengetik tulisan ini. saya ingat choki datang pada bulan mei 2008, sebulan
setelah ulangtahun saya yang ke 22, dan saya menyadari hanya sempat merasakan 2
kaki yang utuh sempurna sampai usia saya 20. setelahnya saya harus menggunakan
AFO untuk membantu saya berjalan. choki datang dalam kotak kardus, diantar sam,
pembantu keluarga hengki – sekarang saya merindukan sam yang tak bekerja lagi
di keluarga hengki,semoga ia betul-betul baik-baik saja.
choki waktu itu kira-kira baru berusia dua
minggu, begitu mengiba hati. tubuhnya wangi susu, itu aroma yang enak. dia
menemani saya bertahun-tahun untuk latihan berjalan dan kegiatan olah otot lain
di rumah. ini pengalaman pertama saya memelihara anjing, pada kenyataannya
bukan saya yang memelihara dia melainkan dia yang memelihara hati saya,
sepanjang hari,sepanjang waktu.
saya merasa bahagia karena kehadiran choki, anjing coklat yang membikin saya menghayati arti diinginkan dalam ketulusan. ia memiliki mata yang demikian bersahabat, menjaga kami siang dan malam. memastikan orang-orang tahu ada air menggerojok dari tower, hujan datang sehingga jemuran harus diangkat, ada orang di luar mau masuk ke dalam rumah, membangunkan kami dengan menyundulkan moncongnya yang basah ke ujung kaki, menyalak bila salah seorang anggota keluarga pulang ke rumah, melonjak-lonjak dengan gembira padahal tak ada hadiah baginya, kecuali kami yang berbagi hidup dengannya, menyayangi dia sebagai anggota keluarga. saya belajar kasih tanpa syarat dari dia. choki yang menunggu setiap orang tiba di rumah dengan selamat. choki yang tidur di lantai dengan bapak, hanya berjarak dua ubin dan menghela nafas setiap bergelung menjelang tidur.
choki yang hadir bukan untuk menghakimi.
membikin saya tahu bahwa bisa tidur itu nikmat sekali.
![]() |
sebelum tertidur, selalu menyediakan diri membaca artikel dan bacaan yang melengkapi gizi...biar gak dangkal :)) ditemani musik-musik yang membikin saya melacak jejak nada... |
saya menikmati sekali waktu tidur saya yang tak pasti itu. saya ingat masa-masa rehabilitasi yang sulit (hari ini saya tak percaya pernah mengalami masa sulit itu dan sudah melewatinya, itu dua tahun yang berat, dan dua tahun lagi yang lebih berat). saya ingat pispot berada di kamar tidur, untuk buang air besar dan kecil saja rasanya berat minta ampun. ada orang dewasa yang membantu saya merebahkan badan dan menggulingkan tubuh saya setiap dua jam supaya luka operasi tak menyebabkan decubitus. saya yang tak dapat berjalan, tak dapat mandi, tak dapat jongkok, tak dapat merasakan kaki menjejak tanah.
saat ini fisik saya terlihat sehat. hari ini
saya tak dapat jongkok dan duduk lesehan tanpa membuka AFO, kaki saya masih
belum dapat merasakan jejak dengan tanah, sering keram dan merasa demikian
sakit ketika serangan itu terjadi. tapi ini jelas kemajuan..
selama empat tahun menjadi difabel, saya tak
pernah ingat pernah bermimpi menggunakan AFO. (saya rutin mencatat mimpi-mimpi
saya, itu membantu saya untuk mengembangkan ide ketika buntu menulis, seperti
saya rutin menstabilo kuning tulisan-tulisan yang membikin saya heran, untuk
membantu saya merangkai metafor). maksud saya,dalam mimpi saya tersebut, saya
adalah gadis remaja duapuluh tahun yang lincah, gemuk, rambut berantakan,
bersepatu converse, bertas selempang, kaos dan celana jeans model kapri.
dalam mimpi saya tak pernah melihat diri
sendiri mengenakan AFO.
hal ini berkaitan dengan identitas, alam bawah
saya masih tak terima saya telah menjadi cacat.
identitas, tentu saja bisa koyak. saya teringat kawan yang mendongeng
tentang aristoteles dan 3 prinsip identitasnya, lama berselang, yaitu principium identitatis, principium
contradictionis, dan principium tertium non dator. Pertama, identitas saya
adalah atribut-atribut yang sama dengan saya dan dapat mewakili diri saya.
Kedua, identitas saya adalah segala hal yang bukan saya, atau tidak bisa
disamakan dengan saya. Ketiga adalah bahwa tidak ada kemungkinan ketiga.
kemarin, saya bermimpi, seru sekali.. ini pasti imbas
dari menonton sky fall. cerita berjalan seru seperti alur bourne ultimatum,
masuk ke dalam lorong-lorong di maroko dan turki – itu adalah dua negara yang
betul-betul ingin saya kunjungi, selain austria, prancis, dan itali. ketika terbangun, saya merasa masih berada
dalam situasi mimpi – itu sering kejadian ngomong-ngomong.
ketika sadar berada di mana, saya merasa demikian lega..
sungguh luar biasa lega. itu kali pertama dalam mimpi yang saya ingat, saya telah
mengenakan AFO. saya ingat dalam mimpi itu meminta waktu sebentar kepada
partner saya (ceritanya kami sedang dalam penyamaran dan harus keluar
secepatnya sebelum digerebek kesatuan polisi yang ganas) untuk memasang AFO.
hari ini saya menikmati buang air secara rutin dan mandi
dengan rutin, merasakan air yang menyentuh kulit saya (kalau kamu pernah sakit
parah, kamu akan tahu rasanya tak dapat merasakan segarnya mandi). saya suka
rambut saya yang selalu wangi – saya suka bantal saya yang ketempelan harum
shampo favorit. saya suka kamar saya yang dingin ac-nya bikin dilema, tubuh
saya yang selalu bersih ketika menyentuh kasur dan menikmati
menggoyang-goyangkan kaki ketika mengetik di atas kasur. tidur dengan tubuh
bersih di atas kasur yang bersih dan kamar yang dingin dan harum itu rasanya
luar biasa, dan saya dapat menikmatinya kapan pun saya mau, merasa beruntung
karena dapat tidur, tak merasa risih karena ada orang dewasa yang harus
menyentuh tubuh saya tiap saat hanya untuk membuat saya dapat rebahan di kasur.
saya punya waktu untuk memikirkan apa yang telah saya
lakukan di tahun 2012 ini, yang baik dan buruk, yang mendebarkan dan membikin
jengkel.
kalau saya gak cacat, barangkali saya akan sangat jarang bersyukur dan menikmati hidup yang kelewat singkat ini. dan bob dylan tentu benar, ketika dia bilang some people feel the rain..others just get wet. saya punya kedalaman merasakan hujan.
saya bersyukur masih punya kemampuan untuk jijik
terhadap diri sendiri .. bisa jengah terhadap diri sendiri, itu membikin saya
bernafas lebih tenang, karena artinya saya punya kesempatan untuk memperbaiki
diri, punya waktu untuk menghayati rasa malu, rasa hormat dan harga diri.
psikopat di luar sana banyak, orang-orang berpenyakit
mental dan merugikan orang lain luar biasa banyak, mereka yang tak mau berhenti
merasa malang juga banyak, saya tak mau gabung dengan mereka.
saya sering kali terperangah terhadap semesta, ada
masa-masa saya merasa buntu, dan dalam kondisi tak menentu itu, biasanya,
tiba-tiba, semesta memberikan saya sengatan-sengatan kecil, seperti tiba-tiba
di suatu dini hari saya berseluncur di dunia maya dan menemukan sebuah quotes
yang mengobarkan semangat saya untuk bertahan hidup.
Quote itu datang dari Stephen Hawking,
it is a waste of time to be angry about
my disability..one has to get on with life and i haven’t done badly ... people
won’t have time for you if you are always angry or complaining
Tidak ada komentar:
Posting Komentar