aku gak suka diceramahi.
mereka sok tahu. aku bukannya bodoh. kadang-kadang aku merasa serba salah. aku kepingin beli filter baru sebetulnya, yang lama betul-betul rombeng dan koyak di sana-sini. tolong kasih tahu kalau kamu tahu di mana tempat belinya.
aku jamin kamu gak pernah ngerasain hal tolol
seperti yang aku rasain. mudah-mudahan kamu gak pernah, karena rasanya betulan
sakit. mengetahui kamu tidak betul-betul diinginkan itu rasanya sakit, mengakui
kalau kamu tak betul-betul punya harga itu rasanya sakit. menipu dan
membohong-bohongi diri supaya terlihat tak pernah sekalipun rapuh dan selalu
berhasil mengatasi segala krisis dalam hidup itu rasanya memuakkan, bikin mual
sepanjang waktu. mudah-mudahan kamu gak pernah ngerasain itu, tapi kalau kamu
pernah, kita senasib kalau begitu, kamu gak sendirian, aku gak sendirian,
masalahnya kita gak mengenal satu sama lain. ini jelas masalah, kita gak pernah
tahu eksistensi masing-masing, dan aku sempoyongan dalam usaha mempertahankan
kesadaran diri, bahwa perasaan yang aku alami ini juga dialami oleh sebagian
orang.
jangan iba padaku, sungguh, aku tangguh,
paling enggak aku gak cengeng, aku jarang mengumbar urusan personalku, kecuali
di blog ku sendiri. aku percaya blog ku kampungan, norak, dan sengaja ku hide
dari mana-mana biar gak ada yang baca. aku merasa perlu menulis dan posting
supaya besok-besok aku bisa menertawakan diriku sendiri : dangkalnya !!
aku selalu dapat mengutarakan pikiranku lebih
baik dengan mengetik di laptop. menulis dengan pensil membikin aku ketinggalan
banyak kalimat. aku memperhatikan, ada duapuluh delapan kata yang bisa kuketik
dalam satu menit. sementara kalau aku menulis dengan pensil, hanya tujuh kata
yang mampu kutulis dalam waktu satu menit. aku tak suka buang waktu. aku tak
membaca ulang tulisanku, aku merasa itu adalah ekspresi jujur hatiku, dan aku
menghargainya. aku tidak butuh dipelajari orang dengan tafsir bebas yang
menyertainya, aku hanya merasa perlu bercerita, kalau itu tak kulakukan, bisa
mbeleduk kepalaku.
aku punya teman yang gemar menyakiti diri. dia
suka menyilet-nyilet tangannya. ia menyilet di tempat tukang ramal tak dapat
lagi membaca nasibnya. dia tak lagi punya sidik jari. jari-jarinya telah
berubah jadi bocel-bocel. aku tanya suatu hari, setelah kami menghabiskan 15
liter bir bintang dan 4 bungkus marlboro black mentol dalam enam jam, kami
sengaja menuangkan bir dalam gelas dan membiarkannya berbuih supaya kami cepat
mabuk, tapi hari itu kami tak mabuk, menyebalkan sebetulnya, karena aku
kepingin mabuk.
apakah yang hilang dalam hidupmu.
apakah kamu ingin tahu sekarang? aku balas
bertanya. ia meminum birnya.
aku kehilangan masa mudaku. aku kehilangan
keberanian. aku lebih takut hidup daripada mati.aku kehilangan diriku.
siapa yang enggak, sahutku dalam hati.
“apa yang gak klise di dunia ini kan. semua
orang mengalami, hampir semua orang berkutat dengan perasaan sendu, berkubang
dalam lumpur, mengasihani diri dan tidur saja sepanjang hari, gak pengen bangun
dari kenyataan. aku muak dengan diriku sendiri sebetulnya. aku gak pernah tahu
bahwa aku dicintai, bahwa aku dirindukan, bahwa aku jadi pengharapan
seseorang.” ia cegukan. wajahnya lucu meskipun cemberut.
bukannya mencari air
ia justru menyalakan sebatang rokok. dia sudah menghabiskan sebelas batang
rokok sebelumnya.
dia membakarkan sebatang rokok untukku. kami
diam menikmati racun itu masuk paru-paru. ketika habis, aku berkata, “hidup
kita itu cuma fragment kan. selalu cuma fragment. kamu bisa memilih
ditertawakan semesta, tertawa bersama semesta, atau menertawakan semesta. ini
cuma soal mental sebetulnya.”
dia diam. aku kesal sebetulnya kalau dia diam.
sebab aku butuh mendengarkan suara orang lain selain suara hatiku yang serba
dungu dan buntu.
“aku dan kamu barangkali sejenis : orang-orang
yang masih mengawetkan masa lalu. kedinginan dan kebingungan. kalau boleh
memilih, aku suka yang pasti-pasti. sekarang ini aku gak suka yang buram, aku
gak suka yang melenceng jadwal, aku gak pernah minta hidupku baik-baik saja,
tapi bagaimana aku bisa mengubah hidupku kalau sampai detik ini aku masih belum
ngeh apa yang gak beres di diriku, apa yang keliru di tubuhku, baut apa yang
lepas dari organ-organ dalamku.”
dia masih diam.
dan aku bertanya : kamu mau mati hari ini?
dia menatap aku seperti menimbang segala
sesuatu. kita bisa nabrakin motor gw, gimana? begitu ujarnya. aku berkata,
apakah sakit? dia mendengus dan berkata, memangnya kamu masih peduli sama
sakit? kemudian kami tertawa-tawa.
kami jalan kaki dini hari itu, tiga atau empat
kilo, aku tak ingat, kami hanya berjalan dalam diam sepanjang trotoar. masuk ke
dalam parkiran mall di kawasan s****g**, dulu aku pernah kerja disana, aku
hafal parkiran dan semua jalan pintas masuknya. kami mau loncat dari lantai
sembilan. kami jalan pelan-pelan dan berjinjit seperti adegan kartun tom and
jerry, kami ngempet ketawa, supaya gak ketahuan sat-pam. di lantai sembilan dia
muntah di sebelahku. lalu kami duduk. duduk saja sampai matahari terbit.
seks mungkin lebih baik daripada bunuh diri.
dia gak naksir aku, aku gak naksir dia. tapi
seks mungkin lebih baik dari bunuh diri. kami jalan kaki keluar parkiran dan
menunggu transjakarta. kemudian dari beos kami jalan kaki seharian itu. rasanya
seperti mengawang-awang, ringan dan tanpa beban. kami naik bis apa saja yang
kami temui. ketika sadar, kami ada di daerah jawa barat, aku tak yakin benar
kota yang kami hampiri. malam itu kami bercinta dengan ganas.
kamu gak perlu betul-betul merasa jatuh cinta
hanya untuk merasakan seks, tapi kamu betul-betul harus merasa senang ketika
seks itu berlangsung. paling enggak itu berlaku buat aku, supaya setelahnya aku
gak merasa menyesal. aku benci kalau aku menyesal,kenapa harus menyesal, aku
punya otak dan hati yang bisa aku pakai sebelum memutuskan segala sesuatu,
sadar atau enggak, kenapa aku menyalahkan diriku sendiri. kontradiktif
sih,karena aku lebih sering gak pakai otak dan hatiku,tapi itu aku, mau gimana
lagi.
kamu tahu apa yang paling
menjengkelkan dari hidup bersama di lingkungan kita? kalau kita ngomongin nafsu
berahi, kita dituduh bukan orang
baik-baik. persetan sama orang baik-baik, memang apa maksud baik-baik?
aku bilang sama dia, aku suka dibeginikan dan
dibegitukan. dia bilang dia mau begini dan begitu. kami cari jalan tengah. aku
ngajuin syarat, kita harus mandi dulu sampai bersih. aku gak mau nyium bau
kecut selama bercinta karena foreplay ku harus lama. aku gak tahan bau kecut.
aku juga bilang kalau kamu selesai tapi aku belum selesai, kamu harus bikin aku
juga selesai, gak boleh gak adil, enak
di kamu capek di aku. dia sih setuju. untungnya dia setuju, kalau enggak aku
gak tahu deh, karena masturbasi rasanya gak pernah cukup.
2 hari itu kami telanjang bulat. kalau
kedinginan kami selimutan. baju satu-satunya yang kami kenakan ada di binatu
hotel. syaratku untuk menginap adalah harus ada ac karena aku gampang
keringatan tapi itu adalah hotel kelas melati yang busuk. bodo amet deh, uangku
cuma cukup untuk memesan kamar hotel murahan. kami gak banyak ngomong dua hari
itu, gak pakai kode. begitu pengen tinggal bilang. kalau dia capek, aku main
sendiri sampai akhirnya dia menghampiri aku karena kerangsang juga. sebetulnya
aku lebih suka dirangsang secara intelektual. dia gak cukup cerdas buat diajak
main fantasi begituan. dia gak bikin aku kejang setelah argumentasi sengit
tentang apapun. dia begitu anteng dan aleman. padahal aku kepingin dijambak dan
digigiti dengan ganas setelah mengintrik satu sama lain, setelah menjatuhkan
mental satu sama lain. aku yang menampar dia berkali-kali.
dia persis diesel, panasnya lama, tapi begitu
on, dia bisa juga digiring untuk bikin aku senang. setelah itu kalau butuh,
kami menghubungi satu sama lain. pacarnya gak berani hubungan intim (dia
akhirnya punya pacar juga). aku gak punya pacar, aku muak sama banyak hal. tapi
masturbasi gak pernah cukup. aku gak kenal pacar dia, gak merasa perlu kenal,
gak pingin tahu dan gak peduli. dia gak cinta aku, aku gak cinta dia. itu
adalah barter yang adil, ada komitmen dalam hubungan kami : jangan sebar
penyakit. naif sih. tapi itu kami pegang kuat-kuat. dia akhirnya bisa juga
diajakin ngobrol dalam tentang hidup. lama-lama aku jatuh cinta juga, dan
merasa berdosa. karena aku mulai mengharapkan dia.
itulah. harapan. hanya membikin aku tambah
bodoh dan tolol.
aku benci kata galau. fcuk !! rasanya pengen
namparin orang-orang yang pakai kata-kata galau tak pada tempatnya, hanya untuk
terlihat gak ketinggalan jaman yang justru menyebabkan kata tersebut jadi
terkesan murah dan menjijikkan. barangkali mereka yang kerap menggunakan kata
galau adalah orang-orang yang menjijikkan, mereka yang kalah pada dunia, yang
tak memiliki lagi pengharapan dan suka menjadi sama dengan banyak orang : jadi
makhluk berlendir bau amis. jijjiikk. barangkali aku masuk kategori itu.
kehadiran. kamu gak mungkin jatuh cinta tanpa
kehadiran. well, sebetulnya kamu gak bisa jatuh cinta tanpa pertemuan. ahh gak
tahu deh, yang aku tahu aku pernah berjumpa dia dan merindukan kehadirannya.
sebetulnya aku tahu bahwa kisah cinta yang ini lagi-lagi akan bertepuk sebelah
tangan. aku tahu saja.
aku
ngerasain hatiku berhari-hari ini (aku lupa hari punya nama, dan aku lupa hari
ini hari apa) macam blackhole yang menyerap semua cahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar