Senin, 09 Januari 2012

diantara kita ada dia




pernah kita bersedih. waktu itu kamu tak bisa mendefinisikan sedih. kamu tanya sama aku dulu : kamu pernah gak ngerasain kayak gini. kayak apa? tanyaku dulu. ya kayak gini ini. lalu air matamu menetes setelah menggigiti bibirmu sampai terkelupas, kamu gak mau ketahuan bisa menangis. kamu tidak mau aku peluk. waktu itu kita masih kecil. sekarang meskipun usia kita sudah lebih dari dua lima, kita sama-sama gak tahu sedih itu apa. 

waktu sd, aku pikir anak smp itu keren. waktu smp aku pikir anak sma itu keren. waktu sma aku pikir anak kuliah itu keren. waktu kuliah dan sudah berada di umur 25, ternyata kita gak keren sama sekali.
kita gak sama-sama lagi setelah sma. waktu sma aku mati-matian berusaha tampil keren. lalu aku sadari, memangnya aku harus keren? aku bisa buat apa dengan jadi keren? Dan kamu akan menertawakan aku, di kamarku atau di kamarmu. ibu bilang aku gak boleh masuk kamarmu. kamu gak boleh masuk kamarku. 

aku baru sadar bahwa  tubuh kita berubah, ada yang tak bisa kita ceritakan lebih jauh. kita hanya tahu kita tak boleh sama-sama sering-sering. karena nanti ada setan lewat, dan kemudian kita akan sedih.

kita kuliah di universitas yang berbeda. kamu di luar kota. 

aku pikir aku merindukanmu. dunia tiba-tiba berubah dingin dan basah. aku sulit menemukan apapun yang hangat. aku ingat kamu duduk di bangku rotan yang reyot, bertanya tentang sedih. menurutku di dalam sedih ada banyak hal yang tak bisa kita urai. diantaranya adalah merindukan seseorang, kesepian kemudian hampa. kamu hanya merasa kosong, persis seperti blackhole yang mengisap semua jejakmu, kamu tak tahu lagi eksistensi dirimu. 

kamu duduk di kursi dan kamu lihat kursi di depanmu. ada bolong di punggungnya. seperti dirimu yang tak utuh lagi, jejak-jejak kepahitan yang kau endap dalam-dalam tetapi selalu muncul tanpa diminta seperti lumpur di dalam sumur, wajahmu berubah keruh.

di surga ada apa?
aku gak tahu. aku belum pernah sampai sana.
memang kamu gak baca kitab suci?
aku gak pernah sempat.
kamu gak beragama ya?

kita sudah lama berteman, tapi kita masih kikuk saja ya. 

aku punya banyak pertanyaan sebetulnya. memangnya kita harus beragama, itu pertanyaan pertama. kedua, kamu tahu dari dulu aku gak pernah ke gereja, kenapa kamu masih tanya-tanya. ketiga, kalau orang sudah beragama apa lantas dia jadi orang baik. keempat, aku gak percaya bahwa surga itu monoetnis, dan pertanyaanmu membikin aku khawatir : betulkah kamu dangkal. atau justru akulah yang dangkal.

kamu diam. hari itu kamu baru pulang dari sumba. tiga tahun lalu ada tawaran posisi dokter di sana, kamu belum pernah balik ke jakarta sejak saat itu. (kamu bahkan jarang pulang ke jakarta waktu kuliah dan KOAS dulu).

kita ngiras makan gulai tikungan, kemudian kita jalan kaki ke aquarius mahakam. senja kerontang. jakarta betul-betul panas. aku berkeringat, pliket dan gerah. sementara kamu sudah terbiasa dengan udara panas selama tiga tahun di sumba. aku mengajakmu membeli es soda dingin di minimarket seven eleven yang menjamur. 

brainfreeze. kataku. ayo sedot kuat-kuat. siapa paling tahan !! aku bersorak. 


sluurrrppp... aku memperhatikan ekspresi wajahmu. kita sesak nafas. kemudian tertawa-tawa. 

what a painful joyy... teriakku kegirangan. kamu ikut tertawa lalu menunjuk sebuah frame foto bercerita tentang awal mula butir es soda dingin dengan kalimat saktinya : brainfreeze dan painful joy tersebut. 


tiba-tiba ketawa kita jadi garing. 


painful joy. 


hati siapa sih yang lagi kita mainin. aku kebingungan beneran. kenapa kamu baru datang sekarang.


hari itu kita betul-betul kikuk.

mas hansen apa kabarnya? udah jadi nikah dia?

mas hansen adalah tetangga kita bujangan tua. dulu kita sering menertawakan dia karena orangnya kaku sekaligus lucu. ia suka melempari anak-anak tetangga dengan batu-batu kolam. tapi pada kita dia begitu lunak dan tulus. aku yang selalu disuruh ibu memberikan sayur matang setiap pulang sekolah. ibu yang begitu memperhatikan kecukupan gizinya. aku terlalu takut sama mas hansen, khawatir karena dia bisa jadi phedopil. dan kamu selalu mengantarkan aku ke rumahnya membawa bingkisan sayur matang. kita banyak mengobrol di rumahnya, ia yang menulari kita menyukai film-film roman polanski dan hal-hal keren lainnya.

waktu aku nonton dokumenter polansky keluaran BBC, tiba-tiba aku gemetar sekaligus bersyukur. karena waktu kita sering main ke rumah mas hansen, selalu ada kamu di sebelahku. menjaga aku dan tak membiarkan secuilpun diriku disentuh mas hansen. dulu aku kelewat naif. 

dia belum menikah. dan sekarang ibu tak lagi mengirimi dia sayuran matang.

berapa umurnya sekarang?

entah ya, empat puluh barangkali.

kita mengobrol banyak hari ini, semua cerita masa kecil kita. kamu yang seringkali melindungi aku, menunggu aku latihan cheers supaya kita bisa sama-sama pulang sekolah jalan kaki. kamu agak nerd dengan rambut klimis belah tengah, gaya dansamu yang off beat, kaki mengetuk-ngetuk lantai setiap kali gugup, tapi suaramu manis dan merdu.  kamu yang mengajari aku matematika dan fisika dan kimia. kita yang nonton godfather bareng-bareng, dengerin U2 bareng-bareng, kamu suka banget lagu sweetest thing. aku suka banget video klipnya karena ada boyzone di situ.

radar homo lo masih jalan?

aku tertawa, sebab setiap kali menyukai salah satu anggota boyband, mereka akan mengaku homoseksual di kemudian hari. dan aku akan sakit demam karena bersedih, dan kamu mengunjungi aku di kamar, mulanya bersimpati kemudian menertawakan aku dan kita tertawa bersama. waktu itu kita remaja dan masing-masing belum pernah punya pacar.

sekarang aku sudah punya pacar. kamu belum pernah punya. kadang-kadang meski aku mencintai pacarku, aku lebih kepingin cerita semua-muanya sama kamu, cuma sama kamu. persis waktu kita kecil dan mandi telanjang bulat bareng-bareng, mbak narsih menyirami kita dengan air dari selang dan kita berlarian lunjak-lunjak.

itu sebelum aku dapat mens pertamaku di kelas enam sd. payudaraku belum tumbuh.

kemudian payudaraku tumbuh, dan tiap bulan sering merasa nyeri. dan kamu mulai suka menonton yang cabul-cabul. aku melarangmu berbuat cabul terhadap kawan-kawanmu perempuan. kamu merebahkan diri dan berkata : kita ciuman yukk.. aku melesat pulang hari itu. aku tak bisa menyayangimu, sebab hari itu aku naksir orang lain. si keenan memang agak bodoh, tapi siapa sih yang gak suka pemuda atletis, lagipula dia kakak kelas, aku sudah muak sama anya..sekali-kali aku pengen dianggep juga, bukan cuma dia si brengsek itu yang bisa hancurin hidup orang, lo setuju kan gw pacaran sama keenan? aku mengucap itu di hadapanmu. aku gak sadar kalau kamu memendam jengah. aku betul-betul gak sadar. tapi waktu itu kita masih kecil. aku sedang tidak mencari kawan hidup. aku sedang mencari sosok yang bisa aku bangga-banggakan, tenteng sana sini. well.. aku naif.

kalau jadi mutant, kamu pilih punya kekuatan apa? itu adalah percakapan kita di hari lain, jauh sebelum film wolverine keluar. 

aku lupa dulu memilih punya kekuatan apa.

 waktu aku tonton film itu, kamu sudah di sumba. 

aku selalu kepingin melembutkan hatimu dan diperjuangkan oleh kamu. aku tak pernah mengatakannya. aku malu. aku malu mengakui bahwa aku menyayangimu. karena kita sahabat sejak kecil.

karena sekarang aku tahu siapa yang aku inginkan untuk menghabiskan tua bersama. tapi aku kebingungan ketika mendoktrin diri untuk jatuh cinta pada seseorang dan tetap mempertahankan dia.  karena aku punya pacar yang baik, yang mengisi kekosongan hatiku, dia yang katanya mendambakan aku dalam mimpi-mimpi masa kecilnya. kalian betul sama mirip dan ini menyusahkan hatiku. karena frans baik dan kamu juga sama baik.

kalau jadi mutant kamu pilih punya kekuatan apa?

heeii.. itu pertanyaan masa kecil kita taukk. kamu selalu tahu aku kepingin jadi gambit. kamu tersenyum, aku bisa ajarin kamu bikin bom sederhana, dari telur busuk, lalu difermentasi, dan kamu bisa meracuni persediaan air satu komunitas, tapi aku percaya kamu gak akan tega merugikan orang lain..

aku pengen jadi teleporter, supaya bisa berada di dekatmu setiap kali aku rindu. 

kenapa kamu gak memperjuangkan aku?

aku selalu membayangkan akan datang satu hari. itu adalah hari yang indah ketika akhirnya kamu sadar selama ini aku ada di sini, nungguin kamu. barangkali hari itu kamu sadar telah melewatkan banyak sekali kesempatan untuk mengenal aku. itu akan jadi hari yang indah ketika akhirnya kamu tahu ada aku yang menunggu kamu.

stev...stevan.. dua bulan lagi aku menikah sama frans.


PS : suatu sunyi dengan slurpee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar