Kamis, 29 November 2012

hari-hari warna sephia





ada hari-hari aku pernah sangat mencintaimu ..
aku tak tahu kapan selesainya
ada hari-hari aku pernah bersedih ..
bukan hanya karenamu tapi lebih karena aku ..
aku juga tak tahu kapan selesainya

aku seperti melihat seseorang mengamati peta yang sengaja dipasang di tembok kamarnya
penanda keberadaannya di kota ini..dan kota-kota yang kelak ingin dia singgahi ..
dia mengamatinya dan justru memikirkan siapa nama pemeran utama wanita
dari film yang baru saja dia tonton
di luar ada gerimis datang dari kejauhan,
dia mendengar rerintik datang sambil masih berusaha mengingat sebuah nama

seperti gumpalan asap yang datang dari sudut hatinya
ia mendapati lompatan-lompatan ingatan
dan perasaan-perasaan yang datang serta sulit dirumuskan
seperti bayangan yang lentur tapi jauh
ingatan dalam semangat kanak-kanak datangnya gerimis

dia merasa tertohok demikian parah ketika menyadari
hidungnya mendamba menghirup harum ampu
aroma yang sulit dia temui di rerimbun tembok-tembok gedung yang sunyi

ada kudengar suara sayup dari kejauhan,
dari gedung yang sunyi, muram, dan kelabu
tempat orang-orang tak saling mengenal dan repot dengan urusan sendiri..
seseorang mendatangi rooftop, menatap rembulan merah jambu sambil menunggu pagi ..
menunggu kokok ayam jantan yang tak akan pernah sampai ke telinganya ..
dia tahu di luar jalanan tidur
itu malam-malam mutung dan ngelangut

dalam keheningan dini hari
ada puisi dan sejumlah kalimat yang bisa dirasa angin
terbang menuju selatan
tempat ia pernah menggoreskan impian

ada hari-hari aku pernah sangat mencintaimu ..
ada rindu ingin bercerita apa saja .. yang tak pernah terjadi ..
itu adalah hari-hari warna sephia ..
dan perjalanan-perjalanan yang membekukan tulang  ..
dan supir taksi yang memperhatikan dari kaca depan ..
mutiara menguntai ..

kadang-kadang aku tak lagi mengenali jalan,
meski itu adalah kelokan yang sama,
lintasan yang selalu kulalui hari demi hari.
udara bergerak, pepohonan tegak.
orang-orang hilir mudik
angin merundukkan dedaun ..
ada harapan terasa begitu jauh
itu adalah hari ketika pedih mengeringkan airmataku

aku tak tahu apakah kamu melacakku, ku menduga tak pernah ..
seperti katamu, tak ada aku dalam imajinasimu
aku membikin hatimu iritasi .. yang kemudian kusadari dengan resah
pengertian yang belum berkembang .. perasaan yang bisa keliru
hal-hal yang tak bisa kuterjemahkan .. keterbatasanku ..

aku sudah berhenti melacakmu ..
itu membikinku lebih tenang melepaskan doa
tak lagi tergesa dan merasa demikian tak berdaya
supaya kita dapat menetap dalam hujan, sendiri-sendiri

vivaldi sudah tak membuatku sesakit dulu .. juga ismail marzuki ..
sahabatku bilang, patah hati membikin tabungannya surut ..
patah hati membikinku jadi pujangga, ujarku .. dan bikin aku bangkrut
sahabatku tertawa dan berkata dia menyayangiku
aku tahu..jawabku..

aku bermimpi tentang mimpi
di suatu kelak yang akan berlari mendekati
itu seperti mengejar cakrawala..
sejauh apapun kau ingin menggapainya ..
ia terus tak bisa kau dekati
kelelahan akan perasaan sendiri
dan memahami ada batas dalam keterbatasan yang sulit kau pahami

hari-hari berlalu...
senyap..
kemudian lenyap
hari-hari berlalu

Minggu, 25 November 2012

terimakasih, book fair !!



aku mengingatnya dengan detail yang sempurna.

kejadiannya pertengahan juni. aku baru saja naik kelas 4sd. seminggu sebelumnya pada acara tutup tahun aku naik panggung karena ranking 1. liburan telah dimulai, buku pelajaran baru sudah dibeli. beberapa hari lagi kami akan liburan di malang. ibu menyeling liburan sekolah kami, antara ambarawa dan malang. sebelum berangkat liburan semua perlengkapan sekolah mesti disiapkan dan harus beres supaya ketika pulang ke jakarta tak lagi repot dan ubyek urusan sekolah.
  
di depanku tampak tumpukan buku pelajaran, penggaris, gunting, dan selotip. ibu sedang mengajariku menyampul buku. ia mencontohkan tiga atau empat buku. aku memperhatikan dengan telaten. Mengikuti sambil mengamati  bagaimana ibu mengukur, melipat dan menggunting sampul mika berbentuk gulungan. sambil menyampul buku ia cerita tentang masa kecilnya, ayahnya, kakekku mengajarkannya menyampul buku di kelas tiga sd.

aku dan ibu menyampul buku. ia merapikan lipatan yang kubikin, menindasnya dengan penggaris supaya rata dan lekat. ibu hebat, dia tak perlu penggaris untuk menggunting lurus-lurus. tempelkan guntingmu pada gulungan plastik mika, ujar ibu sambil menyontohkan, dan gerakkan gunting menempel pada gulungan plastik, maka hasil guntingannya akan lurus.

kami punya banyak gunting untuk menjaga ketajamannya. ada gunting khusus untuk kain, gunting khusus untuk dapur, gunting khusus untuk prakarya, gunting khusus untuk plastik dan kertas. ibu tak suka melihat benda-benda berceceran, ia mau setiap benda berada pada tempatnya supaya ketika perlu langsung ketemu karena tak perlu pusing mencari-cari. 

di masa kecil aku sering bertengkar dengannya karena tak pernah suka ibu yang sering merapikan kamarku. aku suka membiarkannya berantakan sebetulnya, karena dengan cara itulah imajinasi menggerakkanku untuk berkarya, betapapun kecil dan sepele.

ibu mengingatkanku untuk tak sibuk membaca, asik mengamati pelajaran apa yang akan kuterima nanti di kelas 4 sd. kata ibu, baca-bacanya nanti saja setelah semua tersampul rapi. hari itu aku juga menyampul buku-buku cerita, banyak jumlahnya, itu adalah hadiah kenaikan kelas.

aku melihat buku-buku cerita masa kecil yang dibelikan ibu setiap bulan serta buku-buku hadiah pada masa kenaikan kelas dalam sebuah stand di book fair senayan november 2012 ini. itu sebabnya aku mengingat suatu sore yang manis, waktu ibu mengajariku menyampul buku. sebagian buku-buku masa kecilku sudah berpindah tangan.  aku ingat ibu mengumpulkan majalah bobo dan bertanya majalah mana saja yang boleh diberikan ke orang lain.


itu sudah jadi kebiasaan, menyampul buku. selalu ada gulungan plastik mika di rumahku, itu otomatis seperti kamu mandi dengan sabun dan keramas dengan shampoo. 

itu juga sudah jadi kebiasaan, menyumbangkan buku. 

setahun lalu aku memiliki penghasilan tambahan sebagai guru les. orangtua muridku memberikan banyak sekali buku. sebagian sudah disumbangkan, sebagian masuk dalam perpustakaan pribadi di rumah. aku ingat membuka kardus-kardus  hadiah itu dengan penuh semangat. menyortirnya, mana yang cocok untuk bacaan tempat ini dan tempat itu, kemudian mengirimnya. 

membayangkan orang lain gembira karena bisa membaca dan punya bacaan baru sudah membikin hatiku senang.

aku selalu menerima paket belanjaan buku online dengan gembira. di depan pagar berdiri mas-mas delivery sambil berteriak florentiaaa...aku juga gembira ketika ngubek-ngubek lapak buku dan menemukan harta karun : buku yang ada dalam daftar wish list-ku, apalagi jika harganya masuk akal. 

dan bookfair membikin hatiku gembira berkali-kali lipat. 

kamu tahu, ada banyak sekali buku dijual murah pada setiap kesempatan bookfair. aku biasa menyediakan sejumlah uang tertentu untuk dibelanjakan bagi orang lain. dengan uang seratuslimapuluh ribu aku bisa mencarikan 12-17 buku bermutu untuk dibagi-bagi, padahal kalau kamu membelinya di toko buku pada hari-hari biasa, dengan uang sebesar itu, hanya 5-7 buku yang bisa dibeli. 

bagi diriku sendiri, book fair adalah lautan yang tenang, riuh sekaligus ribut. kalau kamu tenang dan kalem, punya tenaga lebih untuk tak kehilangan minat ngubek buku, maka ada banyak harta karun yang bisa kita temukan. itu seperti menemukan tangkapan yang bagus, kemudian memasaknya dirumah dan dinikmati bersama orang-orang tercinta, begitu rasanya : hangat, rasa bahagia itu tahan lama. 

karena punya kebiasaan menggoreskan tulisan di setiap bukuku, aku jadi punya banyak kenangan tentang tahun-tahun silam. aku ingat membeli surat dari palmerah-nya seno gumira di bookfair tahun 2006, itu bulan kedua aku magang di majalah dan dapat tugas liputan sekaligus datang ke acara bedah buku filsafat fragmentaris.

juga ada tulisan tanganku sendiri : pergi sama manda. ini mengingatkanku sewaktu belanja buku gila-gilaan dengan sahabatku dari smp yang tinggal di singapura dan berlibur di jakarta, amount-nya sampai tiga juta..itu sungguh hari-hari gila-gilaan, november 2011 lalu. kami berburu buku murah di gramedia melawai dan gramedia semanggi. novel-novel seharga sepuluh hingga tigapuluh ribu. juga novel-novel bahasa inggris seharga limapuluhribuan.

di buku yang lain ada tulisan : ditemani marsy. aku ingat dalam kepayahan dan tergopoh-gopoh berjalan kaki dari istora senayan (oh ya waktu itu aku belum sembuh benar dan masih sering kelelahan ketika bepergian) menuju FX untuk mencairkan uang di ATM karena gak bisa gesek kartu di stand-stand bookfair. buku-buku yang kubeli waktu itu untuk kepentingan skripsi, tentang feminisme, filsafat, semiotika dan sejenisnya. tak ada novel yang terbeli karena uang yang kusisihkan untuk belanja buku habis untuk buku-buku tersebut.

juga ada tulisan : pergi dengan putri dan debbie setelah terjebak hujan dan gak jadi hunting foto. ini juga mengingatkanku tentang kenangan lain. 

hari itu ibu menyita kartu ATM, sebab ada berita ngeri tentang perampokan di dalam taksi di kawasan radio dalam – pondok indah. aku bawa uang seadanya. karena hari itu hujan maka hunting foto gak jadi, aku memutuskan pergi ke bookfair, belanja buku dengan uang seadanya yang nyelip di dalam dompet. 

setelah memilih empat buku di stand obor : sampar – alber camus, catatan dari penjara perempuan – nawal el saadawi, mademoisselle fifi – guy de maupasant, penderitaan pemuda werther – goethe, aku berkata kepada kasir supaya dihitungkan dulu dengan kalkulator,karena aku khawatir tak ada cukup uang dalam dompetku. kamu tahu hai kawan, itu adalah hari yang baik dan aku percaya ada banyak orang baik. 



 aku terkesan sekali dengan si bapak yang berada dalam stand obor. terimakasih pak (mungkin kamu yang datang ke bookfair kali ini dan mengunjungi stand obor juga menerima kebaikan hati tersebut). mungkin dia mengira aku gak punya uang untuk membayar buku, mungkin dia mengira aku pemberani karena meminta dihitungkan totalan belanja dengan kalkulator sebelum deal membayar harga-harga buku tersebut, entahlah. dia menghitungkan kembali harga buku-buku tersebut dan memberikan diskon yang membikin aku senennnggg banget. untuk keempat buku itu dihargai seratus lima ribu rupiah.. kejadiannya hari selasa.

empat hari setelahnya aku memutuskan datang lagi ke obor, ditemani tetanggaku yang menyenangkan, agnes yang baru duduk di kelas 3 sma dan ingin cari hadiah bagi kawannya. oh ya.. kamu tentu saja bisa nabung beli buku di bookfair buat hadiah bagi kawan-kawanmu besok-besok. dan bookfair surga buat pedagang online shop.

aku datangi lagi stand obor dan menemukan banyak sekali novel-novel sastra seharga sepuluh ribu. itu adalah novel-novel yang masuk dalam wish list ku tapi belum sempat terbeli sejak tiga tahun lalu ketika mulai serius mencari bacaan bermutu. well aku punya list panjang tentang buku bacaan dan makin hari makin tambah panjang, sehingga sulit rasanya membeli semuanya sekaligus. rasanya luar biasa menemukan bacaan yang kau idam-idamkan dengan harga yang membikin hatimu melonjak senang. sungguh. obor luar biasa banget deh .. 


 aku ketemu banyak harta karun di stand lain juga donk. resep-resep seharga sepuluhribuan dari stand gramedia. dari serambi banyak kudapatkan buku-buku yang memang kuincar tapi uangnya selalu tak cukup untuk membeli semua-mua yang kuinginkan, kalau aku beli di toko buku tanpa diskon, angkanya akan mencapai satu digit, tapi karena diskon besar di bookfair aku bisa hemat banyak, itulah mengapa aku mengandalkan bookfair untuk melengkapi koleksi bukuku, terutama untuk mengisi kembali buku-buku yang dihilangkan orang-orang, sebetulnya itu membikin jengkel, karena statusnya dipinjamkan, tapi gak balik, dan gak setiap buku yang dipinjamkan itu bisa dibeli lagi, bukan karena gak ada uangnya, tapi sudah gak ada barangnya. 

setelah berjalan dan keliling selama tigasetengah jam, jempol kaki gepeng dan tangan seperti teriris karena kantong kresek buku sudah terpuntir-puntir akibat beratnya buku, kami beranjak pergi. tapi ohh tapi.. mataku gak bisa berhenti lihat buku-buku di periplus..ohh noo..tetep mahal. dan beralihlah kami ke stand Books yang menjual buku-buku berbahasa inggris dalam beragam kondisi. yess ketemu harta karun lagi donk..dengan harga yang masuk akal.

biasanya,kalau gak sabar baca novel-novel berbahasa inggris, aku mengandalkan periplus, times dan kinokuniya – karena pasti barangnya ada. tapi karena kendala dana, tentu saja website amartapura dan books centre jadi andalanku. khusus books aku belum pernah belanja online. oh ya, ciri-nya books itu menggunakan stiker bulat berwarna-warni sebagai penanda harga itu lho.. kalau beli di books, memang harus sabar dan punya waktu untuk ngobrak-abrik buku, pasti ketemu harta karun !!


 ternyata setelah tiba di rumah, ada banyak sekali novel berbahasa inggris yang kubeli dari books..sungguh senang, rata-rata novel yang kubeli dari books seharga 25ribu – 50 ribu. itu angka yang bagus ketimbang beli yang baru seharga 88ribu – tigaratusribuan untuk buku baru (ahh ternyata bukan harga murah yang bikin aku beli, setelah ngecek ada banyak juga novel baru berbahasa inggris yang aku beli di kinokuniya dan teronggok belum terbaca).


what will you read today fellas?


ehh meski dapat banyak buku, hari ini aku baca the wonderful wizard of oz –nya L. Frank Baum, yang aku beli di TGA senayan city seharga empat puluh ribu keluaran collins classic. hari itu 11 agustus 2012 bikin hatiku sakit. kawan-kawan menunggu di senayan city kemudian kami cari tiket pesawat murah untuk terbang ke bali. soalnya hatiku sakit hari itu, 11 agustus 2012. setelah besar serta mampu membaca dalam bahasa Inggris, aku makin terkesima dengan novel anak-anak ini. 

magnificent !!