selamat ulangtahun sondang, demikian saya tempel status di dinding facebook tertanggal 12 november 2012. tak berapa lama muncul like dari kawan kamisan saya, ananto. akhirnya kami janjian bertemu di book fair senayan jumat ini untuk mengejar ketinggalan cerita kawan-kawan, dharma katanya sekarang melaut. saya tanya bagaimana kabar anthony dan pepe - saya kelupaan tanya kabar shiro. mereka teman-teman saya kamisan, juga tetangga kost-kostan waktu magang di kontras dulu.
saya
bertetangga kost dengan anang. ada malam-malam anthony, sondang dan shiro juga
tinggal dengan anang. saya sering temui sondang di pagi hari, di kostan anang,
baru bangun tidur dan masih terkantuk-kantuk mengumpulkan nyawa, kami tak
bercakap-cakap, tak sempat ngobrol karena matahari sudah tinggi. saya juga
sering temui sondang di pagi hari, di kostan anang, menanak nasi di rice
cooker, tapi kami lagi-lagi tak bercakap-cakap, dia biasanya bicara dengan
shiro tentang kuliah dan saya terburu-buru dengan anang berangkat ke kantor
bersama – jaraknya cuma delapan puluh langkah kaki dari kostan ke kantor,
saling mengingatkan bila sudah pukul setengah sembilan pagi dan bertanya ada
tugas apa yang mesti diselesaikan hari ini.
sondang
hutagalung menamai akun facebooknya hut-son.
saya
tahu persis sondang pernah bilang, “bang, ayo kamisan bang, kasihan ibu-ibu itu
sudah tua, siapa yang mau nemenin.” tak tepat kata-katanya seperti itu, tapi
saya pernah dengar sendiri ia membujuk anak-anak untuk terus kamisan. mereka
memanggil bang satu sama lain. saya trenyuh.
(kamu
bisa searching tentang apa itu kamisan bila merasa perlu – seharusnya kamu
merasa perlu tahu dan mau berbuat sesuatu, kalau kamu pernah melintasi jakarta di kamis sore
pukul empat hingga lima, di depan istana negara, ada korban dan keluarga korban
berdiri dengan payung hitam berpakaian hitam).
ibu-ibu itu mulai berdiri di seberang istana tanggal 18 januari 2007. berdiri
setiap kamis sore selama satu jam, dalam hujan dan angin, debu dan sinar terakhir mentari kamis itu...juga kamis-kamis yang masih akan datang, untuk menyatakan mereka tak lupa, ada
ingatan yang tak boleh dilenyapkan. ada surat yang diserahkan kepada presiden
setiap kamis (yang teronggok di sekretariat negara dan gak diapa-apain, kalau
diapa-apain kan harusnya ada sesuatu kan ya..bapak itu bisa tapi gak mau, bukan
karena gak mampu, itu jelas jahat sekali, keji dan membiarkan kejahatan
pelanggaran kemanusiaan berlalu tanpa datangnya keadilan).
ada
orang-orang yang dikasihi tak kembali. kamu tak pernah tahu mereka telah dapat
perlakuan apa, ini tentu saja menyesakkan. sondang tahu dan merasakan itu, dia
punya energi luar biasa untuk menunjukkan simpatinya.
saya
ingat hari terakhir magang di kontras, esoknya ada acara seribu surat bagi
presiden. itu juga hari terakhir penutupan sehama 3, ada cholil mahmud dengan
efek rumah kaca dan bang usman menyanyikan lagu di udara.
Aku sering diancam .. juga teror mencekam
Kerap ku disingkirkan .. sampai dimana kapan
Ku bisa tenggelam di lautan ...Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan
tapi aku tak pernah mati ...Tak akan berhenti
beberapa jam sebelumnya j.flow dan keith martin bernyanyi di acara itu, saya tak ingat apakah tayangan provokatif proaktive masih tayang di metrotv waktu itu.
Kerap ku disingkirkan .. sampai dimana kapan
Ku bisa tenggelam di lautan ...Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan
tapi aku tak pernah mati ...Tak akan berhenti
beberapa jam sebelumnya j.flow dan keith martin bernyanyi di acara itu, saya tak ingat apakah tayangan provokatif proaktive masih tayang di metrotv waktu itu.
![]() |
seribu surat untuk presiden |
selang
setahun, ada tayangan kick andy tentang seribu surat bagi presiden ketika bu
marsih dan mbak suciwati membacakan surat tersebut.
saya
teringat sondang.
dengan
kaosnya berwarna merah marun, atau kemeja salur biru dan putih.
di
hari-hari selain kamisan, ia kerap mengecat tubuhnya. sepulangnya orasi, saya
sering mendapati dia dan teman-teman duduk di halaman kontras, masih punya
tenaga untuk bercanda.
saya
ingat di pelataran kontras yang saat itu gelap, kami makan nasi uduk cikini
rame-rame. dharma, astri, pepe, anthony, shiro. tawa berhamburan, shiro bingung
waktu itu menggarap skripsinya. pepe menanyakan mana sondang. tapi obrolan
berlanjut tentang skripsi shiro.
kami
pertama kali bertemu di LBH Jakarta. Pepe dan astri mengajak saya untuk ikut
diskusi dengan mas tommy tobing. topik hari itu malpraktek, sehari sebelumnya
film konspirasi hening-nya mbak ucu agustin tayang di LBH Jakarta. saya tak
sempat datang dan menontonnya di Kineforum tiga hari setelahnya. Itu kali
pertama saya melihat sondang, dengan sweater coklat dan catatan di tangan. Itu
juga kali pertama saya ngobrol banyak dengan Anang yang hari itu mengenakan
batik coklat, serta shiro yang kakinya baru saja tertabrak motor. Saya tak ingat apakah ada ananto di sore hari
itu, sepertinya dia masih di kelas dengan kawan-kawan Sehama angkatan 3.
saya
kenal ananto dan dharma dari acara mimbar seribu harapan setahun sebelumnya.
mereka teman-teman anthony, kawan saya Sehama angkatan 2. sepanjang malam kami
bekerja meniup ratusan balon munir dan kontras untuk dibagi-bagi kepada
orang-orang di lintasan lari gelora bung karno. seharian itu kami sibuk.
setiap
hari kamis dari dalam ruangan perpustakaan tempat saya mengerjakan koding
peristiwa enamlima, persis di pukul tiga siang sewaktu berkas matahari jatuh di
sela-sela dedaunan pohon kersen samping ruangan perpustakaan (agus sering
mengambilkan buah-buah kersen matang selepas makan siang dan membaginya buat
saya sambil nyengir berkata, ni...mateng-mateng ini ren, dan mengulurkannya dari
luar) saya lihat sondang, pepe, shiro dan dharma berjalan ke taman belakang,
bersiap untuk kamisan.
saya
dengar marulloh bernyanyi dangdut dan cengar-cengir ketika lewat di depan
ruangan perpus menggoda saya lalu berteriak, “tommy nyanyi tom.” mengajak kawan
saya tommy apriando keluar ruangan untuk genjrang-genjreng main gitar,
menyanyikan lagu-lagu rhoma irama. tommy kerap menggoda, marulloh itu mudanya
ganteng lohhh..
itu
adalah siang yang biasa. yang saya ingat hari ini sebagai siang yang indah.
dari
ruangan perpustakaan saya dapat mendengar tawa kawan-kawan saya dengan
candaan-candaan yang sungguh lucu. seringkali saya keluar ruangan demi
mendapati apa yang terjadi di belakang. saya tak dekat dengan sondang, bahkan
belum pernah punya kesempatan ngobrol dengannya, tapi saya kenal duluan dengan
ananto, shiro, pepe, anthony dan dharma yang meminta saya memanggilnya cubob –
dari cucu bob marley. ikut tertawa bersama mereka membikin pikiran saya yang
rusuh ketika menemukan hal-hal mengerikan dan menjijikkan dalam koding
peristiwa enamlima jadi luruh.
biasanya
selepas mendengarkan candaan mereka di taman belakang sambil menggoda dharma
(gak gw sebut ma, elu ngapain dan punya kebiasaan apa) saya mesti pipis karena
gak tahan dengan tingkah mereka yang konyol dan lawakan-lawakan yang sebetulnya
tak sungguh-sungguh lucu, tapi di tangan mereka semua jadi terasa lucu. kemudian
pergi ke depan makan beng-beng dan minum tebs dari warungnya bu inur, supaya
melihat bu marsih sudah datang belum sore itu. saya dapat membayangkan pak
tumiso dengan motor merahnya sudah berada di depan istana negara, setengah jam
sebelum kamisan dimulai, ia memang disiplin sekali.
sebelum mengetik tulisan ini, saya baca
anthony menulis
selamat ulangtahun buat sahabatku hut son seandai nya dirimu masih ada di dunia ini,
pasti sudah kuberikan kejutan dengan sepotong roti warung dan sebatang
lilin yg besar.seperti yang biasa kita lakukan dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar