hari ini saya janjian
ketemu dengan sahabat masa kuliah, M namanya.. saya kerap memanggilnya
marpuah.. sebagai tanda sayang perkawanan kami yang telah berlangsung sejak
usia 18. badannya kurus dan kalau jalan sama dia saya senang, sebabnya dia
selalu enggak bisa menghabiskan makanan yang sudah di pesan di restoran, saya
jadi tempat sampahnya.
sikil mambu-nya marpuah, E dan R.. kalau ibarat ceker, sikil marpuah enak buat kaldu, sikil E kelot-kelot, sikil R sungguh luar biasa.. ahahahahaa... damn.. time flies :) |
marpuah enggak
terlalu gandrung masak-masak di dapur, beda dengan saya dan E yang memang
menyediakan diri mampir ke restoran bukan hanya buat makan, tapi untuk lihat dengan
cermat dan teliti apapun yang tersaji sebagai pengantar imajinasi untuk mencoba
membuat ulang suatu dish.
saya pernah bilang ke
kawan-kawan lamaaaa berselang bahwa keterampilan memasak itu selalu ada
gunanya. pada akhirnya kita semua akan turun juga ke dapur. entah laki-laki
atau perempuan dan berapa pun usia kalian.
hari ini marpuah
menyadari betapa bermanfaatnya keterampilan itu. suatu hari ia akan menikah, ia
akan jadi istri dan ibu, ia akan menjamu kawan-kawan, dan ia ingin punya
keterampilan memasak. tentu saja seseorang enggak harus jadi istri atau ibu
untuk bisa memasak, tapi panggilan kesadaran itu kebetulan baru hadir saat
marpuah merasa suatu hari ia akan jadi istri dan ibu. ia mengajak saya untuk
bertemu dan mengantarkan dia mencari resep-resep primarasa keluaran femina di
basement blok m square dengan harga super duper terjangkau.
sebelum tahu ada
tempat yang menjual buku resep dengan harga terjangkau, saya selalu
mengandalkan carefour atau giant atau toko buku gramedia / gunung agung. kisaran
harga buku resep masakan yang dijual adalah Rp 35ribu rupiah ke atas,
tergantung siapa penyusun dan penerbitnya. karena hobi makan itulah saya selalu
menyisihkan uang untuk belanja buku resep, sebabnya selain ingin belajar
menduplikasi selalu ada penghematan yang
lumayan dengan memasaknya sendiri.
suatu hari di tahun
2010, iseng-iseng saya jalan-jalan ke basement blok m square. saya ingat hari
itu sabtu malam pukul delapan, sepulangnya saya mengajar private seorang murid
sma, dia sekarang sudah kuliah di san francisco,(nama kampusnya tak bisa saya sebut di sini) supirnya
mengantarkan saya pulang dan saya minta diturunkan di blok m square. hari itu
ada amplop berisi uang bayaran les. tanpa melihat isinya, saya tahu berapa
kira-kira uang yang ada di dalamnya, dihitung dari berapa kali kedatangan saya
untuk mengajar. cukup untuk jajan sebulan. hari itu saya membatin mau
menghabiskan uang itu untuk belanja buku di gramedia. saya sudah mencatat
buku-buku apa saja yang ingin saya beli dan enggak sabar untuk membawanya
pulang ke rumah.
alih-alih mampir ke
gramedia, ternyata saya justru mampir ke basement blok m square karena
tiba-tiba teringat ada bursa buku murah di sana. hari itu saya beruntung.
saya ketemu satu spot
yang menjual buku resep primarasa komplit-plit. awalnya si penjual membuka
harga 15ribu sebuah. kemudian saya tawar Rp 10ribu untuk satu buku. hari sudah
malam, jam 9 sudah lewat, orang-orang sudah beberes barang dagangan. dia tanya,
“neng mau ambil berapa emangnya?”
seratus ribu, sahut
saya. akhirnya saya boleh ambil 10 buah buku resep masakan itu. kalau saya beli
di carefour, cuma dapat 3 buku. pelan-pelan saya pilih-pilih resep yang saya
inginkan dan bener-bener mikir mana yang paling saya perlu, sebabnya semua buku
resep yang ada menggiurkan dan saya kepingin borong semua sementara uang
terbatas. si penjual juga sabar menunggu saya selesai menentukan buku yang
ingin saya bawa pulang, padahal setiap lapak yang ada sudah mulai ditutup
terpal, kukutan. terpilihlah 10 buku. ketika membayar Rp 100ribu, saya diberi
bonus 1 lagi buku resep primarasa, katanya : besok inget-inget belanja-nya di
sini ya neng.
keberuntungan selalu
datang tak diduga, karena saya enggak bawa ekspektasi apa-apa. ini menyenangkan
dan bahagianya tahan lama – buat saya sih.
demikianlah, kalau
sedang ada uang sisa, saya belanjakan buku resep. enggak asal juga beli buku
resepnya, mesti dari penyusun dan penerbit yang sudah teruji dan sudah
diujicoba resepnya. sebabnya saya enggak mau ketipu food photography yang
ciamik tetapi resepnya asal-asalan.
selalu menyenangkan
membeli buku resep masakan, apalagi saya juga punya hobi foto. sekali merengkuh dayung, 2, 3 pulau terlampaui, peribahasa ini cocok untuk situasi yang saya hadapi. selain dapat
resep untuk diujicoba, saya juga dapet ilmu foto masakan, lagi-lagi otodidak.
pengantar imajinasi itu perlu untuk melengkapi diri. kadang saya beli beberapa
buku resep itu untuk kado seseorang. dengan uang seratus ribu, saya sudah bisa
beli banyak buku resep, dikemas dengan cantik dan pantas untuk hadiah
seseorang.
orang mungkin merasa
masak itu ya cuma masak saja. menurut saya sih enggak sesederhana dan segampang
itu. masak adalah bagian dari berlangsungnya peradaban manusia. masak bikin
kita jadi human. kalau belum pernah merenungkan ini renungkanlah. sebabnya
binatang enggak memasak. ada sih hewan yang memepes makanannya supaya tanak,
baru kemudian dimakan. tapi bukan itu maksud saya.
saya sering
membayangkan apa yang dimakan socrates pada masa dia hidup. juga orang-orang
selain socrates.
ada warisan dan tradisi yang diturunkan dari nenek ke ibu dan ibu ke saya. dari simbah ke bapak dan bapak ke saya. dari pacarnya kakak saya ke saya. dari mamanya sahabat saya ke saya. dari saya ke banyak orang. itu soal warisan dan tradisi. juga ada persoalan-persoalan lain yang bila direnungkan pelan-pelan membawa kesadaran baru tentang being, tentang semesta, tentang manusia.
di youtube banyak
informasi dan video seliwar seliwer yang bisa memenuhi rasa penasaran itu. BBC
dan history channel punya banyak tayangan asik perihal makan dan memasak, kalau
merasa butuh silahkan mampir dan cari tahu sendiri ya, download dari youtube.
juga ada banyak lecturer dari kampus-kampus besar di dunia yang menerangkan
tentang food history, semuanya menarik, selama ada waktu memikirkannya, hal-hal
seperti ini membantu kita untuk memahami hidup yang terlalu singkat untuk
dihabiskan hanya dengan menggalau..serius deh, isi diri itu penting.
waktu ibu saya kecil,
dia enggak tahu ada makanan yang disebut sandwich tuna. sekarang di usianya
yang ke 50an, sandwich tuna adalah makanan favoritnya. tapi dia juga menularkan
saya untuk gandrung terhadap mangut lele. darimana ibu tahu sandwich tuna,
tentu saja dari peradaban. dari mana saya tahu mangut lele, dari ibu donk.
bayangkan, apa yang
dulu terasa sangat sulit, sekarang semuanya begitu sepele. untuk membuat
risoles misalnya. itu dulunya makanan mewah. membuat tepung panir-nya saja
butuh waktu lama dari gandum menjadi tepung, tepung menjadi roti, dari roti
sisa (saving leftover food) dimanfaatkan lagi jadi tepung roti. kemudian
membikin pancake-nya juga enggak mudah, dari gandum menjadi tepung, kemudian
diberi susu dan telur, dimasak pelan-pelan dengan telaten. belum isian
ragoutnya. kemudian digoreng di dalam lemak babi (memotong babi pun pada musim
gugur supaya lemaknya bisa diawetkan). dan jadi deh risoles.
ada banyak cerita
tentang asal mula makanan, asik banget cari tahu hal-hal begituan.
dunia yang dulu tak
terjangkau, kini dapat dijangkau. makanan yang dulu sulit ditemui di indonesia
sekarang menjamur di mana-mana. bumbu-bumbu yang dulu tak ada di sini, sekarang
mudah ditemui. orang kepingin mencoba hal-hal baru, ada ujicoba resep di dalam
rumah tangga. orang bisa duduk di depan komputer dan dengan adanya internet
tahu ada banyak hal tentang kulinari.
E pernah tanya ke
saya waktu kami menyantap kwetiaw dan ifumi di semanggi (kawan-kawan dengan
kedekatan massif selalu menyangka saya google berjalan, mereka punya ekspektasi
saya bisa menjawab banyak hal), “sejak jamannya copernicus, tubuh kita
berevolusi gak sih?”
alamakkk.. ini asik
banget buat diperbincangkan. tapi karena kemampuan saya bernalar masih
terbatas, sementara topik ini saya tangguhkan dulu. nanti kalau saya sudah agak
mengerti, pasti akan saya bagi di sini. selalu menarik ngomongin makanan,
masakan, dan peradaban.
![]() |
oleh-oleh foto burung di kasane, botswana... bikin saya seneng ngebayangin setahun lagi mau ke sana. seneng saya jadi 2 kali, karena punya waktu setahun untuk mikirin seneng itu...ciammiikk !! |
gara-gara
kawan saya E menikah dengan seorang chef berkebangsaan inggris, dia mesti pindah
ke luar negeri, kami jadi enggak ketemu sampai setahun ke depan (semoga jadi
main ke tempatnya) sekarang mereka di botswana (sementara) dalam waktu dekat
saya belum tahu ke mana mereka akan menetap, apakah inggris apakah australia.
suaminya pernah menawarkan saya untuk membantunya running restoran suatu hari
nanti, saya menyambutnya dengan gembira tentu.
beberapa
waktu lalu saya mampir lagi ke blok m square untuk melengkapi koleksi buku-buku
resep masakan. saya menyiapkan diri untuk berlatih memasak resep yang belum
pernah saya taklukan. suami E perlu seseorang yang terampil dan mampu memasak
banyak jenis masakan soalnya, hal kayak gini asik tapi juga perlu dilatih. sekarang
harga sebuah buku primarasa 12.500 sebuah kalau ambil banyak. kalau beli satuan
dihargai Rp20ribu.
Rp400ribu
dana yang saya keluarkan untuk belanja buku resep masakan, 32 buku resep
masakan yang saya bawa pulang. sungguh penghematan besar-besaran.bener-bener bahagia kecil yang tahan lama.
oiaa..lapak
penjual buku banyak di lantai basement blok m square. misalkan kamu mampir dan
tanya buku resep primarasa tapi mereka Cuma punya sedikit stok, beralih saja ke
tempat lain, cari yang stok dan pilihannya banyak, supaya makin optimal kamu
milih-milih resep yang ciamik.. bukan cuma resep primarasa aja yang terpercaya.
sebaiknya sih sediain waktu googling dulu buku resep yang kamu pingin dan tahu
harganya dari toko buku, biar makin seneng kamu waktu mendapatkan harta karun.
waktu
saya cerita ini ke marpuah, dia langsung sumringah.
Marpuah
akhirnya kebingungan juga, sebabnya dia kepingin borong banyak buku resep tapi
enggak tahu kapan bisa punya waktu untuk duplikasi. kekasihnya yang sekarang
laki-laki kebangsaan amerika, dengan darah italia mengalir pada tubuhnya. resep
masakan italia, aneka resep panggang dan caserole, bbq dan sate, sauce and
dips, green salad, well you know, sesuatu yang cocok buat lidah J kekasihnya
itu. saya bisa lihat pancaran wajah marpuah yang gembira dan gemes ketika
pilih-pilih buku. berulang-ulang dia bilang (tanpa suara karena takut
kedengaran penjualnya) nyeeett... 25ribu dua nyeeett... saya tertawa melihat
dia begitu senang. akhirnya ia beli 8 buku resep, ia menabung mimpi dengan beli
buku resep masakan itu.
saya
ikutan senang.
saya
pilih juga 8 buku resep masakan untuk nambah-nambah koleksi sambil dalam hati
bersorak girang. Rp25ribu dua buku..ajegileee...
marpuah
bilang : siniiihh gw bayarin...
ajegillleee....
setelah
belanja, ketemu sebentar dengan J. marpuah pamer hasil buruan dia kali itu. J
bilang ke saya (pakai bahasa inggris tentu, dia gak bisa bahasa indonesia) dia
sering ngomong baaanyyaakk hal penting dan berguna ke teman-temannya, tapi
mereka enggak menggubris, dan suatu hari mereka ternyata mengakui kalau omongan
J benar, lalu melaksanakannya dan datang mengaku, gile bro omongan lu bener.
persis seperti perasaan saya dulu tentang pendapat bahwa punya keterampilan
memasak itu ada gunanya.
bukan enggak mendengarkan, kata saya, tapi kesadarannya belum datang.
bukan enggak mendengarkan, kata saya, tapi kesadarannya belum datang.
kami
ketawa berdua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar