karena pernah merasa
kesulitan mencari pakaian yang sesuai dengan karakter dan kepribadian saya di
masa remaja, setiap kali seseorang minta tolong dan saran tentang pakaian, saya
siap sedia membantu mereka. sebabnya saya tahu, ketika seseorang salah kostum,
belum tentu hal itu terjadi karena kemauan dirinya. kita mampu memahami
kehidupan orang lain ketika mau mendengarkan cerita mereka, ceria yang selalu
bermula dari ruang privat, dari
sana muncul empati.
Perkara salah kostum ini bisa saja itu terjadi
karena dia dan saya belum pernah terpapar hal-hal menarik mengenai fashion.
bisa saja itu terjadi karena dia dan saya belum punya cukup dana untuk memiliki
sendiri pakaian yang pantas untuk dikenakan dalam berbagai kesempatan. juga bisa
saja itu terjadi karena dia dan saya memiliki tubuh yang ajaib, sehingga
meskipun memiliki dana untuk mencari pakaian yang layak, ukurannya enggak ada.
dan ada seribu satu alasan lain.
mengenai latar
belakang mengapa seseorang salah kostum itu sebetulnya tak saya pikirkan
sungguh-sungguh, sebabnya hal itu toh akan berlalu. saya sering bilang ke
teman-teman yang mengaku sering salah kostum dan merasa merana karena hal itu,
bahwa yang sudah-sudah sih gak usah dipikirin lagi. yang perlu dipikirkan saat
ini adalah membangun mimpi dan melaksanakannya (pelan-pelan), mencari tahu
karakter diri sehingga bisa menemukan style (gaya) yang paling cocok dengan
diri sendiri.
http://livebyquotes.com/2012/friendship-is-born-at-that-moment-c-s-lewis/ |
biasanya (dari
pengalaman pribadi) setiap mematut diri di depan cermin dan merasa outfit hari
ini sudah nyaman, sisa perjalanan hari itu bisa lancar. kawan saya nona
cantelan baju lebih lucu lagi, dia pernah bilang ke saya karena merasa tegang
akan menghadapi rapat esok hari di kantor, “ahh parah.. hari-hari gini gw lebih
mikirin baju apa yang bakal gw pakai besok ketimbang harus ngomongin apa di
rapat.”
kami ketawa ngakak,
sebabnya saya ngerti perasaan tegang itu, dan memiliki kepercayaan diri penting
banget. orang kan beda-beda, jadi ya berbeda pula mengatasi masalah dan
menemukan kepercayaan diri yang baru.
minggu 14 juli
kemarin saya mengantarkan kawan masa kuliah untuk belanja kain di cipadu. itu
kali pertama dia pergi ke sana. beberapa waktu sebelumnya dia menanyakan banyak
hal tentang pakaian dan style kepada saya. tubuhnya mungil sekali, ini membikin
dia kesulitan menemukan pakaian yang nyaman meskipun punya dana untuk membeli
banyak pakaian. saya mengerti kesulitan itu. akhirnya kami sepakat akan
jalan-jalan ke cipadu, lihat kain-kain dengan harga terjangkau, kalau cocok
dibeli, kalau enggak cocok, enggak merasa rugi juga sebabnya bisa jalan-jalan
cuci mata.
sebetulnya hari itu
saya niat mau pergi membawa kamera poket, untuk oleh-oleh tulisan kali ini, tapi
tiba-tiba mood menjepret momen itu menguap, sebabnya saya belum tidur selama 18
jam dan merasa demikian pening dan mual, tetapi sudah kadung janji mengantarkan
kawan belanja kain. enggak bisa diubah lagi waktunya, sebabnya kami mengatur
jadwal jalan hari itu juga sudah sulit. hari itu, rasanya seperti berjalan di
awang-awang (sebenarnya saya biasa kurang tidur, tapi enggak pakai acara
jalan-jalan dan hunting, jadi kombinasi ngantuk poll dan mesti membantu
memberikan pendapat saat berbelanja itu bener-bener aduhai sekali..rasanya
kayak zombie).
kami janjian ketemu
di blok m square sekalian sarapan pagi di es teler – untunglah sudah buka
restorannya sepagi itu. sebelum berangkat, kami ngobrol panjang dan mencatat
kebutuhan kain yang dia perlu, bagaimana nanti modelnya, jenis kain apa yang
cocok, berapa banyak kain yang diperlukan untuk setiap desain yang beragam, and
so on and so on. tujuannya untuk tahu kisaran pengeluaran hari itu. kawan saya
menargetkan 500ribu untuk dibelanjakan. ternyata nantinya dia hanya menghabiskan 440ribu saja untuk belanja kain
seabrek-abrek. itu sudah dapat super banyak, mungkin akan ada 3 dress, 8 rok midi, 2 semi blazer
dan 9 blouse
baru yang akan dia miliki sebentar lagi. uang sebanyak itu juga sudah dipakai
untuk traktir saya bahan untuk bikin 4 rok dari kain kaos jersey, canggih gak
tuh.
jembatan keledai untuk utak atik gathuk soal mix and match warna. menemukannya enggak sengaja karena terlalu sering browsing foto fashion-nya anthropologie.... |
karena lebih suka (dan
merasa lebih pantas serta nyaman) mengenakan rok daripada celana panjang, saya
akhirnya senang mengenakan dress two pieces. sebabnya, saya jadi punya banyak
sekali kesempatan untuk mix and match pakaian, ketimbang harus mengenakan dress
one piece. punya 2 rok basic, 2 camisol basic dan 2 outer basic (misalkan
sebuah rok hitam, camisol hitam, outer hitam, rok putih, camisol putih, outer
putih) bikin saya enggak cuma punya 2 dress sederhana, tapi bikin saya punya 8
dress sederhana. lebih hemat. apalagi kalau punya 2 syal yang warnanya beradu
dengan paduan dress two pieces ini, makin lengkap penampilan hari itu. hal ini
saya katakan kepada kawan saya, tentang must have item yang ada dalam lemari
baju.
jam 11 kami berangkat
dan pulang pukul 4 sore (waktu tempuh pergi dan pulang masing-masing sejam,
naik taksi biar cepet dan gak pindah-pindah angkot). setibanya di cipadu, demi
tuhaan.. rame poll. saya lupa kalau hari itu hari minggu dan mendekati lebaran.
orang-orang memenuhi halaman depan setiap toko kain. saya ajak kawan saya MA
untuk mengitari setiap toko sambil pegang-pegang kain yang di matanya cocok dan
akan cantik ketika dibuat baju. setelah sekali puteran, baru deh memutuskan
mana saja kain yang hendak dibeli. memang begitulah bila saya berbelanja. dilihat-lihat
dulu semua, dijalani dulu – bahasa kerennya di observasi – disimak dengan
teliti, baru deh diendapkan keputusan sementara dengan ngobrolin “ kayaknya
kain yang di toko itu lebih cocok untuk dibikin blouse,” dan bla bla bla
panjang. baru setelah yakin, datangi lagi toko yang dituju dan siap minta
digunting kainnya.
dia super happy
karena bisa menemukan buanyaak kain cantik dengan harga terjangkau untuk
kebutuhan sandang dia sehari-hari ke kantor. ukuran tubuh yang ajaib seperti
saya yang plus size dan kawan saya yang petite itu, memang mesti sabar-sabar
kalau menyangkut urusan berbusana. lebih nyaman jahit baju sendiri. asiknya
lagi kalau belanja kain untuk dijahitkan sendiri itu, semuanya sesuai dengan
selera pribadi. desain yang diterjemahkan dalam cutting baju pun mengikuti
kebutuhan tubuh, semuanya bisa fit dan enggak mengecewakan.
saya amat-amati
mas-mas penjaga toko super duper kelelahan dan enggak bersemangat, di setiap
toko begitu, efek puasa mungkin dan kombinasi banyaknya pembeli (padahal pembeli-nya
juga baik-baik dan pengertian, enggak rewel dan menyusahkan – menurut
pengamatan saya). tapi ya karena gulungan kain yang diangkut berat-berat,
wajarlah mereka merasa lemas dan lesu.
mungkin karena harga
bbm naik itulah harga kain di cipadu ikutan naik..atau bisa juga karena hari
minggu dan banyak pembeli, menjelang lebaran pula. biasanya saya beli kain
chiffon lebar 1,5meter seharga 13ribu semeter, sekarang harganya jadi 15ribu.
di depan toko yang
(kayaknya khusus) menjual bahan-bahan chiffon, MA dengan mata berbinar-binar
membisiki saya, “semuanya pengen gw
borong. gilaakk itu motifnya sama kayak di Z****@, gilaakk itu blouse dijual
duaratusribuan, disini 15ribu semeter, gilaak.”
akhirnya dipilih-lah
beberapa kain chiffon yang cocok di hati. untuk badan seukuran MA, bikin baju
itu super duper hemat banget. apalagi kain yang dijual lebar besar. untuk bikin
1 blouse simpel dia hanya perlu 1 meter kain atau seharga 15ribu. dengan uang
150ribu dia bisa dapat 10 baju baru. (kalau punya keterampilan menjahit, seneng
lho menemukan bahagia kecil macam ini).
saya anjurkan beli
125cm per potong (lebar kainnya sendiri 150cm) untuk dibuat blouse atau kemeja
simpel yang cantik. saya katakan pada dia, “nanti sisa kain yang ada kita
kumpulin, kita bikin patchwork, dicampur broklat dan jadi blouse baru, enggak
ada kain yang terbuang.”
“kalau soal patchwork
blouse, anthropologie jagonya deh,” kata saya. “tinggal disimpan saja dulu
sisaan kainnya, enggak perlu buru-buru dibikin, sambil cari kalau pas pergi,
broklat dan furing yang kira-kira match untuk paduan patchwork dari kain sisa
yang ada.”
saya juga anjurkan
dia supaya menambahkan furing di bagian badan blouse/kemeja berbahan chiffon
yang akan dibikin, supaya makin terlihat kontras warna antara lengan yang tidak
difuring dan badan yang diberi furing. menambahkan furing bikin baju yang jadi
nanti enggak cepat rusak karena terlalu sering dicuci gosok. oh ya merawat
pakaian dengan benar itu penting banget.
toko selanjutnya yang
kami masuki adalah toko kain yang khusus jual bahan-bahan katun, rencananya MA
ingin bikin celana bermuda, celana kapri dan banyak lagi. tapi kurang
beruntung, motif-nya enggak sesuai dengan selera. padahal beberapa bulan
sebelumnya toko tersebut penuh dengan bahan bercorak cantik dengan harga 15ribu
semeter untuk lebar kain 150cm. beli kain lebar besar itu selalu lebih hemat.
akhirnya MA hanya beli 1 motif kotak-kotak untuk dibikin satu blouse berkerah
yang kece. ibu saya punya satu blouse see by chloe yang cakep, bahan itu cocok
banget dibuat mirip dengan desain itu.
ada satu toko lagi
yang menjual bahan-bahan corak bunga-bunga, coraknya pun mirip dengan dress
yang dijual di anthropologie (brand yang saya suka). tapi sayang, lebarnya
kecil, 115cm. sehingga kalau biasanya perlu 2 meter kain dengan lebar 150cm
untuk bikin pakaian, sekarang supaya cukup mesti beli 3 meter kain selebar
115cm. untunglah badan MA mungil, jadi dia bisa hemat banyak. untuk membuat
dress sederhana, bahan yang diperlu hanya 2 meter. kainnya pun bagus tanpa
perlu penambahan furing lagi, jadi lebih hemat. di hari-hari sebelum lebaran,
biasanya toko ini menjual kain seharga 13ribu semeter untuk lebar besar,
sekarang mereka enggak menerima orang menawar harga, sudah harga pas, 14ribu
semeter lebar 115cm. tetep aja lumayan, modal 30ribu bisa buat dress.
belanja siang itu
hanya perlu 2,5 jam, yang lama adalah menunggu kain-nya digunting, karena
banyak pembeli. kalau milih kain sih cepet, semuanya ciamik, semuanya pengen
diborong. untung uang untuk belanja sudah dibagi-bagi, mana yang buat dress,
mana yang buat blouse, mana yang buat rok. uang belanja kain untuk dress dan
blouse sudah habis, tinggal rok yang belum dapet.
di pojokan yang tak
sering dilewati orang, kami beruntung ketemu satu lapak yang menjual gulungan
kain stretch. rencananya MA mau bikin rok layer dari bahan kaos jersey, dengan
dobel kaos supaya gak tipis dan gak nyeplak. eh tanpa terduga di pojokan ujung
ada rol-rol bahan kaos stretch yang sudah berlayer dan sudah di neci.
semeternya dihargai 40ribu dengan lebar besar 140cm. sudah enggak bisa ditawar
– lagipula kawan saya yang mungil itu cuma perlu beli semeter saja, warna hitam
dan pink bougenvil yang kece. dari semeter kain itu dia bisa buat 2 rok atau 1
dress midi. lumayan banget, tinggal dijahit ujungnya saja, sama sekali enggak
repot. (setibanya di rumah ketika
diukur ulang, ternyata dari kain stretch layer yang dibeli, ternyata
masing-masing warna cukup untuk membuat 2 rok midi. Jadi dengan modal 80ribu MA
bisa dapat 4 rok gress anyar).
MA tanya, “R, harga
segini (40ribu) mahal apa murah?” (sebabnya kita enggak boleh nawar lebih murah
sama abang penjualnya).
“untuk lebar 140cm,
dengan kondisi sudah ada layer-nya dan keseluruhan layer itu sudah rapi di-neci,
bahannya stretch pula (enggak perlu takut kurang bahan dan pasti pas di lekuk
tubuh) harga 40ribu semeter sudah masuk akal banget,” ujar saya.
“kalau bikin layer by
layer sendiri jelas PR banget, untuk neci-nya sendiri ada ongkosnya lagi.
enggak rugi banget beli kain seperti ini.”
karena warna yang
cocok di hati hanya 2 (hitam dan pink bougenvil) maka hanya warna itu yang
dibeli. untuk keperluan basic rok layer selanjutnya tetap mengandalkan kain
kaos jersey, sekilonya masih 55ribu. saya pilihkan warna basic untuk MA :
abu-abu, coklat, broken white dan ungu. beli kain kaos jersey-nya juga terakhir
menjelang pulang, supaya bisa dicocokkan dengan kain chiffon yang sudah dibeli.
belajar dari
pengalaman, setiap kali lihat gulungan kain jersey, saya cek lagi melarnya dan
ketipisan bahan, sebabnya pernah salah beli dan kainnya enggak mulur, rugi.
kalau dibuat pakaian dengan layer by layer kurang maksimal, kurang ada lengkung
yang terbentuk natural karena bahan yang mulur itu.
ketika membayar (termasuk ketika mentraktir saya bahan kaos jersey untuk dibuat rok) MA tanya, kita mau beli apa lagi... dan terkaget-kaget ketika semuanya sudah terbeli. malah masih ada sisa 60ribu dalam sekat dompetnya yang kembung itu. angka 440ribu yang dia keluarkan dengan banyaknya kain yang terbeli bikin dia terpesona (dan kegirangan dan hampir gila, ini lebai banget sih).
dia berencana ngajak
pergi ke cipadu sebulan lagi, supaya lebih leluasa pilih-pilih kain dengan
motif yang lebih baru. dia kesel juga hari itu karena enggak optimal
milih-milih kain, semuanya dia pengen, sampai bingung sendiri.
saya senang ketika MA
bilang dia senang, kami dapat banyak kain-kain cantik dengan harga terjangkau. sekarang
dia bisa merepresentasikan dirinya dengan lebih optimal, setelah tahu ada yang namanya
cipadu. oia senang dia jadi 2 kali, sebabnya dia berencana menjahitkan kain ini
ke seseorang yang dia tahu akan terbantu dengan datangnya kain-kain cantik yang
akan diubah jadi berlembar-lembar pakaian. Kita kan enggak perlu jauh-jauh membagi
bahagia, lihat sekeliling saja, mungkin malah ada orang-orang di lingkungan
terdekat yang akan senang dengan tawaran bantuan yang kita berikan.
saya masih percaya
bahwa bahagia bisa ditularkan. akan ada orang lain yang terbantu dengan bahagia
yang kita rasakan.
sesampainya di rumah,
ngadem di kamar sambil mendengarkan musik dan melihat-lihat desain-desain
pakaian anthropologie. saya melihat seseorang sedang menabung mimpi.
until then berkah
dalem buatmu, selamat menyayangi diri sendiri.
ssstt... kalau kamu suka tulisan ini.. silakan mampir ke sini .. ada banyak cerita tentang refashion lho :)) http://rensimanda.blogspot.com/ thx a bunch my dear fellas !!
stay witty !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar