music orgasm (dibaca miusyik
orgasyem)
tentu saja ini asik, meskipun
kadang-kadang asem (karena berkeringat dan menempel di lipatan selangkangan –
sumpah ini gak jorok ! kalau kamu merasa tulisan ini jorok..hmm kita beda
perspektif berarti, tapi tak ada salahnya jadi beda, sebab satu selalu kaku.)
dokter sekaligus psikiater david
reuben menyatakan Most people have more sexual freedom than they know how to
handle.In our sophisticated society it is usually a simple matter to find a
willing partner, a quiet place, and get down to business. Knowing what you’re
doing is another story.
saya gak nyuruh anda untuk mencoba
dan bereksplorasi lho ya.. sudah jelas kan, kebebasan seksual juga harus
dibarengi dengan keadilan seksual. kenali dulu lah tubuhmu sendiri dan
keinginan-keinginan sendiri. manusia itu makhluk yang berkembang terus menerus
melalui self discovery kok dari pengaruh lingkungan sosial dan tempat kita
berkembang. jadi pilih-pilihlah role model. minimal jangan nyusahin diri
sendiri. apalagi ngerugiin orang lain. at least punya sisi-sisi humanis lah,
jangan jadi kriminal, kita gak diciptakan untuk jadi dungu kan.
masih kata dokter reuben lagi
dalam bukunya everything you always wanted to know about sex, One problem
among others is to make an individual aware of the capabilities and potentials
of his sexual organs so he can utilize them to their fullest capacity.
nah jelas kan, bahwa kita mesti memberi harga dan hormat pada diri
sendiri. prokreasi harusnya indah. dan karena itulah kita berakal budi, tidak
seperti binatang yang hanya merasakan dan menjauhinya, tetapi pada manusia ada
kemampuan mengatasinya.
(saya dapetin ini buku udah
bullluuukkk banget, cetakannya udah coklat banget dan halamannya seperti
dikerikiti tikus, tapi saya tahu isinya itu harta karun, makanya : aku bawa
kamu pulannggg sayyaaannggg – ini adalah kalimat ajaib saya kalau ketemu buku
seru di tempat penjualan buku – kita boleh menikmati bahagia kecil kan ya.)
sebenernya tadi saya gak berencana
membahas soal seksualitas (nanti saya bikin essay yang agak lebih bener deh),
hari ini saya mau curhat saja (biar nanti kalau saya punya anak, anak-anak saya
bisa baca tulisan saya. kalau saya sudah pikun, saya bisa ingat-ingat lagi
pernah jadi orang yang hidup!!)
sebelum masuk ke music orgasm,
saya cerita sebentar tentang pornografi ya, supaya ada batasan mengenai hal
ini.
HB Yassin
mengatakan seperti yang dikutip majalah Pantau nomer 21 Januari 2002 bahwa
“pornografi menciptakan fantasi pembaca atau penonton ke daerah-daerah seputar
kelamin : fantasi itu kemudian membakar berahi. makin lama (seseorang)
terekspos pada materi porno, besar kemungkinan makin intens rangsangan seksual
yang ditimbulkannya.
pornografi
menjadi mungkin, bukan hanya karena ada obyek pemicunya, seperti gambar, film
ataupun suara, tetapi terlebih karena kesalahan berpikir orang yang
mempersepsinya. Kesalahan berpikir itu diulang, dan menjadi bagian dari
kebiasaan yang terus berulang dalam keseharian manusia. Akibatnya kesalahan
berpikir itu sulit diubah.
tentu saja
hidup dalam kepungan kebiasaan jadi sulit dilenyapkan dan cenderung dianggap
sebagai kewajaran. kesadaran membikin kita berjarak terhadap kebiasaan, kita
tak bisa betul-betul melenyapkannya, apakah masalah ketika minat terhadap
pornografi tak bisa lenyap seutuhnya?
mari kita bicara tentang tubuh. tubuh manusia dipersempit
sebagai pemuas kebutuhan seksual belaka. dari situlah pornografi timbul.
tubuh menjadi objek, pornografi teorinya, perkosaan prakteknya. karena itu
menikmati kebebasan seksual juga harus dibarengi dengan pemahaman mendalam
mengenai fungsi organ reproduksi dan kode moral yang menyertainya. setiap
kenikmatan seksual tentu saja memerlukan keadilan seksual bersamanya.
pornografi membikin orgasme jadi murahan. itu menurut
pendapat saya.
karena buat saya, kenikmatan
seksual haruslah datang tanpa paksaan, baik dari dan bagi sendiri, atau pun
ketika kita membaginya dengan orang lain. dan seksual tentu tidak sama dengan
pornografi. pornografi terjadi ketika ada kesalahan berpikir tentang tubuh yang
didangkalkan sebagai pemuas kenikmatan seksual belaka. karena itu saya setuju :
otakmu yang porno, tubuhku sih enggak.
kenikmatan seksual adalah
kenikmatan terindah ketika saya lebur dan jujur pada diri sendiri, hal ini
menumbuhkan harga diri yang baru dan sikap hormat, karena saya melaluinya dan
menikmatinya bukan sebatas kebutuhan sembrono, melainkan saya menyadari hal ini
adalah ujud tanggungjawab dari kemampuan memilih dan memutuskan. begitulah.
saya menulis paragraf mengenai orgasme yang
akan muncul di novel singgah :
orgasme
adalah kenikmatan yang jujur karena ia lebur bersama cinta dalam diriku, ketika
aku menghargai dan memberi hormat pada diriku, merasakan nikmat, nyaman dan
aman. tidakkah kau bahagia ketika mengalaminya karena menyadari inilah
keindahan hidup. kamu bersyukur memiliki alat indera yang sempurna (kamu
bersyukur meskipun tak sempurna-apa sih sempurna itu), kamu bersyukur karena
bisa bersyukur. kamu bersyukur untuk derita yang bisa kamu atasi. dan ketika
telingamu mendengar rintihan nada dalam rangkaian melodi, kamu mengalami sebuah
situasi yang bukan saja membuatmu hanyut, tapi sekaligus memahami bahwa kamu
hidup.
aku
kayaknya kecanduan musik. kalau gak mendengarkan musik, hidup rasanya sepi banget. setiap
hati pasti punya melodinya sendiri deh, seperti jodoh, tidak bisa dipaksa-paksa.
sama seperti musik, pokoknya aku tahu aja kapan merasa klik dengan keseluruhan
lagu itu. musik membantu aku rileks, karena menjadi lebih tenang, aku jadi
punya kesempatan untuk ngelamun, bengong, dan ngobrol sama diri sendiri. kalau
sudah begitu, rasanya ketemu diriku yang baru, ada yang diperbaiki di
hatiku setelah mendengarkan musik.
rasanya personal, cuma aku yang tahu dan ngerti. nah pada moment inilah aku
ngerasain music orgasm.
ngomongin music orgasm, barangkali
di benak banyak dari kita, langsung menunjuk marvin gaye dengan lagunya sexual
healing.. get up get up get up..wake up wake up..wake up
nah, pada musik saya mengalami sensasi dibawa terbang
tinggi, nikmat..nikmat sekali. barangkali karena saya juga menghayati lirik
lagu tersebut.
sejak bayi saya biasa diperdengarkan pada musik untuk
membuat saya cepat tertidur. waktu saya kecil, pengasuh saya mbak titiek selalu
menyetel radio. saya masih ingat jinglenya : pesona fm...pesona fm .. selamat
datang di acara dokter naek l tobing (ahhh sekarang saya tahu mengapa
pengetahuan seks saya baik.. hihihi terimakasih mbak titiek!!)
di rumah bapak selalu memutar
tembang-tembang lawas dari era remaja dia, dia mewariskan pada saya musik-musik
yang digemarinya : the cassuals dengan jesamine-nya, sam cooke, louis
armstrong, nat king cole, bach, vivaldi, banyaklah..tak terhitung. sementara
kakak saya mengarahkan saya untuk ikut-ikutan menikmati beach boys, weezer,
incognito, u2, morrisey, begitulah. hidup saya memang selalu penuh musik.
sayang bakat itu tidak berkembang luar biasa (mungkin belum ya, saya masih
bercita-cita membentuk grup band akustik cover version, mudah-mudahan suatu
hari tercapai!!)
saya senang melacak jejak
nada. saya kira musik adalah salah satu hal terindah dalam hidup.
musik sering membuat jantung saya
berdetak lebih cepat dari biasanya. saya menikmati suara yang ditimbulkan oleh
alat musik gesek. bunyi geraman itu nyangkut ke dasar hati saya dan memulihkan
luka pelan-pelan.
saya tergila-gila pada suara
cello, flute, biola, dan piano. musik terfavorit sepanjang masa bagi saya
adalah the cello song, gubahan j.s.bach. kalau kamu sempat membuka youtube,
tengoklah channel the piano guys..mereka membikin jantung saya berhenti,
komposisi yang luar biasa memukau, cover version yang niat dan gigih, angle
kamera dan lokasi syuting yang tidak bisa dianggap sepele.
saya berencana menamakan anak saya
laki-laki nanti Marcello dimitri dan yang perempuan Pianissario dirriti saking
cintanya saya terhadap musik. norak..biarlah..imajinasi membolehkan kita
berpetualang dalam keindahan itu sendiri.
saya juga mesti berterimakasih
kepada sigur ros, musisi dari islandia, komposisi musik mereka selalu mengacak
bilik-bilik hati saya (saya selalu membayangkan hati dan otak saya terdiri dari
bilik-bilik tempat rasa dan kenangan tersimpan). setiap kali mendengar musik
mereka, rasanya selalu dibawa melayang terbang ke angkasa, seringan burung
gereja, pergi ke langit ke tujuh dan dihempaskan dari sana. antara pengen bunuh
diri dan ngebersihin luka hati.
john, adik saya di KMK, di suatu
hari yang terlampau biasa, berkelakar. dia bilang, apa yang bisa ngangkat elu
ke langit ketujuh. kami tertawa. sebetulnya gw gak ngebayangin gereja-nya
segede apa kalau lo jadi burung gereja, tapi telornya, segede apa.
hari itu tawa saya tak
habis-habis, bahkan sampai hari ini, ketika saya mengetik obrolan tolol itu.
oke, kita serius lagi.
waktu pertama kali dengar Passera
yang diarransemen ulang dan dinyanyikan il divo, hati saya langsung makces.
saya gak ngerti arti dari lirik lagu tersebut karena berbahasa italia (nyerah
deh..2 tahun lagi baru berencana mau belajar bahasa italia, sekarang masih
bener-bener belum punya waktu-daripada waktu itu terbang dan terbuang sia-sia).
tapi saya merasa ada yang menusuk-nusuk di hati. saya searching dan menemukan lagu
Passera versi renata russo dan ikut menikmati musik tersebut. saya cari
liriknya dalam bahasa inggris. dan benar lho.. liriknya itu kena banget di
hati.
saya menerjemahkan lirik itu secara bebas ke dalam bentuk prosa
saya sendiri. begitulah cara saya memulai tulisan. setelah saya mengalami music
orgasm..
music orgasm membantuku menyelami
hati, inspirasi itu datang tiba-tiba dari sudut hati paling jauh, tiba-tiba
ngambang, dan seringkali jadi ngembeng airmata.
Songs are not written but they are born by themselves
they represent the things that happen everyday around us
songs, it's enough to catch them
there is one also for you that have also difficulty in living
there is one also for you that have also difficulty in living
and you never smile.
songs are gipsy and steal poetry
they are deceptions like the so called "happiness pills"
they are deceptions like the so called "happiness pills"
songs never cure love or illness but that little pain that give us the certainty we exist
it will pass, it will pass
if a boy and a guitar are there like you,
in the city looking at this life which does not work
in the city looking at this life which does not work
that kills us with illusions and with the age of songs
it will pass over us
it will pass over us
we'll go to the bank sooner or later
with our "why" and "who knows"
with our "why" and "who knows"
and the anxiety of an extreme poverty
talking about the lovers you don't have
talking about the lovers you don't have
singing a song that you don't know
because you lost it inside and you remember only
because you lost it inside and you remember only
it will pass...
in a world of cars and high speed for the ones who arrive always last
for the ones who say good bye
for the ones who bump against the obstacles of diversity
for the ones who bump against the obstacles of diversity
songs are fireflies that sing in the dark
it will pass sooner or later
it will pass sooner or later
this little pain inside of you inside of me, inside of us
that make us feel like sailors at the mercy of wind and nostalgia
singing a song that you don't know
but that little pain be it hate or be it love
but that little pain be it hate or be it love
it will pass, pass, pass
even if you'll sing just "la la la" it will pass,
it will pass and a song will be useful for something
it will pass and a song will be useful for something
if your little pain be it hate or be it love ...will pass
ahhh..krecep yaaa..makces..
lirik ini membantu saya bangun puluhan kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar