saya tak dapat
bayangkan hidup berumah tangga tanpa memiliki kulkas. bukan karena saya suka
minum air dingin dengan es kerampul (ini bahasa saya untuk memaksudkan es
gepuk) atau membikin buah terasa lebih manis dan segar renyah ketika dimakan
dalam keadaan dingin.
tapi karena adanya
kulkas membikin saya dapat menghemat banyak.
saya tak tahu
bagaimana rumah tangga lain di indonesia. yang saya tahu, orang-orang yang saya
kenal jarang suka berepot-repot mengawetkan makanan meskipun mereka mampu
menyediakannya. barangkali karena kita tinggal di negara tropis, sehingga
apapun dapat tumbuh subur dan dengan itu tak terbiasa dengan metode pengawetan
makanan, karena yang segar dapat ditemui tiap saat. saya tak tahu. barangkali
juga karena kita tinggal di negara tropis yang tak mengalami musim dingin yang
panjang sehingga makanan harus diawetkan, maka mesti tak berkeberatan makan
makanan awetan tetap merasa tak perlu membuatnya sendiri, karena berpikir
ngapain repot-repot ngurusin gituan, tinggal kerja cari duit dan beli ini dan
itu. entahlah..ini cuma pikiran selintas.
di thailand saya tahu
ada daging babi cincang bercampur dengan ketan, diawetkan dengan cara dicetak dan
dibungkus daun pisang, didiamkan selama beberapa hari sehingga terfermentasi.
kita juga punya hasil
laut yang dikeringkan, dendeng, daging sei, abon, gaplek, tape, telur asin, tuak,
manisan buah, dan banyak lagi.
ipar saya pernah
membawakan ikan asin dari sungai kalimantan, itu ikan yang enak, kemripik dan
tak terlalu asin. ipar saya yang lain membawakan abon ikan dan dendeng rusa
dari NTT, itu juga makanan yang enak.
saya penasaran
terhadap orang-orang yang mengawetkan makanan untuk konsumsi sendiri di dalam
rumahtangga.
saya ingat laura
ingalls begitu sibuk mengawetkan makanan di musim gugur, semua hasil pertanian
dan hasil kebun diselamatkan. keju dan mentega dibuat selama musim semi dan
musim panas ketika ternak dapat merumput sepuasnya. buah-buah liar yang tumbuh
di musim panas dikeringkan. ternak dipotong ketika hari menuju dingin membeku kemudian
diawetkan dengan beragam cara, dibuat sosis, diasap, diasinkan untuk digantung
di langit-langit loteng. ikan-ikan dijaring dan digarami, disimpan dalam
gentong dan dibiarkan membeku di halaman rumah selama musim dingin.
keluarga almanzo
lebih hebat lagi, ada banyak mulut yang harus diisi dan mereka hidup
berkelimpahan, lumbung penuh, gudang bawah tanah penuh. keluarga almanzo
mengawetkan buah-buahan liar, dikeringkan, dibikin jelly dan selai – mereka
punya tanah perladangan yang luas tapi tetap mencari buah beri dan
kacang-kacang walnut di luar daerah perladangan mereka. sayur-sayuran disimpan.
bahkan bagian buah semangka yang putih dibikin acar, buah-buah apel dibuat
cider, biji apel dibuat cuka. gajih babi dibikin minyak goreng. gajih sapi
dibikin lilin untuk penerangan selama satu tahun. abu perapian dicampur lemak
dan dibuat sabun colek. tak ada hasil bumi dan ternak potong terbuang percuma.
mereka menghangatkan
diri di depan perapian. keluarga almanzo yang kaya menikmati cider dan makan
pop corn. keluarga laura yang sederhana meminum teh hangat di depan perapian,
grace adik mereka yang bungsu diberi minum susu encer dengan teh hangat.
dulu cuma orang kaya
yang bisa tiap saat minum dingin, cuma orang kaya yang bisa menikmati es dalam
minumannya.
keluarga almanzo
membikin igloo sendiri. mereka memotong balok-balok es dari danau di musim
dingin, menyusunnya menjadi igloo, melapisinya dengan salju dan serbuk kayu
yang dipadatkan. pada musim panas igloo itu tak mencair.mereka menyimpan
semangka dalam kubah tersebut, supaya dingin. membuat es krim dengan campuran
es gepuk, garam, gula dan susu pada hari-hari istimewa. membuat milkshake
dengan campuran susu, telur dan es gepuk pada musim panen untuk menambahkan
semangat dan stamina orang-orang yang bekerja di perladangan.
hanya orang-orang
kaya yang dapat melakukan itu, merasakan kemewahan itu.
mereka kaya namun
berhemat dengan teliti, bekerja keras di perladangan mereka dan menghargai
bumi.
orang mengeluh harga cabe
mahal. kalau memang ada uangnya, mengapa kita tak mengeringkannya sendiri
ketika harga cabe murah. beli sekilo dua kilo, jemur dan biarkan matahari yang
bekerja, kelak kita memiliki simpanan cabe kering. saya suka mengeringkan cabe
rawit merah-merah besar. setelah kering dan garing, saya simpan dalam plastik
bersegel di dalam kulkas supaya tak berjamur. bila hendak dimasak saya enggan
merebusnya kembali karena membuang bahan bakar. yang saya lakukan adalah
mengguntingnya tipis-tipis ketika akan mengolahnya dalam masakan.
ibu biasa membelikan
saya daging sapi atau daging ayam cincang. saya biasa mengolahnya menjadi
bola-bola daging. kemudian bola-bola daging tersebut dipaket dalam
kemasan-kemasan kecil dan dibekukan dalam freezer. resepnya sederhana, hanya
daging giling, garam-lada, minyak wijen, bawang putih dan telur, kemudian
disendoki ke dalam air mendidih yang telah berbumbu garam-lada-gula dan bawang
putih ulek. kalau susah menyendokinya ke
dalam air mendidih karena lembek, bekukan dulu sebentar dalam freezer, sehingga
adonan daging mudah disendoki. kamu tahu bola-bola dagingmu matang ketika
mereka mengapung ke permukaan.
bola-bola daging ini
nantinya bisa ditumis dengan aneka racikan bumbu : tauco, hoisin, teriyaki, rica-rica,
ala terasi, ala singapore, ala asam manis, dan lain-lain. sebagai pelengkap
untuk ditumis dengan sayur mayur, juga untuk dibuat aneka makanan berkuah.
kalau kamu membuat
bola-bola ikan tenggiri, maka bola-bola ikanmu akan membesar dalam air mendidih
karena mereka menyerap air, sehingga tekstur bola ikannya berpori-pori. kamu
bisa tambahkan cacahan jamur kuping dalam adonan ikan. selain untuk aneka sup, bola-bola
ikan enak ditumis dengan sayuran kol-kolan : cucuwis, kailan, kol brussel,
brokoli, kembang kol.
saya juga suka mengukus
siomay udang ayam dengan jamur tiram dan menyetok dalam jumlah banyak. selain
dimakan seperti memakan siomay versi dimsum, siomay jenis ini juga bisa direbus
sebagai teman makan mie-mie an rebus (mie, kwetiaw, bihun, soun), atau sup.
sebagai pengganti bakso dalam nasi gila, nasi goreng, dan mie-mie an goreng
juga enak. adonan siomay tentu tak harus
dibungkus dalam kulit siomay, gunakan tahu kulit dan buat lubang ditengah,
isikan adonan siomay dan kukus. kamu dapat menyimpannya dalam jumlah banyak,
dikemas kecil-kecil dalam freezer. ketika perlu kamu dapat menghangatkannya,
digoreng dengan telur, atau untuk pelengkap makanan berkuah.
kalau saya ngobrol
sama ellen, dari soal rumit sampai sepele, dari obrolan yang gak tuntas-tuntas
sejak berabad-abad lalu, baliknya pasti ke makanan, sharing bagaimana kami
mengolah makanan di rumah. kami ngomongin jamie oliver, anna olson, gordon
ramsey dan chef-chef lain yang membikin kami berimajinasi untuk eksplorasi
kulinari. dan ini menyenangkan luar biasa bagi saya.
suatu hari saya
nyeletuk setelah menonton 30 minutes meal-nya jamie oliver. itu suatu program
acara masak jamie oliver dengan konsep memasak tiga hingga empat dish dalam
waktu 30 menit. buat saya, nonton program acara masak di youtube yang kemudian
saya download sehingga bisa saya tonton kapan saja saya ingin seperti ikut
kursus memasak gratis. menyenangkan sekali. dalam episode itu jamie membikin
dessert sederhana. dia membikin manggo snowy ice. bahannya sederhana, vodka, es
batu dan mangga potong beku.
pada kesempatan lain,
dalam tayangan jamie at home (ini juga program acara jamie oliver yang membikin
saya cinta mati dan suatu hari ingin memiliki rumah seperti jamie oliver,
dengan kebun sayur yang luas, tempat anak-anak saya besok-besok menghargai
tanah dan apapun yang bertumbuh. tidak picky terhadap makanan. anak-anak tak
harus makan di dalam rumah, sebab ada kebun sayur yang asik, seperti tempat
piknik.) ada sebuah episode tentang mengawetkan makanan. jamie membikin acar
terong, saos tomat, chillie chutney. ini sebuah episode yang mencerahkan bagi
saya.
rachel ray membekukan
irisan-irisan jahe dalam kemasan-kemasan kecil sekali pakai.
saya jadi terpikir,
ketika melewati frozen food di lorong carrefour, apa yang ada di sana dibuat
manusia, maka tak mungkin saya tak bisa mengolahnya juga : frozen peas, frozen
veggie – buncis, jagung,wortel, pie apple, nugget, bakso, kentang slice – pasti
ubi dan singkong pun bisa dibuat seperti ini.
kalau kamu suka
browsing youtube, maka kamu akan temukan banyak sekali cara-cara orang
mengawetkan makanan. ada satu channel yang saya suka, gardening by cuisine.
patti moreno, host acara ini mengajarkan cara-cara gardening. yang saya suka
adalah episode tentang membikin selai, setup, dan acar. dia menyukai gaya hidup
semacam ini, berkebun di halaman rumahnya yang tak terlalu luas di daerah
perkotaan. saya suka cara dia menyisihkan duabelas toples selai blueberry untuk
duabelas bulan, ini juga berlaku bagi dua belas toples selai buah yang lain,
dan setup, dan acar. dia suka makan makanan yang segar dari hasil kebunnya,
tapi tak ingin membuang kelebihan panen, sehingga yang ia lakukan adalah
mengawetkannya.
waktu kecil kamu
pernah cacingan gak? cacing kremi yang menggeliat-geliat keluar dari pantat
kamu, hiiii... kata ibu, jangan banyak-banyak makan kelapa parut, nanti
cacingan, begitu dia menakut-nakuti saya waktu kecil.
itu sungguh lucu dan
terlalu.
![]() |
dendeng ragi |
bapak suka sekali
serundeng. simbah jago sekali bikin dendeng ragi, dengan kelapa parut yang
lezat, berwarna kecoklatan karena gula jawa, legit, dan sungguh aduhai. kalau
buat dendeng ragi, simbah tak pernah buat sedikit, sebab memasaknya sulit dan
melelahkan. ia menggunakan banyak sekali kelapa. serundengnya yang legit itu
bisa dimakan dengan ketan kukus, ketan punar namanya, atau dengan jadah / uli
goreng sebagai sarapan pagi. tentu saja serundeng yang banyak itu bisa disimpan
dalam plastik kedap udara supaya tak berjamur, dan disimpan di kulkas. saya
ingat simbah dengan serok batok kelapanya, di pawon, membikin serundeng.
![]() |
jadah serundeng |
kemarin saya makan
ayam serundeng di kafetaria taman ismail marzuki setelah lagi-lagi nonton bintang
palsu di planetarium, siangnya saya berburu buku di bookfair senayan. itu sih
bukan serundeng, melainkan kremesan yang dibuat dari kaldu ungkepan ayam,
tepung beras dan ampas kelapa. uugghh...saya bersungut-sungut kesal.
![]() |
ngebolang ke planetarium |
waktu kelas 1 smp dan tak punya pengasuh di rumah, ibu repot sekali. setiap sabtu ibu menyetok lauk di kulkas – ayam ungkep, empal gepuk, tahu tempe bacem, untuk seminggu. sehingga tiap pagi bisa langsung menggorengnya untuk bekal anak-anak ke sekolah. bila hari-hari begitu sibuk, maka ibu memasak rendang, dendeng kelem, rica-rica babi dalam porsi banyak, setiap pagi ketika menanak nasi, makanan itu ikut dihangatkan untuk dibawa sebagai bekal sekolah. di pagi hari waktu berlalu begitu cepat, sehingga urusan sepele seperti menggoreng, tetap bisa membuat kami terlambat.
saya ingat tetangga
saya yang ceria, mbak E** namanya. kami tak sengaja bertemu di supermarket.
waktu itu harga bawang putih duaribu rupiah sekilo, dua tahun lalu. dia berkata
sambil tertawa renyah : cis (panggilan saya di kampung encis..waktu kecil mereka
suka memanggil saya sambil bernyanyi ‘cis kacang buncis eklek’ nya unyil
kucing) borong bawang putih yang banyak cis..lumayan lo, duaribu sekilo.
dia mengajarkan saya
cara mengawetkan bawang putih dan membikin bumbu dasar.
cincang bawang putih
hingga setengah halus, kamu dapat mencacah / mengulek / memblendernya. kemudian
masak dalam api kecil dalam kondisi minyak dingin. satu mangkuk minyak
berbanding dengan satu mangkuk bawang putih. kamu bisa gunakan minyak goreng
biasa atau minyak zaitun. masak tumisan bawang putih hingga menuju coklat dan
segera matikan. panas api akan mematangkan bawang putih menjadi kecoklatan.
sekarang kamu punya minyak bawang dan bawang tumis. kalau suka kamu dapat
menyimpannya langsung seperti itu dalam toples kaca. segel dengan cara
mendidihkan toples kaca ke dalam air mendidih kemudian disimpan dalam kulkas
hingga diperlukan.
mbak E** mengajarkan
cara lain. perbandingan minyak dan bawang putih cincang 1 : 2. minyaknya
disaring dan disimpan dalam botol untuk dibuat tumis menumis. tumisan bawang
putihnya disimpan terpisah tanpa minyak dalam toples kaca. dia juga mengajarkan
menyimpan tumisan bawang putih dengan sedikit minyak ke dalam plastik-plastik
segel berukuran kecil-kecil, kemudian dibekukan di freezer, setiap kali membuat
sup, cemplungkan bawang putih beku tersebut.
dia juga nyetok
sambel bajag dalam freezernya,dalam bungkusan-bungkusan kecil. ketika ingin
makan tinggal di kukus, atau dihangatkan bersamaan ketika menanak nasi di rice
cooker. dari mbak P** penjual nasi uduk dan pecel sayur, mbak E** memesan bumbu
pecel kering. ia tentu menyimpannya di kulkas.
mbak E** juga buat
nugget sendiri di rumah dan menyetoknya. membuatnya mudah, varian isinya
macam-macam dan saya suka eksplorasi buat aneka jenis nugget. meskipun setua
ini, saya masih suka makan nugget, buatan sendiri donk !!
mbak E** benar.
katanya, kalau sudah berumah tangga, urusan seperti ini sepertinya sepele, tapi
kenyataannya hal macam ini tak sepele. apalagi kalau anak-anak tiba-tiba harus
bayaran ‘sesuatu’ dari sekolah.
kalau bisa memasak,
bayangkan berapa penghematan yang dapat kita lakukan. berapa harga makan nasi
goreng spesial di sebuah restoran, sebutlah nama restonya *mangkuk nasi*
duapuluh hingga empatpuluh ribu seporsi, kalikan empat anggota keluarga,
sekitar seratus hingga seratus limapuluh ribu, sementara dengan modal
separo-nya bisa buat yang tak kalah enak di rumah.
ini bukan tentang
pelit atau tak punya uang lho. jajan dan punya pengalaman makan di luar tentu
saja perlu, biar gak kuper. setiap orang bisa jadi chef, serius..dengan lidah
premium (yang berarti mesti sering icip-icip makanan premium dan bisa
menduplikasikannya di rumah).
mbak E** bilang : kalau makanannya gak enak banget atau gw gak
bisa bikin, atau gw capek banget cis, gak mau gw pergi makan di luar.. bukan
karena gak ada duitnya, mau diada-adain sih bisa, anak-anak gw juga ngerti
untungnya, mereka gak harus selalu makan di luar.. biasanya gw kasih
pengertian.
ternyata dia punya
pengalaman yang sama dengan saya. kami (secara terpisah) ngicipin minuman
bernama *mangga berdansa tango* yang terdiri dari es serut, jelly, potongan
mangga, kuah simple sirup dengan krimer dan yogurt tawar dan satu skup ice
cream, seharga empat puluh delapan ribu satu mangkok, hal yang sama berlaku
untuk rasa bluberry – selai bluberry dan blueberry yang tak seberapa banyak
itu, juga untuk strawberry. apa yang istimewa? saya tak tahu... apakah
tempatnya cozzy? enggak juga ahh.. brand-nya bagus barangkali? ahh saya sih gak
peduli..soalnya saya suka beli voucher dari disdus dan dealkeren (gak mau
rugi).
konyol aja beli
jajanan kayak gitu seharga segitu. harga limapuluh ribu harus ok banget donk,
karena bikin di rumah dengan modal seratus ribu bisa dapet sepanci.
oh ya, mbak E**
bekerja dan punya gaji sendiri, ia bukan orang yang kurang penghasilan, tidak
pelit dan suka makan enak. saya suka cara dia mengelola rumah tangganya.
lewat mbak E** pula
saya tak meremehkan harga buah-buah diskonan murah. ehh..ini sungguhan lho. hemat
itu tak sama dengan kikir.
tomat itu buah apa
sayur ya? soalnya saya suka mengawetkan tomat, menjadi saos bolognaise, dengan
rempah yang banyak, bawang bombay dan bawang putih. itu pun bisa dibekukan
untuk sekali olah. 13 ribu harga pasaran satu botol saos bolognaise. ketika
harga tomat tigaribu sekilo, dengan uang duapuluhribu, saya bisa mendapatkan
empat botol saos bolognaise buatan sendiri.
saya paling suka
bikin setup pear, sebab rasanya tetep krenyes dan eksotik dalam sirup lemon
kayu manis. beli saja pear yang murah dan rasanya kecut, kupas dan
potong-potong, rebus bersama gula secukupnya, kayu manis dan irisan tipis lemon
california – betul, lemonnya tak perlu dikupas kulitnya, nanti ketika direbus
dia akan menjadi marmalade. untuk sekilo setengah pear,saya gunakan 2 buah
lemon yang besar, tapi kalau mau lebih kecut, ya tambahkan saja lemonnya. rebus
hingga mendidih. kamu bisa makan lemon marmalade terpisah, rasanya manis kecut
dan sedikit pahit, rajang halus untuk ditabur di atas roti bakar bersalut
mentega atau di atas rum vla favoritmu.
jangan tanya setup
pear-nya, itu enak banget, dengan simple sirup yang aduhai...harum pear,
lemony,cinnamon,sour and sweet sekaligus.
kamu juga dapat
membuat setup rambutan dengan cara yang sama.
berapa modalnya?
untuk bikin sepanci setup pear (yang mahal lemon california-nya) modalnya cuma
35 ribu. kalau dikemas dalam kaleng, sepanci setup pear setara dengan lima
kaleng dengan harga pasaran tigapuluh-empatpuluh ribu per kaleng.
mengerjakannya juga cuma perlu 1 jam kurang, gak susah kok. see thaaattt !!!
nah, kalau musim
mangga, saya suka membikin shorbet mangga yang enak. saya tapi gak mau
berlelah-lelah mengulang memblender adonan ketika setengah beku. saya membikin
jus mangga yang kental,dengan yogurt tawar dan gula. kalau manggamu kecut, kamu
tak perlu gunakan yogurt, gunakan saja krimer instant – temannya kopi itu lho,
tapi kalau manggamu manis maka kamu perlu yogurt, gunakan gula secukupnya,
supaya rasa yang dihasilkan adalah kecut manis yang balance.
saya buat shorbet
agak banyak kemudian saya tuang ke dalam plastik-plastik es lilin untuk
didinginkan dalam freezer. saya punya cetakan es lolly, tapi saya suka bikin es
bon-bon (menurut istilah petra) karena mengingatkan saya akan romantisme masa
kecil, waktu mbak titiek pengasuh saya yang telaten membikinkan saya dan kakak
dessert : es tape, es kacang ijo, es kacang merah, es jus bacang / kweni, dan
jus-jus lain yang tak saya ingat dan dibuat menjadi es oleh mbak ku sayang itu.
saya juga suka buat
shorbet pepaya nanas dengan yogurt dan daun mint kering. rasanya luar biasa,
ada sensasi dingin di tenggorokan karena cacahan daun mint kering.
atau kalau mau, dalam
shorbetmu bisa kamu tambahkan cairan jelly (kalau biasanya kamu gunakan 4 gelas
air untuk 1 bungkus jeli, maka untuk dicampurkan dalam shorbet, gunakan 4 gelas
air dan setengah bungkus jeli, cari yang rasanya gak tabrakan ya – kalau bikin
shorbet mangga ya cari jelly rasa mangga) didihkan jelly seperti biasa,
kemudian campur dengan shorbetmu yang kental, dan tuang ke dalam
plastik-plastik, bekukan.
oh ya, ibu buat selai
nanas sendiri. dengan kayu manis dan cengkih. rasanya berempah, manis dan asam.
ibu tak gunakan pectin, sehingga selai bikinan ibu tak berjelly, melainkan
berserat. ini enak dimakan dengan roti bakar bersalut mentega.
dan tentu saja
disimpan dalam toples kaca, di dalam kulkas.
saya bilang sama
ellen, kepingin punya freezer yang besar seperti freezer tempat warung-warung
menyimpan es krim. saya ingin mengawetkan buah-buahan dengan cara seperti jamie
oliver, membekukannya sebagai buah potong. jadi kapanpun saya ingin makan mangga,
nanas, sirsak, dll tak perlu menunggu musim buah. saya ingin menyimpan
setup-setup buah, selai-selai buah buatan sendiri, sayuran-sayuran pipil,
bumbu-bumbu inti dan dasar olahan sendiri. juga olahan-olahan protein beku.
semuanya tentu dilabeli dan dibuat sekali kemas, supaya tahu kapan tanggal
kadaluarsanya. ini jelas penghematan besar-besaran.
karena ada yang
dihemat, maka akan ada kebaikan lain yang ditularkan. ada kelebihan uang untuk
membantu orang lain. itu menurut saya. sehingga saya merasa lucu dengan
orang-orang yang menyangka bahwa tujuan mengawetkan makanan karena ‘pelit atau
tak mampu beli dari luar atau iseng banget gak ada kerjaan.’
PS ; dear fellas... terimakasih sudah mampir.. saya sedang cicil blog cerita tentang makanan.. tentu boleh mampir ke sini :))
http://wuntasanggili.blogspot.com/2013/06/take-love.html
until then, berkah dalem
Sekarang harga cabe sedang anjlok. Konon kabarnya sampai banyak petani cabe yang enggan memanen cabainya karena nyaris tidak ada 'penghargaan' atas jerih payah mereka. Saya pikir kenapa tidak diawetkan saja sehingga kita punya stok saat harga cabe melambung (ide ini baru muncul ketika libur panjang dari urusan mengajar). Tapi, di negri yang subur makmur ini, memang kurang membudaya urusan mengawetkan hasil panen. 'Ndak enak masakan kalo pake awetan...pake yang seger aja ada'. Mungkin begitu komen simbok dan simbah saya. Bagaimanapun, semua perlu kita mulai dari lingkup kita sendiri.
BalasHapusMaturnuwun inspirasinya
terimakasih juga sudah mampir mbak felixa nita... senang juga ternyata tulisan ini ada gunanya... maaf baru dikomen sekarang karena saya sudah jarang buka blog ini..
BalasHapusThx bgt tipsnya... buat anak kosan jd gak ribet mikir cara masak sup2an berkuah krn g ada bawang putih tumis/minyak bawang putih ketika pulang ke rumah ortu, kita bs bikin base bawang putih awetan.
BalasHapusDi kosan g ada pantry, klo keluar makan habis banyak... huhuhu... dgn ini sgt membantu bgt...
Wah makasih infonya, kemarin sempat ditawari pen jual display cooler itu sama kayak kulkas kan ya ? bedanya apa :o
BalasHapusTerima kasih mbak, sudah 2 tahun tulisan mbak ini tp masih bermanfaat buat saya yg pengantin baru, kebingungan karena suami terbiasa dengan ibunya yg masakannya enak..
BalasHapus