ada banyak semrawut berlesatan dalam kepalanya..ia mencoba dengan gigih untuk menghalau kenangan-kenangan yang di dalamnya bersemayam harapan sekaligus kekecewaan, itu adalah hari ketika herannya menjadi-jadi, juga hari ketika ia menyadari dengan pasti tentang kesementaraan. sementara hantu-hantu bergentayangan dalam batok kepalanya, ia tak menyadari bahwa musim berganti rutin, ia merasa ada rintik-rintik syahdu dalam kepalanya yang tak berhenti datang, memberinya rasa hangat sekaligus dingin yang menggigilkan belulang : ingatan.
hari ketika ia memutuskan pergi, ada sebuah
hadiah yang sebetulnya hendak ia beri untuk terakhir kali. namun ia
menangguhkannya, meskipun sebetulnya ia telah meniatkannya beberapa bulan lalu,
sebelum segalanya menjadi serba tak dapat ia pahami. ia menangguhkannya dengan
sebuah kepastian yang tiba-tiba terbersit dalam hatinya : untuk apa lagi, aku
tak dapat lagi menjangkau sesuatu..memberikannya hanya membikin segalanya jadi
final. ia tahu bahwa tak harus ada ending seperti yang ia inginkan. ia paham
bahwa tak ada ending adalah ending itu sendiri. ia menetapkan hati untuk
membiarkan waktu berlalu, ada patah hati yang mahal.
sehari dan dua hari, sebulan dan dua bulan,
tahu-tahu keponakannya telah besar, telah dapat membaca abcd, dan telah dapat
menyanyikan lagu-lagu cinta yang diputar di televisi. itu hari ketika waktu
mengajarimu tentang menggenggam dan melepaskan.
suatu hari dari dalam bus kota kamu merasa
melihat seseorang yang tak pernah hilang dari ingatanmu. hatimu berdetak cepat
dan ketika kalian bertatapan, kamu merasa seperti dihantam gada, pening dan
mual sekaligus. kamu lebih kecewa ketimbang detik pertama ketika merasa
tiba-tiba menemukan dia, sebab ternyata orang itu bukan dia. kamu betul-betul
tak lagi bertemu dia.
gerimis datang menggigilkan belulang. itu
adalah hari-hari ketika kamu mengingatnya dalam kesedihan berwarna sephia. ada
yang terasa usang namun dekat sekaligus lekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar