sigur ros konser di hong kong. meskipun tergila-gila pada karya mereka, saya tak ingin menonton live. saya suka mendengarkan musik mereka sambil membaca buku ketika tugas harian telah selesai saya kerjakan, itu adalah waktu terbaik sepanjang hari, menjelang tidur, dalam kamar berharum lemon dan suhu ruangan yang saya senangi.
waktu maroon 5 konser kemarin di jakarta,
kawan saya putri bisa mendapatkan tiket gratis, itu pukul setengah sembilan
malam ketika informasi tersebut sampai di telinganya, kami ada di TIM menonton
premium rush, setelah dua jam sebelumnya menonton pertunjukkan bintang di
planetarium (sungguh kasihan, melihat bintang saja harus yang palsu-palsu, saya
sedih sungguhan terhadap bumi yang dengan sedih kita cintai ini). kami bisa
saja berangkat, tapi memilih tak pergi. saya dan putri tak terlalu menikmati
jenis konser yang membikin kami lelah berdiri. bukan sombong, tapi kalau gak
nyaman dan tak membikin hati senang, mengapa harus bersusah payah..lagipula
saya tak lagi punya kekuatan untuk lama berdiri and ohh by the way, dalam hal
lain, saya perempuan yang mudah diajak susah dan berlelah-lelah.
saya suka membayangkan sebuah konser yang
intimate, tak banyak jumlah penontonnya, ruangan dingin dan harum, ada banyak
bantal juga obrolan selama pertunjukkan. saya suka membayangkan ada dalam jam
sessions bersama regina spektor, laura izibor, greg pattillo, the swingle
singers, walk off the earth, fun, dan neri per caso, dan musisi-musisi lain yang tak mungkin saya sebutkan satu demi satu.
hari ini saya berterimakasih pada Walk off the Earth, setelah nonton klip terbaru mereka Red hands, selang enam hari, mereka posting video klip yang belum diedit tersebut..saya berterimakasih untuk setiap mereka yang share ilmu...terimakasih...
kadang-kadang saya melihat diri saya berada di
benua empat musim,merasakan gugur daun, kristal salju, panas matahari dan
strawberri, berlarian dalam kampus berusia ratusan tahun tempat orang-orang
pernah dan terus belajar, terus mengembangkan diri bagi peradaban dan
kemanusiaan itu sendiri. saya melihat diri saya dengan tas ransel besar sambil
membopong buku, masuk ke kelas untuk menerima pengajaran dari professor yang
membikin saya rela tak tidur semalaman demi menyerahkan paper dan menanti
cercaannya.
kadang-kadang saya melihat diri saya di sebuah
tanah pertanian di tahun seribudelapanratusan, di sebuah benua empat musim. tak
ada perang dan setiap orang bekerja di tanah pertanian bagi kelangsungan
hidupnya. itu menjelang musim gugur yang sibuk, buah-buah dipetik dan
diawetkan, panenan disimpan dalam lumbung, siap menghadapi musim dingin dan
natal yang menyenangkan. (ternyata saya sedang mengkhayalkan diri jadi laura
ingalls).
sebagian orang bertahan hidup dengan
menggenggam fantasi, sebagian lagi melumpuhkan diri sendiri karena berfantasi.
sebagian mengalami bahwa fantasi adalah realita itu sendiri.
ada fragmen fantasi yang seru ketika
membayangkan akan mengadakan pesta kebun dan sibuk memasak sejak sehari
sebelumnya, mengobrol ngalor ngidul tentang hidup dengan joseph gordon levitt,
jamie oliver, thomas leutard, dan jhumpa lahiri. (saya menyebutnya fragmen
karena penggalan fantasi ini akan berkembang dengan sendirinya, dari waktu ke
waktu, episode-episode fantasi saya yang seru.)
tentu saja hal ini sulit jadi mungkin. tapi fantasi membolehkan apa saja
terjadi, itu membebaskan diri. justru ketika tak berfantasi bagi saya tak ada
yang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar