‘dia akan pulang...’
perempuan itu berkata,untuk membesarkan hati anaknya, yang baru kehilangan
anjing kesayangannya, temannya bermain dari hari ke hari, dari waktu ke waktu.
si perempuan berkata dengan tenang, meski ia tak yakin bahwa anjing itu masih dapat
pulang, dan justru karena itu ia menjadi patah hati dua kali, untuk si anjing
dan untuk si anak. ada hadiah-hadiah terbungkus rapi di bawah pohon natal, tapi
bukan hadiah itu yang diinginkan si anak.
seseorang dengan riang
gembira bernyanyi, all i want for
christmas is you, suara mariah carey melengking-lengking tinggi, ia
teringat film love actually setiap kali terdengar lantunan melodi tersebut. hatinya
sedang berbunga-bunga, kekasihnya masih setia dan menyenangkan, masih
membikinnya kangen sepanjang waktu. seseorang mendengar musik yang sama dengan
perasaan terbelah-belah, ia inginkan ayahnya yang meninggal tiga tahun lalu.
ada hatinya terasa sesak, rindu. dan kenangan-kenangan masa kecil datang
berhamburan.
‘tak dapat pulangkah kamu?’ laki-laki baya itu
bertanya, setengah membujuk, ‘mama masak makanan kesukaanmu’ dan ia menyadari
anaknya telah tumbuh dewasa, bukan si balita yang dulu ditimangnya sepanjang
waktu, juga tak dapat ditemuinya kapanpun ia mau. ‘ya sudah, jangan lupa ke
gereja’ lelaki itu kembali berkata, ia yang mengajarinya menuliskan kartu
ucapan selamat natal lama berselang ketika si anak masih terbata-bata
melafalkan abcd. ada airmata mengalir dari si lelaki baya, mengingat bahwa
pernah ada suatu masa ia menjadi sinterklas yang memberikan hadiah sepeda roda
empat dan menorehkan kata-kata pada selembar kartu natal : anak baik gak boleh ngomong jorok.. ia masih mengingatnya dengan
geli, si bocah enam tahun dengan pipi bersemu merah dan teriakan-teriakan
lantang menirukan kata-kata anak tetangga, anak itu telah tumbuh dewasa, sudah
tak lagi berkata-kata jorok karena mengikuti omongan kawan sebaya, juga tak ada
kejar-kejaran dengan ancaman ‘mama cabein
mulutmu kalau masih ngomong jorok lagi.’
“ibuk
bertahan ya, kalau tahu hati aku patah gak bisa ada di dekat ibuk” seorang ibu muda melekatkan kecamuk hatinya
pada dinding sosial media. telah empat tahun ia merasakan jadi ibu dan
berjauhan dengan orang yang dikasihinya sepanjang waktu. waktu menikah ia tahu
resiko ini dan berdoa setiap sempat supaya tuhan memberikan perlindungan
terhadap orang yang sangat ia rindukan, ibunya, yang ingin ia ajak bercerita
sepanjang waktu ketika mengalami persoalan gagap budaya, untuk menguatkan dia.
kini ia mengandung anaknya yang kedua, yang akan lahir sebulan lagi, dan
maskapai penerbangan tak mengijinkan ia terbang. kanada begitu jauh dan hatinya
patah berkali-kali karena tak dapat berada disamping ibu yang barangkali tak
dapat bertahan hingga seminggu lagi, akibat kecelakaan lalu lintas empat hari
menjelang natal. dia merasa begitu kesepian dan tak berdaya.
di sudut rumah sakit,
seseorang yang berjuang hidup dari deraan sakit fisik berkata : aku cuma pengen pulang dan merayakan natal
di rumah, sambil memandangi kakinya yang diamputasi.
ini
malam natal, ada masa kita pernah kanak-kanak, dengan bahagia menuliskan
keinginan natal dan percaya bahwa santaclaus akan datang kala kita terlelap
membawakan hadiah yang kita minta,dan dikala terjaga kita percaya bahwa hidup
itu manis. juga ada masa ketika kita menuliskan harapan natal dan tak pernah
mendapatkannya sama sekali.
seorang
anak barangkali berdoa menginginkan sepatu, karena ia belum pernah memilikinya.
seorang yang lain berdoa menginginkan ibu, kaki yang utuh, atap rumah yang tak
bocor, otak yang lebih pintar. seorang yang lain barangkali berdoa meminta
tuhan menguatkan punggungnya, untuk dapat menanggung beban hidup yang tak
terperi. seorang yang lain adalah aku, serta kamu, dengan salib masing-masing
yang kita panggul.
barangkali
ini natal pertama bagi seseorang dengan patah hati yang berat, perasaan
kehilangan yang menimbulkan depresi setelahnya – kita yang tak dapat
menggenggam diri sendiri, serta segala hal pedih di dunia yang bisa terjadi
kapan saja terhadap siapa saja, tak ada pelukan yang dapat mendamaikan hati
yang kisruh serta rusuh.
barangkali
ini juga natal kesekian bagi orang-orang yang merasa demikian hampa, sakit tak
berkesudahan.
natal
adalah milik orang lain
hati
jadi tawar, tak sempat merayakan hidup. mungkin selalu ada saat-saat seperti
ini,sewaktu kita ingin menghentikan waktu dan memilih hari-hari baik dan
gembira untuk menghalau datangnya lotere buruk.
hanya
samar-samar kita tahu tentang esok.
hendaklah langit bersuka cita,
dan bumi bersorak-sorai, di hadapan wajah tuhan..karena ia sudah datang. alunan piano mengalun syahdu, paduan suara menyanyikannya dengan gegap
gempita.. menegaskan bahwa kesedihan hari ini akan berakhir – perjuangan itu
yang membikin kita tahu rasanya jadi manusia.
natal
datang, desember berulang, dan kita tak sama lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar