saya ingat oprah
pernah bilang, tidak tepat seperti ini memang kata-katanya, tapi pesannya
sampai ke saya, menurutnya, kalau seseorang sudah bisa ngerasain pakai sepatu
yang dibeli dari hasil jerih payah sendiri, dia ngerti caranya bersyukur dan
bahagia-nya tahan lama.
saya tonton tayangan
ulangan itu di metro tv, waktu umur saya menjelang 20, dan film janji joni baru
akan tayang di bioskop. saya lupa dengan siapa menonton film tersebut, tapi
saya ingat kepingin jadi joni karena merasa sudah lama gandrung akan film dan
perlu dekat dengan hal-hal yang berhubungan dengan film. simbah yang tak sempat
saya kenal mengelola sebuah bioskop kecil di kaliwungu lama berselang. bapak
dan kakak menularkan saya cinta pada film. dari kakak saya kenal martin
scorsese, guy ritchi, roman polanski, dan quentin tarantino. saya sendiri
gandrung dengan david fincher dan alejandro gonzales irraitu, jadi saya merasa,
seharusnya saya dekat dengan dunia film.
tapi tentu saja saya
enggak jadi joni yang mengantar roll film ke sana ke mari.
sepulangnya nonton
janji joni untuk ketiga kalinya saya mampir ke sport station dan menemukan
sepatu converse paling ciamikk yang pernah saya lihat. warnanya biru muda
dengan motif polkadot, persis seperti halterneck yang dipakai maria renata
dalam film janji joni. saya langsung naksir dan bener-bener kemecer pengen
punya. sepatu converse itu limited edition, tentu saja harganya mahal untuk
dompet saya. mahal pokoknya. dan saya tahu artinya limited edition. kali itu
saya sedang tekun-tekunnya percaya tuhan. saya sering berdoa setiap kali ingat
: ya tuhan, semoga sepatu yang ukuran-nya 42 belom diambil orang sampai aku
punya duit untuk beli sendiri.
doa itu bertahan
sebulan.
malam-malam, sepupu
saya yang saat itu tinggal sementara di rumah, saya paksa untuk mengantar pergi
ke sport station. mall tutup jam 9.30 malam dan saya berangkat jam 9 hanya
untuk ngejar beli sepatu karena baru dapat uang dari bayaran nyanyi di choir.
uangnya cukup untuk menggenapi tabungan saya selama sebulan hemat ongkos kuliah
dan jajan.
itu rasanya gak bisa
dideskripsikan. cemas-cemas rindu, penuh harap sekaligus pilu. gimana kalau
sepatunya enggak ada lagi. gimana kalau gak ada lagi..tuhan..gimana ini...
sepatu itu akhirnya
terbeli juga. saya tidur selama 2 hari dengan dus converse di sebelah bantal
sebelum akhirnya officially pakai converse itu ke kampus. senang saya jadi 2
kali. pertama saya punya sepatu limited edition yang ciamikk. kedua, sepatu
limited edition yang ciamiik itu ketika buluk justru semakin kelihat
keren..saya ngerasa jadi hipster, entah kenapa.
sering di dalam bis
kota (waktu itu) saya membatin : ohh.. gini yang dimaksud oprah.
sepatu converse buluk
itu sekarang sudah enggak ada. saya lupa bagaimana ceritanya sampai enggak ada,
mungkin-saya tak ingat pasti, setelah saya operasi ada bersih-bersih sepatu di
rumah. saya kehilangan jejak.
tapi saya ingat
sepatu itu yang menemani saya kenal jakarta, saya yang sering naik bis nomer
berapa aja rute berapa aja, sendirian dan membiarkan diri kesasar untuk
merasakan debar-debar senang karena tersesat, itu bikin merinding campuran
ngeri dan seneng. saya seneng memperhatikan dan mengamati orang-orang. mungkin
itu juga sebabnya yang bikin saya senang bepergian.
kalau masih bisa
pulang ke rumah dalam keadaan utuh itu rasanya bahagia banget.
horeeee hari ini gw
tersesat tapi berhasil pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar