ada beberapa makanan yang akan saya ingat
sampai mati.
saya suka berteman dan tukar pikiran. saya
senang menghabiskan waktu luang untuk mengobrol bersama kawan atau keluarga dan
memasak bagi mereka. karena itu saya lebih memilih menghabiskan waktu untuk mengobrol
di rumah/kost-an kawan, di tempat manapun kita punya kebebasan waktu
sesungguhnya ketimbang di mall, karena saya punya kebiasaan melek sampai pagi.
satpam selalu mengusir saya dan ellen yang hobi nongkrong sampai larut. kadang
ngobrol sampai pagi di sevel juga gak asik, kebanyakan kuping, kalau mau mewek
juga malu, nanti dikira cengeng, lagipula – dan ini yang paling penting – jadi
keluar banyak duit.
punya keterampilan memasak rasanya luarbiasa.
bukannya pelit, tapi setiap kali mencoba makanan di suatu tempat, maka hal
pertama yang saya lakukan adalah membayangkan terbuat dari apa makanan itu,
bagaimana cara membuatnya, dan seterusnya. maka kalau saya jajan dan menemukan
makanan yang dibawah standart saya plus harganya gak masuk akal, biasanya saya
ngedumel dalam hati : bussettt..segini doank nih.. mending masak di rumah.
biasanya saya memasak bersama bapak di rumah.
saya beritahu ya, masih bisa memasak bersama bapak itu rasanya luar biasa,
meski itu hanya membuatkan dia oseng peda cabe ijo yang sangat dia nikmati,
atau ceker oseng sereh supaya tulangnya bisa ikut dimakan choki, karena saya
tahu besok-besok barangkali saya tak akan sempat lagi melakukan hal ini berdua
bapak, umur jelas punya saatnya sendiri.
ah saya teringat bapak saya berkata : kalau
bikin isian lumpia, jangan lupa kasih gula, biar agak manis.
atau dia yang berkali-kali mengajak saya bikin
donat bantat, supaya bisa dia celupkan ke kopi susu di pagi hari.
![]() |
tahu telur seledri dengan kuah cuka kental pedas manis gurih |
kami sama-sama menyukai tahu. ini adalah sebuah warisan yang diturunkan dari bapak ke saya. saya sungguh-sungguh lho J kakek saya dari pihak bapak menggemari makanan sederhana : tahu putih goreng (dari kacang hijau yang lembut) disiram dengan bumbu pecel yang kental dan taburan seledri yang banyak. setiap kali bapak makan tahu model begini, dia selalu bercerita tentang simbah yang mengelola gedung bioskop di kaliwungu, bangkrut pada masa 65 : ini makanan kesukaan bapakku, begitu ujarnya.
saya belum pernah berjumpa dan kenal simbah
mus, ayah bapak saya, dia telah meninggal jauh sebelum saya lahir. ibu bilang
mbah mus adalah orang yang kaya, uangnya yang disimpan di lemari sampai
berjamur. tapi kemudian datang masa 65 dan keluarga besar kami jatuh miskin.
bapak adalah orang yang tegar dan gigih dalam memperjuangkan hidupnya, dia
selalu bilang bahwa takdir tentu saja tak dapat kita tolak, tapi nasib, kamu
harus memperjuangkan hidupmu sendiri, kamu harus genggam lagi dirimu sendiri. sebetulnya
saya ingin mengajak bapak ngobrol banyak tentang masa kecilnya, tentang bioskop
simbah dan tentang banyak hal di masa lalu yang barangkali dia ingin sampaikan
pada saya. kalau bapak nonton film hugo, barangkali dia akan kembali dalam
nostalgia itu, tapi saya belum tega untuk membiarkan dia menonton film itu.
selain itu kami juga suka tahu campur. ini
adalah sebuah makanan yang terdiri dari bumbu pecel, tahu goreng berkulit,
bakwan goreng dipotong-potong, kol dan tauge seduh, seledri, yang kemudian
disiram dengan kuah cuka. suatu hari
saya minta dibuatkan tahu campur ketika berkunjung ke rumah bulek saya di
malang dan dia menyuguhkan tahu campur lamongan dengan kuah kikil, lontong dan
mie kuning. saya tak terbiasa dengan tahu campur model begitu. tiap kali makan
tahu campur saya teringat simbah dari pihak ibu di ambarawa yang saya panggil
mak jah, dalam memori saya dia selalu tua, dengan jarik harum lerak, kebayanya
yang tipis dan kutang torso. dia gemuk, putih, matanya agak sipit. ibu bilang
nenek seperti gemblong. saya teringat suaranya yang khas, cempreng dan ramah : nok.. arep digaweke opo? tahu susur gelem
opo tahu campur? (kamu mau dibuatkan apa? tahu isi mau atau tahu campur?).
saya ingat sejak kecil ibu selalu memfoto
hari-hari penting di keluarga kami : ulangtahun anak-anaknya, natal, kenaikan
kelas, liburan sekolah, acara penting di gereja. saya suka membuka album-album
kenangan itu. ibu adalah penjepret moment yang baik, bapak tak pernah sekalipun
memegang kamera. saya teringat setiap tanggal 10 november, hari ulangtahun ibu,
sejak dua hari sebelumnya kami telah sibuk mempersiapkan es buah untuk dibawa
ke sekolah dan dimakan bersama kawan-kawan guru. selama lebih dari 35 tahun
mengajar di sd, tak pernah alpa ibu membawakan suguhan tersebut
ke sekolah. dia kini tak lagi bekerja di sana, saya kira, dia akan mengalami
periode sedih di setiap 10 november kelak.
waktu sma dan kebagian jatah latihan vocal
group di rumah, kawan saya morla berkata bahwa makanan favoritnya adalah
tumisan pare dengan taburan teri. saya tertawa kemudian berkata : kalau gw,
makanan yang bakal gw inget sampai kebawa mati adalah tumis buncis ati ampela.
ibu saya sering sekali menyediakan santapan itu sebagai bekal saya ke sekolah,
praktis soalnya, sayur dan lauk sudah jadi satu. saya kira kamu juga punya
pengalaman sendiri, dengan sendu dan sedih, dengan tawa dan geli tentang
makanan dan kedekatan kita dengan ibu.
juga ada cerita tentang nasi uduk, tentang
nyak odah dan keriput di wajahnya. kenangan masa kecil tentang nasi uduk saya
tuangkan dalam cerita mutiara. kalau kamu hidup di perkampungan jakarta, kita
tak asing lagi dengan penjual nasi uduk di sekitaran rumah. dan tiba-tiba hari
ini kita sadar, hari-hari telah betul-betul berlalu.
nasi uduk mengingatkan saya akan asti, kawan
sebangku saya semasa sma, yang kini tinggal di austria sejak tahun 2003 dan
menjadi artis yang komplit, ia kuliah jurusan teater, piawai dalam akting dan
bernyanyi. waktu kecil saya tergila-gila akan sound of music dan hafal semua
soundtracknya, sejak itu saya berkeinginan bisa sampai austria suatu hari. hari
kepindahan asti ke austria adalah salah satu hari terperih dalam hidup saya
waktu itu, umur saya masih 16 tahun dan merasa tak nyaman bersekolah di sma.
pengalaman itu pula yang membikin saya meluangkan waktu secara serius untuk
membikin latihan menulis novel
berjudul nyanyian kembang kapas yang dengan PD-nya saya kirim ke DKJ dan
menangis bombay karena gak menang. saya masih mengenang moment-moment itu
sambil bergetar geli menahan tawa.
saya banyak tertawa bersama ellen. ellen benci
sekali ketumbar, dia tak suka dendeng, dia benci sambel tumpang dengan krupuk
karak (padahal saya suka banget sambel tumpang). tapi suatu hari dia mengakui
bahwa ketumbar itu enak. lee memasakkan lasagna yang aduhaiii gila bener
enaknya, dengan menambahkan ketumbar di saus bolognaise buatan sendiri. saya
tak akan pernah lupa ekspresi wajahnya ketika berujar dengan kaget dan riang :
Enaakk nyeett !!!
berpetualang dengan ellen memperkaya
pengalaman wisata kuliner bagi saya. saya suka sekali makan kwetiauw goreng,
suatu hari dia mengantarkan saya untuk mencoba kwetiauw goreng yang menurutnya
enak banget. ternyata betul. kwetiauw goreng di restoran itu enak sekali. saya
harus mengakui belum ketemu kwetiauw yang lebih enak dari kwetiauw restoran
surya di dekat pasar kramat jati. saya sudah keliling jakarta untuk ngicipin
kwetiauw dan menduplikasi sedemikian rupa, tetep gak bisa nemuin resep aduhaii
kwetiauw surya.. resep saya enak sih, tapi tetep gak sama dengan resep kwetiauw
surya.
saya dan ellen masih ingin punya restoran
suatu hari nanti, konsepnya sih oke, sayang dananya sepeser pun belum
ada.mengkhayal terus sampai mati..biarlah..daripada kehilangan harapan..lebih
baik mengkhayal yang bodoh-bodoh supaya jadi bahan bakar untuk bertahan hidup.
perlu 3 tahun bagi saya untuk memberanikan makan sushi setelah restoran sushi menjamur di pelosok mall jakarta. akhirnya pada januari 2012 ellen menemani saya makan sushi di senayan city. norak betul-betul. tapi sejak hari itu saya suka sekali dengan sushi. ellen sampai bingung karena saya justru suka yang betul-betul mentah dan tergila-gila pada ocha dingin. saya adalah orang yang lucu, yang tak suka coba-coba dan ganti-ganti menu, maka setiap kali mampir ke resto maka menu pilihan saya akan sama, itu dan itu dan itu lagi.
sekarang saya jadi teringat ada seorang kawan kuliah saya suatu hari berkelakar – pantesan elu kalau naksir orang ya itu-ituuu aja, enam tahun diaaaa doank, ganti gebetan pun model-modelnya mirip, mirip lagunya john mayer i’m gonna find another you.
biasanya hang-out saya dan ellen selalu
diakhiri dengan karaoke.kebetulan kami memang begitu senang menyanyi. tiba-tiba
saya teringat marsy yang kerap menemani kami karaoke, ini masih berhubungan
dengan itu dan itu dan itu lagi. elu
tuh ya ren, kalau karaoke pilihan lagunya selalu : warwick avenue-nya duffy,
you make it real-nya james morrison, put your records on-nya corrine, i still
haven’t found-nya U2, breakeven-nya the script, sama fidelity-nya regina
spektor. ahahhaaa.. ini lucu, sebab dia betul, karena saya seneng dapat nilai
98, kedipan, dan keplok-keplok.
kalau ngomong-ngomong tentang menyanyi, saya
betul-betul merindukan latihan paduan suara. dulu saya pernah sangat aktif
dalam kegiatan paduan suara dan mencurahkan segala perhatian ke sana, saya
teringat seringkali membawa risoles daging oregano dan makaroni skotel di hari
gladi resik wisuda untuk kami makan sebelum latihan. saya betul-betul
merindukan masa-masa berlatih menaklukkan partitur. saya teringat kami beberapa
kali piknik dan saya senang berepot-repot membuatkan camilan untuk dimakan
sama-sama. charlie biasanya datang sebagai penyuplai daging nomer satu.
seminggu sebelum saya posting tulisan ini,
charlie tiba-tiba saja mampir. saya masih tertidur di pukul 3 siang ketika dia
datang, dan tertidur di pukul sembilan malam (saya gak tahu dia pulang – so
sori char, gak tahu diri banget ya gw). siang itu saya tanya, dia mau
dimasakkan apa dan tanpa ragu dia minta dimasakkan pasta dengan saus putih.
carbonara !! saya teringat charlie yang kerap mengantarkan daging babi giling
dan ikan tenggiri untuk saya masak. dia datang seminggu sebelum
keberangkatannya ke jerman. charlie dulu kurus gepeng meskipun makannya banyak.
sekarang badan dia agak lebih berisi karena rajin olahraga,makannya pun tetep
banyak, meski masih mengeluh belum mencapai standar berat badan yang dia
inginkan. semoga dia berhasil mencapai targetnya. saya kira dia harus belajar
masak sendiri supaya dia bisa makan kapan saja dia mau, percaya deh memasak itu
gampang. tonton aja jamie oliver 30 minutes meal kalau gak pengen nyobain
sendiri masak-masak model begitu.
kakak yang mengenalkan saya pada jamie oliver
dan gordon ramsay. saya belajar masak pasta dari dia yang memiliki kawan
seorang chef, pasta buatan saya betul-betul lumayan meski dia seneng banget
menghina masakan yang saya bikin, padahal dia tahu bikinnya pakai effort. itu
adalah salah satu hal yang saya rindukan dari dia. seperti halnya anak pertama
dan laki-laki, kakak lebih mirip ibu ketimbang mirip bapak. seperti kata semua
orang saya terlalu mirip dengan bapak.
ibu saya adalah seorang yang rapi dan rajin.
dia mengumpulkan bonus-bonus resep masakan dari majalah sarinah dan kartini
sejak tahun terbit delapanpuluhan. sampai hari ini bonus-bonus resep itu masih
tersimpan rapi, dibundel spiral 4 tahun lalu supaya tetap awet dan jadi warisan
untuk anak cucu kelak. waktu saya kecil dan setiap kali punya waktu luang, saya
senang membolak-balik bonus resep masakan tersebut, senang mengamati foto
gambar masakan sekaligus membayangkan rasanya. sebagian resep itu sulit
diduplikasi karena cara pengerjaan yang rumit. di pasar atau supermarket pada
masa itu, bumbu dan bahan yang diperlukan belum tersedia seluruhnya. saya
menanggung keinginan itu dalam hati. terus menerus membayangkan bagaimana
membuatnya. hari ini saya menertawakan diri sendiri, mengingat saya di masa
kecil yang penuh pengharapan : kalau sekarang belum bisa pasti besok-besok bisa
pasti besok-besok ada, gak tahu setahun atau sepuluh tahun lagi, pasti kejadian
deh.
saya ingat kerap menghabiskan waktu untuk
berkhayal dan mencatat, ternyata betul : the time i enjoy wasting is not
wasted time. limabelas tahun kemudian ketika ibu menghadiahi oven listrik
supaya saya punya semangat hidup lagi pasca operasi, saya giat berlatih
memasak.
saya akan selalu teringat ifumie. saya pernah
membikin sebuah prosa tentang ifumie. saya juga akan selalu teringat dengan
martabak, putih telur kukus serta pizza. waktu saya mendekam 42 hari di rumah
sakit dan telah kehilangan selera akan kehidupan, ibu saya yang prihatin
bertanya dengan kasih : mau makan apa hari ini. ia pergi dan mencarikan saya
ifumie. dia perlu pergi dan saya perlu sendiri.
kemudian sahabat masa kecil saya, rangga,
datang membawakan martabak goreng. dia melucu dan tetap lucu seperti ingatan
masa kecil yang telah buram, rangga yang saya gandeng sepanjang perjalanan
menuju tk kecil dan mbak titiek yang membuntuti dari belakang, dia seperti adik
saya sendiri. esoknya martabak itu habis ketika saya mengira masih ada. mbak
semi berkata martabak itu dimakan bersama-sama keluarga mardiana seorang pasien
tbc tulang yang telah menjadi kawan saya berjuang selama sebulan ketika saya
tadi tertidur.
saya mengamuk luar biasa, waktu itu umur saya
baru 21 tahun, 2 bulan lagi mempersiapkan konser paduan suara dan skripsi, tapi
hari itu saya tahu kaki saya sebelah kiri telah jadi rusak, saya telah menjadi
cacat tanpa saya minta. tentu saja saya tak mengamuk untuk martabak yang bisa
dibeli seharga 40ribu, saya mengamuk karena merasa begitu sia-sia, sayangnya hari
itu saya tak menyadarinya. waktu itu saya cuma pingin ngamuk saja sepanjang
hari, karena hati saya sakit.
setelah sembuh dan punya kepercayaan diri baru
untuk pergi lihat dunia, saya menyadari moment martabak itu, ketika putri,
kawan saya ngebolang bertanya tiba-tiba : lo kalau pergi bawa bekalnya pasti
martabak deh (hari itu kami jalan-jalan ke museum fatahilah naik transjakarta
dari terminal blok m. sampai hari ini saya masih suka bikin martabak goreng dan
hati saya tergores setiap kali petra bilang : ren bikin martabak goreng
donk-tapi dia tak tahu perkara ini, maka saya tak sekalipun mengeluh).
saya juga benci dengan putih telur kukus,
sebab saya harus menelan makanan itu selama rehabilitasi paska operasi. saya
ingat mutia yang dipanggil cimut menolak untuk makan putih telur, dia telah
muak. saya membujuknya pelan-pelan untuk mau menelan putih telur kukus dengan
barter buku roald dahl yang telah saya selesai baca.
cimut adalah kawan saya yang lain selama mendekam di bangsal irna melati, rumah sakit fatmawati. cimut meninggal di meja operasi, seminggu setelah dia ulangtahun ke 17 di tanggal 21 april 2008. setiap kali hari kartini saya merasakan pedih luar biasa. tanggal 28 maret 2008 saya keluar rumahsakit dan melanjutkan perawatan di rumah untuk menghindari infeksi dan penyakit-penyakit lain yang bisa tertular. tanggal 2 april 2008 di hari ulangtahun saya, cimut menelepon dan bertanya apakah kak endut akan datang hari ini. hari itu saya lupa kalau saya ulangtahun, dia orang pertama yang menelepon mengucapkan selamat ulangtahun. dia betul-betul menantikan saya datang hari itu.
sebelum saya pulang ke rumah dia menangis
sedih. saya tanya kalau saya datang, kamu mau dibawakan apa. dia minta
dibawakan pizza sebab dia belum pernah merasakan pizza. saya bertanya pada
suster apakah cimut boleh makan pizza, kata suster dia boleh makan pizza. maka
datanglah saya membawakan pizza bagi cimut.
setelah itu saya diberitahu dia meninggal di atas meja operasi. saya
kehilangan jejak keluarganya.
barangkali kawan juga masih bisa mengingat,
dengan geli dan sesak, makanan dan tempat-tempat bersejarah dalam hidup kamu.
selalu ada cerita yang bisa dikenang, di mana kamu membelinya atau di mana kamu
memasaknya, dengan siapa, ada kejadian apa sebelum itu atau setelahnya, apa
yang tiba-tiba terjadi tak terduga, penyesalan dan rasa bersalah, kegembiraan
dan kejutan menyenangkan, makanan terakhir yang kamu makan dengan seseorang,
makanan terakhir yang sempat kamu berikan untuk seseorang yang kamu sayang,
semua rasa yang kita alami sebagai manusia.
barangkali kawan mau mengingat-ingat lagi dan
kemudian merasa bersyukur untuk setiap pengertian yang kamu pahami hari ini,
untuk pengertian yang tak sempat kamu pahami hari ini. untuk kamu yang masih
bertahan dan berterimakasih pada semesta.
terus bertahan ya kawan..dengan secuil hidup
yang masih kita hormati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar