PS : ini bukan
pencitraan yaa.. dan demi tuhan saya bukan orang baik ..
![]() |
me and manda... kawan baik dari smp ... kawan curhat dan ngebolang yang pengertian dan kalem :) |
temen saya sering
bilang saya ini orang baik. kalau cuma seorang yang bilang saya baik, mungkin
gak masalah, mungkin dia sempet naksir saya, mungkin .. ada hal yang saya gak
tahu motivasi dia. tapi kalau ada lebih dari duapuluh orang bilang saya ini
orang baik, atau murah hati atau saya punya wajah orang baik-baik, saya malah
jadi curiga – sama diri sendiri.
kawan les bahasa
prancis saya bilang, rensi ... aduh muka
lu baik bener, nanti gw cariin jodoh bule yang baik ya – itu setelah saya nganterin dia ngurus
surat-surat pindah ke luar negeri - alamak legalisir aja sejuta selembar dan
jadinya tigaminggu. demi tuhan saya geli banget, dia gak tahu kalau aslinya
saya buanddeell dan punya banyak niatan iseng. eh saya les prancisnya cuma 4x
dateng. setelah itu gak lanjut karena ada banyak masalah jadi saya sama sekali
gak bisa ngomong prancis kecuali ngikutin lirik i believe-nya il divo dan
celine dion. rugi bandar ngilangin duit les yang gak sedikit...
mungkin yang mereka
maksud hati saya hangat, tapi tak dapat menemukan frase yang tepat sehingga
saya dituduh orang baik yang berwajah baik-baik. ngeri bener saya terhadap
pelabelan tersebut.
kemarin saya buatin
french toast buat agnes, tetangga saya yang masih sma. rencananya hari itu
agnes mau bantu saya foto baju-baju refashion. sayang hari hujan, jadinya kami
mantengin youtube nonton tv champion – tayangan dari jepang – tentang lomba
makan, sambil kami ngemil ini itu. masih ada sisa puding coklat dan pancake
dari acara natal kemarin, tapi itu makanan dingin. saya buatkan makanan hangat
sebagai pendamping, french toast bersalut mayo dan keju. saya campur telur
kocok dengan kuah opor yang masih sisa banyak dari acara natal kemarin. setelah
hujan reda agnes pulang sambil bawa french toast hangat buat adik-adiknya biar
ikut icip-icip penganan kecil itu. agnes sms mengabarkan adik-adiknya bilang
french toast bikinan saya enak.
dibandingkan saya ketika seumur dia, agnes ini jagoan dan terampil banget, mandiri dan pintaaarrr... anak-anak jaman sekarang hebat-hebat euuuyyy... |
masih banyak kuah
opor dalam panci, nanti kalau ada teman-teman dateng dadakan saya mau bikinin
french toast deh, bikinnya cepet, dimakan hangat enak dinginpun enak. tapi
gara-gara kuah opor tersebut saya jadi ingat sebuah peristiwa di masa kecil
saya. buat kamu yang rutin baca blog saya pasti tak asing lagi dengan mbak titiek,
pengasuh saya yang keibuan. kira-kira saya tk atau sd kelas 1, mbak titiek ajak
saya menemui temannya, masuk ke dalam lorong-lorong rumah-rumah petak. lorong
itu sempit, kotor, jorok dan bau bacin. ada orang lain melintas sehingga kami
harus minggir. persis di sebelah saya berdiri adalah pintu rumah tetangga
saya,anaknya tiga orang, pakaian mereka selalu lusuh dan selalu ada ingus
kering menempel di pipi. hari itu belum seminggu setelah lebaran. ibunya
menyuapi anak-anak nasi dengan kuah opor dan satu buah ceker ayam.
kami berdiri agak
lama karena ada tukang rujak bebek lewat (ada cerita lain tentang rujak bebek,
saya sisihkan untuk cerita besok-besok). saya memperhatikan si ibu menyuapi
ketiga anaknya, ceker ayamnya cuma ditutul-tutulkan di bibir, sementara
anak-anak makan nasi berenang kuah opor.
mereka tentu diundang
dalam setiap pesta ulangtahun kecil yang diselenggarakan ibu. tapi kawan-kawan
main saya bilang : umpetin makanannya
biar gak dihabiskan ***** dan adik-adiknya atau jangan pinjemin mainan eluhh nanti diambil *****. kalau saya
ingat-ingat sekarang, anak-anak kecil itu juga suka sadis ya,ketika merasa ada
seseorang tak sama status sosialnya dijauhkan dari pertemanan. kita cenderung
melukai orang lain karena merasa lebih tinggi, dalam skala yang lebih luas,
dominasi memunculkan cara-cara pembunuhan baru, tapi sekarang saya gak pingin
bahas tentang hal itu.
keluarga itu pindah rumah kontrakan ketika
saya lulus sd, hampir bersamaan dengan kepergian mbak titiek sebagai pengasuh
saya. setiap lebaran selalu ada hantaran makanan dari tetangga saya yang baik.
kadang-kadang ketika lebaran saya terpikir kawan main saya itu. ketika dewasa
saya sadar betapa kurangnya mereka, merayakan lebaran dengan memasak opor ceker
ayam. sampai hari ini di dalam otak saya, anak-anak tetangga itu tetap anak
kecil berusia 2, 3 dan 5 tahun. saya tak bisa membayangkan mereka cuma berjarak
empat tahun dari umur saya saat ini.
saya sering dengar
kawan-kawan ibu bilang saya ini sosial banget. waktu kecil saya gak ngerti. tapi
saya ingat tiap liburan sekolah bikin perpustakaan ala kadarnya bagi
teman-teman bermain di sekitaran rumah, sebabnya mereka jarang baca buku
cerita, meskipun perpus itu cuma bertahan seminggu karena mereka lebih tertarik
main di luar ketimbang baca buku, atau bentrok dengan jadwal saya liburan
sekolah ke rumah nenek. kadang-kadang saya ngajarin teman-teman bermain
menyanyikan lagu-lagu daerah atau lagu wajib nasional, soalnya di sekolah
mereka gak pernah diajarin lagu-lagu seperti itu. tapi itu juga gak bertahan
lama, mereka lebih senang main di luar. sekolah kami beda, mereka sekolah
negeri saya swasta katolik. akhirnya saya jarang berkegiatan di lingkungan
rumah karena sibuk dengan ekskul-ekskul di sekolah.
perekonomian keluarga
kami juga pasang surut. saya pernah mengalami rasanya ingin punya buku. ada
masa-masa ibu atau mbak titiek mengakali menu makanan harian. juga uang saku
yang berkurang. tapi sepanjang usia saya selalu mengamati ibu mengajari saya
untuk berbagi, selalu ada hadiah-hadiah untuk dibagi ke orang-orang, ada
makanan yang agak istimewa di hari-hari istimewa, selalu ada anggota keluarga
yang dipinjamkan uang meski tabungan keluarga tak seberapa banyak.
mungkin hari ini kamu bisa mulai kontak lagi dengan kawan-kawanmu. menanyakan bagaimana kabar hidupnya... kita gak pernah tahu sedih apa yang sedang mereka alami... dan mengobrol membikin kita dapat menguatkan satu sama lain...
saya tak dapat
menuliskan tentang orang-orang baik tanpa menyebutkan pahlawan dalam hidup
saya. ada banyak pahlawan dalam hidup saya. mereka yang menunjukkan pada saya
bahwa masih ada orang-orang yang peduli terhadap keselamatan kita, mereka yang
memanusiakan kita. mereka yang menularkan perasaan positif untuk melanjutkan
bertahan hidup.
saya teringat tante
h***ki, dulu waktu masih belum sibuk dan punya waktu untuk memasak dia sering
kirim makanan hasil masakannya ke rumah, biar kami icip-icip. sekarang saya tak
tahu apakah masih ada relasi tetangga macam ini di kota-kota besar. tante h***ki dengan riang gembira membawa
hasil masakannya ke rumah, meskipun itu adalah bolu gosong dan tertawa-tawa
menceritakan kegagalan memasak kali itu. ia beretnis tionghoa, berhati baik dan
punya empati yang besar terhadap orang-orang. ia yang berepot-repot ikut
ngurusin saya waktu sakit dulu, nganterin ke mana-mana. setiap keluar kota ada
saja oleh-oleh ringan yang ia bawa. sepele, tapi perasan telah diingat membikin
hati terasa hangat.
waktu kawan saya vina
meninggal saya berjanji di depan pusaranya. suatu hari kalau punya mobil
sendiri akan mengantarkan kawan-kawan saya yang nebeng, pulang persis di depan
pintu, memastikan mereka aman dan selamat sampai rumah, seperti dia selalu
mengantarkan saya setiap kami pulang malam setelah latihan paduan suara. ada
partitur choir tersimpan rapi. saya selalu terkenang vina. kami alto. pada
bagian nada-nada sulit kami selalu lirik-lirikan untuk ngepasin not,
memiringkan kepala atau apapun kode yang membuat kami nyaman mencapai titian
nada. juga ada hari-hari jalan-jalan ke pasar senen atau pelesir jakarta
menyambangi rooftop demi rooftop untuk latihan nyanyi. itu adalah hari-hari
yang manis. vina tak harus mengantarkan saya pulang sebab ada jalan potong yang
lebih ringkas untuk tiba lebih cepat ke rumahnya, tapi ia selalu mengantarkan
saya sampai radio dalam. dia adalah pahlawan saya, yang menyediakan diri untuk
berpayah-payah demi orang lain, meskipun jakarta macet, atau tiba lebih lambat
sampai rumah - saat dini hari dan dia perempuan.
ellen, me, allien, vina.. gladi resik choir di jcc.. tahun 2005, dresscode-nya putih.. |
itu juga yang membuat
saya selalu menawarkan pulang bareng naik taksi kepada teman-teman yang searah
pulang, atau yang arah pulangnya bisa saya lewatin meski tak searah. daripada
sendirian di dalam taksi pada dini hari akan lebih mengundang bahaya, kemudian saling
sms ketika sudah sampai di rumah. oh ya kalau kamu pulang naik taksi, segera
sms nomer pintu taksimu ke orang-orang terdekat, supaya bila terjadi apa-apa
bisa terlacak.
sering saya
kebingungan mau ngerjain apa lagi ketika kuliah. saya sering kelayaban keliling
jakarta tapi tiba-tiba sakit,operasi dan menjadi difabel di tahun 2008. ada
pergeseran identitas dari tidak difabel menjadi difabel. itu adalah hari-hari
yang sulit. kakak membelikan banyak sekali dvd untuk saya tonton karena dia
tahu saya menderita, kesepian di rumah, harus melewati masa terapi yang sulit
dan tak bisa bepergian ke mana-mana sesuka saya. dia bukan ‘tipe kakak romantis
dan cenderung malu bila ketahuan bersikap baik’ tapi saya mengerti sekali dia
menyediakan diri mencarikan film-film yang akan saya suka. dia membelikan saya
august rush, across the universe, batman begins, dan buuanyak lagi. saya ingat
ibu bertanya apakah saya mau nonton laskar pelangi di blok m plaza. itu kali
pertama saya nonton bioskop setelah menjadi difabel,masih menderita karena
sakit. kalau saya ingat sekarang sungguh sedih. setahun kemudian ketika telah
merasa sehat, saya banyak menonton bioskop ditemani ellen, petra dan tio.
mereka adalah
pahlawan saya, yang mau mengerti kesulitan yang saya hadapi dan membantu saya
meraih kemenangan kecil hari itu : pergi keluar nonton bioskop.
karena itu ketika
punya uang lebih, saya sisihkan untuk belikan dvd-dvd bajakan bagi kawan-kawan
yang punya minat tapi kurang akses untuk tahu film-film bermutu. atau mengajak
mereka nonton film festival – nemenin mereka bila itu kali pertama pergi ke
sebuah tempat. saya ingin mereka nonton film-film itu. sebab saya tahu rasanya
jadi dangkal dan tak tercerahkan, saya lama berada dalam situasi itu. saya
ingin kawan-kawan ikut menikmati hal-hal baik, ketemu orang-orang di luar
lingkungan pertemanan asal,menjalin relasi baru, dan tak terkungkung dalam
perkawanan yang hanya itu-itu, terpenjara oleh perasaan tak berkembang.
![]() | |
temen ngebolang bareng, ke museum dan erasmus... semoga rencana studi ke luar negeri-nya cepat terlaksana ya put |
selain ellen dan
petra juga ada putri mei dan manda yang menyediakan diri untuk nemenin saya jalan-jalan
ke museum. mereka juga pahlawan saya, orang-orang yang terlibat langsung dalam
upaya pemulihan diri, menemani saya menikmati lagi hari demi hari. partner jalan-jalan
kecil lihat sepenggal jakarta.
pahlawan saya yang
lain adalah andreas harsono, serta setiap orang yang dapat menulis dengan baik.
waktu saya kuliah dan merasa demikian bodoh, saya main-main ke UI dan ikut
pelatihan jurnalistik di sana, salah satu program acaranya adalah seminar,andreas
harsono sebagai narasumber. itulah kali pertama saya merasa tercerahkan, saya
yang naif dan bodoh ini jadi tahu bahwa di luar kampus ada banyak orang-orang
hebat yang menularkan semangat, yang memajukan peradaban.
salah satu sesi kelas di sehama angkatan 2 |
karena merasa perlu
tahu, hal pertama yang saya lakukan adalah searching tulisan-tulisan jurnalistik
yang bermutu, belajar dan mendidik diri sendiri. kalau kawan kampus saya banal,
itu urusan mereka sendiri, sebab saya punya tujuan hidup yang mesti saya capai,
pelan-pelan. enaknya belajar sendiri itu kita sendiri yang tentukan targetnya.
dalam setahun saya mengamati diri saya berkembang, saya sudah tak cocok ada di
lingkungan pendidikan yang lama, saya bercita-cita sekolah di tempat yang jauh
lebih baik. ternyata semesta bikin saya jadi difabel.
selain dibelikan dvd
oleh kakak, ibu mendorong saya untuk membaca buku – salah satu hobi yang saya
lupa karena tak menikmati membaca dalam deraan sakit fisik – supaya otaknya
terbiasa diajak berpikir. ibu juga menjadikan saya assistennya sebagai guru
private. ketika sudah merasa sembuh saya mengajar private seorang siswa sma.
orangtuanya memberikan
saya berdus-dus buku bekas, katanya boleh saya ambil dan nikmati sendiri atau
dibagikan ke panti asuhan. gara-gara
peristiwa tersebut saya jadi sering menyempatkan diri beli buku-buku diskonan
dan membaginya ke teman-teman supaya mereka ikut merasakan gelora ketika
menemukan hal-hal ajaib dari buku. karena kalau kita tercerahkan, saya percaya
dunia akan jadi tempat yang lebih baik, orang-orang lebih terdidik dan beradab.
itulah sebabnya saya
ngeri dilabeli orang baik dan perempuan baik-baik. horor banget rasanya. soalnya
saya melakukan itu bukan karena ingin dianggap baik. saya hanya meneruskan
kehangatan hati orang-orang, mereka yang menyediakan diri untuk menyelamatkan
orang lain dengan cara-cara yang sederhana – membikin kita punya alasan untuk
terus bertahan hidup. cuma itu.
ibu dan bapak tentu
punya tempat khusus di hati,mereka yang membekali saya dengan banyak hal baik,
yang melembutkan pekerti dan membantu saya untuk jadi orang terdidik.
kalau saya menyempatkan
diri masak untuk setiap teman yang mampir ke rumah, dengan masakan rumahan, itu
terjadi karena saya menghargai mereka yang telah menyediakan diri datang ke
rumah, berpayah-payah ditengah hiruk pikuk jakarta. setelah difabel saya makin
paham dengan ganasnya ibu kota, dan dengan demikian saya berterimakasih karena
masih diingat. hal yang bisa saya lakukan ya memasak bagi mereka, meski
sederhana.
kadang ketika orang
berkata - jangan jadi kebiasaan deh .. atau .. elu ada motif ya? dan ucapan sarkas : elu minta imbalan apa? - ketika saya membawakan bekal bagi teman
perjalanan atau membawakan makanan ke rumah kawan yang saya kunjungi,
saya agak bersedih – bukan hanya bagi diri sendiri, melainkan lebih untuknya dia. ada hati kecil saya terusik : apakah saya seburuk itu sehingga dianggap mengganggu. apakah ketakutan atau kekhawatiran akan muncul perasaan khusus yang menyebabkan seseorang menghindari perlakuan baik.
barangkali mereka jarang mendapatkan perlakuan baik dan hangat, barangkali mereka pernah punya masa lalu yang sangat buruk sehingga sulit percaya pada ketulusan hati, barangkali mereka hanya menjaga diri – dan saya menghormatinya.
saya memasak karena menghargai diri sendiri yang punya keterampilan dan mengasahnya terus menerus, yang ingin membagi bahagia-bahagia kecil seperti tante h***ki melakukannya. tetapi bila terasa mengganggu, tentu sebagai orang terdidik kita bisa berdialog sehingga sama-sama enak, sama-sama tak melukai.
saya agak bersedih – bukan hanya bagi diri sendiri, melainkan lebih untuknya dia. ada hati kecil saya terusik : apakah saya seburuk itu sehingga dianggap mengganggu. apakah ketakutan atau kekhawatiran akan muncul perasaan khusus yang menyebabkan seseorang menghindari perlakuan baik.
barangkali mereka jarang mendapatkan perlakuan baik dan hangat, barangkali mereka pernah punya masa lalu yang sangat buruk sehingga sulit percaya pada ketulusan hati, barangkali mereka hanya menjaga diri – dan saya menghormatinya.
saya memasak karena menghargai diri sendiri yang punya keterampilan dan mengasahnya terus menerus, yang ingin membagi bahagia-bahagia kecil seperti tante h***ki melakukannya. tetapi bila terasa mengganggu, tentu sebagai orang terdidik kita bisa berdialog sehingga sama-sama enak, sama-sama tak melukai.
sekarang saya kangen
tommy dan agus yang sering mampir, bawa kawan-kawan yang lain, ikut nyicipin
makanan rumahan bikinan saya.
diingat..membikin
saya tahu rasanya jadi manusia. itu seperti berkata : kamu apa kabar?
dan dengan demikian
kita terhubung satu sama lain.
wahh ternyata..ini
hari terakhir di tahun 2012..saya baru ingat ada banyak moment tolol sepanjang
tahun ini..dulu tak terasa lucu..sekarang karena telah dapat menerimanya dengan
hati lapang justru terasa demikian lucu..
berkah dalem buatmu
my dear fellas.
semoga rencana indah
tahun depan dikabulkan semesta.. may you have a wonderful year ahead !!
i love u ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar